1. A pair of wounds

193 10 0
                                    

"Jika di pertemukan kembali, mungkin saja Tuhan punya maksud lain."













Hari ketiga ospek Lia datang dengan seragamnya basah kuyup, seperti sudah kecebur ke dalam air. Lia menggerutu kesal sepanjang jalan, entah apa yang sudah terjadi padanya.

Penampilan Lia kini mengundang banyak pasang mata yang memperhatikannya, gadis itu mendengar beberapa ledekan dari mahasiswa dan mahasiswi, belum lagi suara tawa dari mereka yang membuat dirinya menggertakkan giginya.

Ia menatap sekelilingnya sangat kesal, ingin rasanya gadis itu pergi jauh dan berharap tidak lagi kembali ke kampus tersebut.


"Niat ngampus nggak lo?" pertanyaan itu membuat Lia menghela napas, gadis itu mengedarkan pandangannya.

Ia melihat ada Afkar disana tepat berada di posisi paling belakang, lelaki itu hanya diam bergeming. Lia mendelik pada lelaki itu, berusaha untuk menahan emosinya yang hampir meledak.

Deasy berucap. "Jawab!!" Lia menghembuskan napas sebelum akhirnya menjawab. "Niatlah. Tadi ini tuh---" ucapan Lia terpotong. "Sstttt. Siapa yang nyuruh lo jelasin?" Deasy menaruh kedua tangannya di depan dada kemudian kembali membuat jarak antara dirinya dengan Lia.

Salma yang tak sengaja melewati kegiatan ospek hari itu dirinya mendekat ke arah Lia lalu menyentuh seragamnya yang basah. Ia menatap Lia penuh kekhawatiran, perempuan itu menatap Lia tak tega.

"Kenapa bisa kayak gini?" Lia akhirnya di beri kesempatan untuk menjelaskan.

"Ayah saya yang sudah buat saya seperti ini. Saya.. saya..." bicaranya menggantung ketika menatap banyak pasang mata yang terlihat senyum menyeringai. Salma menggapai tangan Lia yang sudah kedinginan.

"Yaudah, lo ganti baju aja dulu ya. Yuk gue anter."

Deasy yang sedari tadi memperhatikan keduanya tiba-tiba menahan bahu Salma. "Kak, dia nggak disiplin. Gue mau kasih hukuman."

Salma menepis secara kasar. "Sorry, jangan mentang-mentang lo kakak pembimbing mereka sampai lupa cara memanusiakan manusia." tegasnya seperti itu. Deasy membiarkan keduanya pergi. Ia mengangguk sebagai tanda memahami.

[××××]

"Lia, gue ikut duduk ya?" Salma sudah mengetahui nama gadis itu sejak tadi pagi, ia duduk di hadapan Lia sembari menaruh semangkuk mie instan dan segelas matcha dingin.

Lia hanya memberi satu anggukkan tanpa mau bicara, sesingkat itu Lia kepada orang baru. Padahal di SMA ia tidak seperti itu, mungkin karena belum menemukan yang sefrekuensi.

"Lia, nggak makan?" Salma melahapkan satu suap lilitan mie instan di garfu.

"Nggak, cukup kopi aja."

"Hmm gitu, lebih suka ngopi ya?" Salma berusaha menghangatkan suasana hari itu.

Seseorang datang tanpa suara, bertepatan di sebelah Lia ia duduk sembari memandang Salma. Aroma parfum lelaki itu terhirup oleh panca indra Lia.

Terlihat dari postur tubuhnya, tinggi, putih, wajahnya cukup bersih, tidak ada sama sekali jerawat yang bersembunyi, rambutnya pun tak kalah keren, seperti taehyung bts. Menurut Lia, mungkin biasa saja.

"Kak." Lia memanggil lelaki yang bisa di bilang juga Kakak tingkatnya. Lelaki itu menoleh, mengangkat kedua alisnya sebagai bentuk respon.

"Parfum lo nyengat Kak." Berulang kali gadis itu menyapu bagian hidung oleh jemarinya.

"Siapa lo?" tanyanya dengan kerutan di dahinya.

Deasy yang sedari tadi langsung tertawa pelan, ia mengalihkan pandangannya. Sementara Lia berdecak kesal memperhatikan sikap orang orang-orang di dekatnya itu, ia beranjak sebelum akhirnya kembali mengarah ke arah orang di sebelahnya.

"Seharusnya lo mikir, lo kesini mengganggu waktu gue!" hanya sekilas Lia menatap Salma dan Deasy, kemudian ia pergi.

Salma menghela napas lalu menatap Kevin, lelaki yang saat itu duduk di samping Lia.

"Kenapa Salma?" tanya Kevin.

"Kasihan tau, Lia jadi pergi gara-gara kamu." Salma mengernyitkan dahinya.

"Ya habisnya dia bilang, parfum Aku nyengat gini. Padahal ini tuh wangi banget." Kevin mencium kain baju dirinya secara tak beraturan. Salma sekedar menggelengkan kepalanya kemudian kembali menyantap mie instan.



Di lanjut boleh kali hihi

Jangan lupa votenya ya,
Makasih sudah mampir.
Boleh juga di follow akun ini
Boleh juga berteman di sosmed Aku.

Ig. @maissylst__
Twitter @maissylst___

(Afkar Pranata Bagaskara.)
(Gracelia Putry Maretta.)

A PAIR OF WOUNDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang