39. A pair of wounds

54 3 1
                                    


"APA YANG BIKIN KAMU MERASA KEHILANGAN? AKU AKAN LAKUKAN."

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹






HAPPY READING
MAAF LAMA BGT YA


💚💚💚








Di atas motor Afkar tengah memboceng Ica, gadis yang tengah memakai dress putih tulang, rambut hitam dan ikal, serta heels sebagai alas kakinya. Pemilik nama Risa Rayadinata itu lebih senang bertanya daripada harus menceritakan dirinya sendiri, termasuk bertanya tentang hal yang menarik untuk Afkar.

"Hmm Kak gue mau nanya, apa yang bikin lo tertarik sama satu hal di hidup lo?"

"Nggak ada sih, hidup gue semuanya tentang luka." Afkar tertawa ringan.

"Nggak mungkin, hidup itu punya siklus nya Kak."

Afkar tidak lagi bicara, keduanya tampak menciptakan keheningan. Namun, gadis yang tengah Afkar boncengi iy kembali bertanya setelah dua menit saling diam.

"Kak, boleh nggak gue tau satu hal tentang lo?"

"Iya, apa?"

"Apa yang bikin lo susah move on dari mantan Kak Afkar?" tanya Ica.

"Ha? Apa?"

"Lo masih mikirin mantan kan Kak? Kenapa susah di lupain?" tanya sekali lagi.

"Orang yang benar-benar mencintai tidak akan pernah bosan untuk mencintainya lebih lama lagi." Afkar mempertegaskan kalimat tersebut.

"Kalau seandainya lo di bikin jatuh cinta sama perempuan lain gimana? Nggak ada yang mustahil Kak."

"Ya nggak apa-apa, itu tandanya gue harus tetap menjalani hidup gue ke depannya. Tuhan tau kok apa yang gue butuhkan." Afkar memperlambat motornya saat ia sudah memasuki wilayah perumahan Ica.

"Jadi rumah lo sebelah mana, Ca?" tanya Afkar sembari melihat kesana kemari.

"Belok kanan ke sana." Ica menuduhkan arah rumahnya.

Mengantarkan Ica sampai rumah adalah tugas dia sebagai seorang lelaki yang tidak bisa membiarkan perempuan pulang sendiri dalam keadaan apapun.

"Kak makasih atas waktunya, jadi kita udah jadi temen ya Kak?" Ica mengacungkan jari kelingking nya dan meminta Afkar untuk menautkan dengan jari kelingking miliknya.

"Iya Ica, gue balik ya." Afkar kembali melajukan motornya usai melepaskan jari kelingking yang sudah bertaut dengan jari kelingking Ica.

Di pertengahan perjalanan ia menghentikan motornya sejenak, pedagang lampu tidur itu menarik perhatian Afkar. Ia tersenyum hangat seperti mengingat dengan satu hal yang tak asing di hidupnya.

Ia menghampiri pedagang tersebut, melihat sebagian dari lampu itu. Hanya satu yang ia ambil, berbentuk mawar merah yang mampu menarik perhatian lelaki itu.

[××××]


Gladys mengupas satu mangga untuk ia masukkan ke dalam blender, tak sengaja Afkar memperhatikan gadis itu dari ambang pintu.

Tiba-tiba salah satu jemari gadis itu tergores pisau pada jari telunjuknya, mengukir segurat luka yang membuat sebercak darah menetes ke bawah lantai.

"Sffttt..Aw," rintih Gladys.

"Makanya hati-hati dong." Afkar segera menghampiri Gladys.

Ia menggenggam telapak tangan Gladys hanya untuk menyuruhnya mencuci luka tersebut.

A PAIR OF WOUNDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang