18. A pair of wounds

77 2 0
                                    

"If you love the someone, say now! Cause were never know, what occour in day tomorrow."








Mengingat kejadian hari lalu, Afkar berniat untuk mengadukannya pada dekan mengenai Kevin yang melakukan pelecehan terhadap Salma. Di temani Gerry yang mengekor dari belakang.

“Pak ini nggak bisa di biarin, Pak.” Afkar berucap di setengah pembicaraan.

“Baik, akan bapak tindak lanjuti kasus ini, terima kasih Afkar sudah berani melaporkan mengenai masalah yang sangat sensitif ini. Sebab, ini masalahnya sudah terlalu jauh.”

“Saya harap bapak bisa melaporkannya juga pada pihak kepolisian, agar tidak akan ada lagi yang menjadi korban.” Afkar mempertegas ucapannya.

“Di serahkan ke pihak polisi atau tidak nya, bapak kurang tahu, karena itu bukan menjadi tanggung jawab kampus."

Afkar menghela napas, kemudian memohon pamit untuk kembali ke kelas.

[××××]


Lia menghadang Salma untuk menemui Afkar yang sedang bicara serius dengan Kevin, untuk kali pertamanya Salma marah. 

“Afkar!”

“Kak, biarin mereka bicara berdua dulu.”

“Lia, dia udah bikin Kevin malu.”

“Kak Salma, dia udah ngelecehin Kak Salma loh.” Lia berdecak kesal sembari menggelengkan kepalanya.

“Lia, kamu nggak tau Kevin yang sebenarnya. Berhenti ngalangin jalan gue, Lia.”

Lia tetap menggelengkan kepala, Salma sudah berada di puncak emosinya hingga ia tak sadar mendorong Lia ke arah samping.

BRUGHHHH !!

 

Tubuh Lia terpental, siku tangannya membentur pot tanaman yang tidak jauh dari keberadaan mereka. Tentu saja suara rintihan kecil itu menyaut di mulut Lia.

“Liaaa.” teriak Afkar kemudian berlari ke arah Lia.

Salma menarik pergelangan Kevin untuk ikut bersamanya, sembari mengucap, “Sorry ya Lia.” Afkar dan Lia sekedar menoleh hingga membiarkan keduanya pergi.

“Salma dorong lo?” tanya Afkar sembari mengulurkan tangannya.

“Kar, udah lah besok-besok nggak usah urusin mereka lagi,” ucap Lia beranjak dari duduknya dengan meraih telapak tangan Afkar.

“Gue nggak suka aja perempuan di gituin Lia.”

“Gue ngerti, tapi kalau dia nolak buat di bantu, jangan di bikin ribet.” Lia masih kesal dengan sikap Salma yang selalu membela Kevin.

Lelaki itu terdiam sebelum akhirnya merangkul Lia untuk mengikuti langkahnya. “Yuk ahh ke kantin.”

[××××]


Gladys meminta Refal untuk menghubungi Afkar, karena atas moment malam itu, Afkar pergi dari rumah. Kabarnya ia semalaman tidur di rumah Gerry.

“Kenapa, Kar?” Gerry duduk di samping Afkar ketika di temui di lapangan basket.

“Bokap nyuruh gue pulang.”

“Bagus dong.”

“Ini pasti Gladys yang suruh, Gerr.”

“Udah, nurut aja dulu. Lo kan masih tanggung jawab bokap lo.”

Afkar tak ingin berlarut dalam soal itu, ia mengedarkan pandangannya pada sekitar hingga terhenti pada Lia yang tengah berjalan melewatinya.

A PAIR OF WOUNDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang