"Aku menyayangimu pa, aku sangat merindukanmu pa. Aku pengen banget, melihat senyummu, tawamu dan berada di dalam pelukanmu. Papa akan selamanya menjadi orang yang selalu kurindukan disetiap saat dan tak pernah terlupakan."
~Zuhra Zhalyla~
Siang hari ini, matahari sangat terik. Siapapun yang keluar disiang hari, akan merasa kepanasan. Banyak orang yang diluaran sana, menggunakan berbagai cara agar tidak terlalu terkena papar sinar matahari.
"Kak Fadlo" gumam Zuhra yang baru saja turun dari ojol. Matanya menangkap laki-laki jangkung yang baru saja keluar dari toko buku.
Dengan terburu-buru, Zuhra mengejar laki-laki yang selama ini dia cari. Rasa sesak, kesal, dan benci kembali muncul dihatinya.
"KAK FADLO!" teriak Zuhra yang berusaha mengejar lelaki tersebut. Fadlo yang merasa ada seseorang memanggilnya, dia membalikan badannya dan menangkap sosok Zuhra di belakangnya.
Zuhra menatap tajam dan tatapan yang penuh akan kebencian terhadap Fadlo.
Fadlo menatap sinis Zuhra
"Eh, ada si brokenhome nih. Kenapa manggil gua?" tanya Fadlo dengan seringainya.
"Enak banget ya hidup lo, lo yang udah nyelakain kakak gua, terus ngomporin para siswa/i bahwa gua pembunuh. Jadi orang bertanggung jawab, bukannya malah nyebar fitnah!" kesal Zuhra dengan mengebu-gebu dan mata yang penuh amarah.
"M-maksud lo apa?" tanya Fadlo, yang tak menyangka dengan ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Zuhra.
"KARENA LO, GUA DICAP PEMBUNUH! KARENA LO SEMUA ORANG BULLY GUA! GUA HABIS DITANGAN KEDUA ORANG TUA GUA! GUA HABIS-HABISAN DICACI MAKI SAMA SEMUA ORANG! PUAS LO?" teriak Zuhra dengan mengeluarkan semua unek-uneknya yang telah ia tahan selama ini.
"Lo tau ga sih kak? gimana menderitanya gua selama ini? sementara lo, seenaknya aja pindah sekolah dan ngilang tanpa rasa bersalah sedikitpun." ujar Zuhra dengan air mata yang lolos begitu saja. Sudah cukup lama dia menahan semua penderitaan yang telah dibuat oleh Fadlo.
"Lo kira gua peduli? HAH!" pekik Fadlo, yang membuat Zuhra sedikit terkejut.
Aldara yang sudah mempunyai janji dengan Fadlo, dia kaget ketika sampai dilokasi melihat Zuhra dan Fadlo saling adu mulut.
"ZUHRA ZHALYLA!" teriak Aldara menghampiri Zuhra dan Fadlo.
Plak
"Lo gapantas, ngomong kayak begitu sama Fadlo!" kesal Aldara yang baru saja melayangkan tamparan, tepat dipipi mulus milik Zuhra.
"Kak, sadar kak. Dia yang udah ngecelakain kakak, bahkan dia juga hampir memperkosa kakak!" teriak Zuhra dengan emosinya yang sudah menggebu-gebu.
Aldara dan Fadlo menyeret Zuhra kedalam mobil dan membawanya kejalanan yang sangat sepi.
Aldara dengan kasar menarik Zuhra keluar dari mobil dan mendorongnya dengan sekuat tenaga. Yang membuat lutut Zuhra lecet, akibat gesekan aspal.
"LO SADAR GASIH? SEMENJAK LO MUNCUL DI KEHIDUPAN GUA, GUA JADI TERSIKSA!"
"LO PANTAS MATI ANJING! GUA SENANG, SENANG BANGET KALAU LO MATI. MAMA, PAPA, KAKEK, BAHKAN TEMAN-TEMAN SEKOLAH BENCI SAMA LO!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]
Jugendliteraturkisah ini menceritakan seorang anak perempuan cantik dan baik hati, namun hidupnya penuh penderitaan anak perempuan yang jiwanya sudah mati, anak perempuan yang selalu dituntut sempurna, anak perempuan yang tidak tahu harus pulang kemana apa itu b...