36. A pair of wounds

61 5 1
                                    


"JATUH CINTALAH DENGAN TIDAK SENGAJA, KARENA JATUH CINTA YANG SEBENARNYA TIDAK PERNAH DI RENCANAKAN."


..
..
..
..
..
..
..
..
HAPPY READINGGGGGG!!!!❤️




🥀🥀🥀









Siapa sih yang tidak ingin memiliki keluarga yang harmonis, semua orang pasti ingin memilikinya. Mereka yang sering pergi dari rumah bukan karena mereka anak nakal, bukan karena mereka senang di luar rumah, bagi mereka meninggalkan rumah membuatnya lebih baik.

Seperti sore ini Afkar menemui Gerry yang berada di tempat tongkrongan biasanya. Di atas meja itu sudah di hidangkan dua gelas cappucino dan sepiring kecil roti cokelat, meski bukan bersama Lia tetapi aroma cokelat yang berasal dari roti itu mengingatkan nya pada gadis pemilik rambut cantik yang kini sedang tidak ada di rumahnya.

"Lia aman Kar??" tanya Gerry pada pertengahan obrolan.

"Kemarin gue ketemu, aman lah."

Sudah lima jam keduanya duduk di sana, sekadar berbincang dari berbagai pembahasan. Afkar tidak suka menceritakan keluarganya, lelaki itu lebih suka menceritakan apa yang membuatnya senang semisal menemukan makanan kesukaannya, lagu favoritnya, tentang mata kuliah yang di sukai, atau tentang Lia.

"Kar, gue mau ngenalin lo ke temen gue, mau nggak?" tanya Gerry yang sedang mengaduk segelas cappucino.

"Cewek?" Afkar bertanya kembali sembari mengunyah.

"Iya, cantik kok baik juga orangnya, agak lugu gitu. Mau yah?" tanya Gerry mengangkat alisnya dua kali.

"Boleh aja, tapi kenapa lo tiba-tiba mau ngenalin gue ke temen lo? Nggak ada maksud lain kan?" Afkar memicingkan matanya serupa membaca pikiran Gerry.

"Nggak sih, siapa tau aja lo suka sama dia," katanya tersenyum.

"Ohh lo mau comblangin gue? Hmm gue masih sayang sama Lia Ger," jawab Afkar tersenyum miring.

"Tau kok, gue tau banget sesayang apa lo sama Lia. Gue Cuma mau ngenalin aja. Lo harus tau dia orangnya lemah lembut." Gerry berusaha mengalihkan pikiran Afkar pada gadis yang belum di kenalkan.

"Iya boleh aja. Nambah temen kan bagus Gerr," ucap Afkar berdeham.

Sampai kapanpun Afkar tidak akan jatuh cinta untuk kesekian kalinya lagi. Tidak mudah bagi Afkar untuk mendapatkan seseorang yang bisa menerimanya dengan segala kekurangan yang ada padanya.

Sebelum bersama Lia ia pernah menjalin hubungan selama satu tahun dengan teman satu SMAnya tetapi sangat di sayangkan hubungan nya tidak berlanjut karena prihal keluarga Afkar yang terlalu keras.

Perempuan itu mengatakan bahwa dirinya tidak suka dengan latar belakang Afkar. Di kenal memiliki keluarga yang toxic, membuat perempuan itu menjadi ketakutan.

Sejauh ini yang bisa menerima dirinya dengan sisi buruk seorang Afkar hanya Lia. Perempuan yang paling bisa memahami bagaimana latar belakang dirinya sebagai anak yang tidak bisa merasakan hangatnya keluarga lagi.

Meskipun keduanya sama-sama dari keluarga toxic setidaknya mereka mempunyai impian yang sama, mereka menginginkan keluarga yang harmonis di masa depannya nanti.

[××××]

Afkar menatap kosong sebuah papan tulis, ia merasakan waktu yang selama ini di jalani sebagai mahasiswa terasa lebih singkat. Dalam waktu dekat ini Afkar dan teman seangkatannya akan menghadapi ujian tengah semester.

A PAIR OF WOUNDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang