JOGETAN DI PAGI HARI
Pagi ini, seluruh siswa/i sangat bahagia dan bergembira, suara ketawa-ketiwi, suara nyanyian, suara para cewek ngerumpi, sehingga membuat kelas sangatlah terasa ramai.
"Abang pilih yang mana
Perawan atau jandaa~~" teriak Verrel dan Bramasta dengan jogetan dangdut mereka."Tangannya diatas semua!" seru Verrel yang ajakannya diikuti oleh para murid.
"Asek, asek jos!!!" sahut para murid didalam kelas.
"Hoe...E...Ea..eaa.."
"Tak dung, tatak dung..dung"
Beberapa para murid menepuk meja yang membuat suasana kelas semakin ramai dan seru.
"Perawan memang cantik,
Janda lebih menariiikk."Seisi kelas 12 Mipa satu tertawa terbahak-bahak melihat tingkah laku Bramasta dan Verrel.
"Bukan teman gua anjir." cela Lisa disela-sela tawanya.
Verrel menuju arah Gilang, ia mengusap pipi gilang dengan berjoget kesetanan.
"Woelah Lang, lo ternodai." sindir Zuhra dengan tawanya yang sangat puas.
Gilang yang melihat Zuhra kembali tertawa, ia merasa bahagia melihat senyuman gadis tersebut.
"Stop! Dasar cogil!" tegas Gilang menghempas kasar tangan Verrel dari pipinya.
"Money dulu sugar daddy." goda Verrel sambil mengarahkan telapak tangannya.
Gilang mengeluarkan uang selembar berwarna merah dari dompetnya dan memberikannya ke Verrel.
"Kenapa teman lo? pagi-pagi gini kayak orang kesurupan." ujar Gilang dengan wajah yang bergelidik ngeri.
"Biasa, sakit jiwanya kambuh." ujar Bastian dengan cueknya, baginya sudah tidak asing lagi jika Verrel bertingkah laku aneh.
Disela-sela mereka ketawa ketiwi, ponsel milik Zuhra berdering, ia keluar kelas dan menjawab panggilan tersebut.
"Hallo Ma, ada apa?" tanya Zuhra dengan nafas tersengal-sengal, akibat tertawa bersama teman-temannya.
"Zuhra pulang sekolah jangan keluyuran, cepat pulang ya, kita mau kumpul bersama keluarga papa." ujar Raisa dan mematikan ponselnya.
Setelah menjawab telepon mamanya, ia kembali ke kelas dan melanjutkan menonton aksi Bramasta dan Verrel.
~~~~••~~~~
"Aldara, Zuhra buruan! nanti kita telat dinner bareng family papa." teriak Raisa kepada kedua anaknya dari lantai bawah.
"Ya Ma, ini mau turun." teriak Zuhra dan Aldara bersamaan. Setelah melakukan perjalanan sekitar tiga puluh menitan, akhirnya mereka sampai juga dirumah nenek, kakek dan mereka disambut baik oleh Family Smith.
"Eh cucuku sudah tiba." ujar Elena menghampiri cucu-cucunya.
Zuhra dan Aldara memeluk dan mencium sang nenek dan kakek,
"Ayo nak masuk, kita langsung dinner aja, pasti udah pada lapar." ujar Edgar selaku sang kakek. Mereka memakan dan meminum hidangan yang sudah
disediakan oleh Family Smith."Mommy, Kevin izin nitip anak-anak ya selama seminggu, soalnya ada urusan pekerjaan, sekalian honeymoon." ujar kevin menatap kedua orang tuanya.
"Dengan senang hati anakku." ujar Elena dengan raut wajah gembira.
"Oh jadi ini alasan kenapa Mama dan Papa ajak kami kerumah Nenek dan Kakek?" sindir Aldara menatap curiga kedua orang tuanya.
"Anak-anakku kalian yang akur ya dan kamu Zuhra jangan cari masalah dirumah ini." ujar kevin menekankan kalimatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]
Jugendliteraturkisah ini menceritakan seorang anak perempuan cantik dan baik hati, namun hidupnya penuh penderitaan anak perempuan yang jiwanya sudah mati, anak perempuan yang selalu dituntut sempurna, anak perempuan yang tidak tahu harus pulang kemana apa itu b...