Benar saja keesokan harinya ada 5 orang lagi yang ikut dalam pendakian.
"Kamu gak mau ikut sayang?" Jesya memohon pada kekasih nya.
"Kemarin baru selesai buat tugas yang, jadi aku capek banget, maaf ya padahal aku mau.."
"Hilih. Kalau emang gak suka ya gak suka aja sih kak." Celetuk aksara.
"Dih sara mulutnya jelek banget." Protes ocie.
"Fakta kak."
"Sara jangan gitu dong sama kak ocie." Seperti biasa key akan menengahi jika aksara dan ocie mulai berdebat.
"Kak oci udah ada pacar gak usah kamu bela terus." Aksara protes.
"Kasian deh yang gak dibelain, makanya cari pacar." Ejek ocie.
"Lebih kasian kakak sih, punya pacar tapi gak dibelain." Aksara menjulurkan lidahnya mengejek roxie. "Weeeee..."
"Ih kamu ya."
"Eit eit eit.. udah ya sayang." Jesya pun menarik kekasihnya sebelum terjadi peperangan lagi antara ocie dan aksara.
"Udah-udah jangan berantem lagi." Januari juga kesal melihatnya. "Ntar malah gak jadi mendaki."
"Kasian deh sara gak ada yang belain dari tadi." Ejek ocie
.
.
.
Pendakian pun di mulai, satu orang paling depan sebagai penunjuk arah, di bagian tengah yang akan menjaga jika salah satu di antar mereka ada yang kelelahan sedangkan yang paling belakang penjaga.
Selama perjalanan pendakian terlihat key tidak fokus dan sesekali menengok ke arah bagian dalam hutan, aksara yang berada di belakang key pun sadar itu, mungkin penghuni hutan tengah mengawasi mereka.
Di tengah-tengah perjalan mereka pun berhenti untuk istirahat.
"Minum dulu key " Januari memberikan sebotol minuman untuk key.
"Makasih kak."
Entah kenapa kali ini aksara merasa kurang enak badan, seperti nya ia kelelahan kehabisan tenaga.
"Sara.." key menyerahkan botol yang sudah ia minum setengahnya. "Minum dulu."
"Udah ada kok." Tolaknya. Aksara meminum air yang ia bawa sendiri dari rumah.
"Butuh waktu 2 jam lagi untuk sampai pos berikut nya." ucap si penunjuk arah. "Semangat ya, dan fokus aja untuk sampai ke atas." Tambahnya untuk menyemangati semuanya.
"Yok bisa yok." Teriak jesya semangat.
.
.
.
Sepanjang perjalan menuju pos pos selanjutnya hingga mereka sampai di puncak sudah berkali-kali key di ganggu oleh penunggu hutan dan berulang kali pula aksara menyadarkan key agar fokus.
Mereka pun mulai mendirikan tenda, dalam satu tenda terdiri dari 3 orang, Januari key dan aksara dalam satu tenda, lalu pria lain nya satu tenda dan jesya lah yang bergabung dengan wanita lain nya.
Mereka mulai memasak makanan dan mulai menikmati api unggun malam itu sebelum subuh datang untuk mereka nikmati matahari terbit.
Key sudah merasa lebih baik berbanding terbalik dengan aksara, sejak tadi ia merasa gerah padahal di puncak gunung sangat lah dingin.
"Pake jaket mu sara, dingin loh."
"Panas kak." Tolak aksara.
Si penunjuk arah menatap aksara aneh, ya ada yang aneh terjadi pada aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Janji
FantasyAksara pikir kehidupan nya akan baik-baik saja, berjalan dengan santai seperti anak seusianya. namun tak ada yang tahu masa depan atau masa lalu seperti apa.