Takdir yang Rumit

44 7 0
                                    

Waktu yang singkat aksara pun bangun berjalan sempoyongan keluar kamar.

"Loh.." ucap aksara yang matanya saja masih sering di tutup. "Yang lain pada nginep?"

"Sini." Ghea mengulurkan tangan nya, dan dengan senang hati aksara menyambut menuruti arahan ghea yang mengajak nya duduk di sebelah ghea.

"Utututututu bayi baru bangun." Goda ocie gemas melihat aksara.

"Jadi pengen punya bayi juga." Ucap jesya asal.

"HUS!?" Keluh bunda dan ocie. "Masih muda, dinikmati dulu masa muda kalian." Tentu petuah dari yang lebih berpengalaman itu mujarab.

Aksara merebahkan kepalanya di bahu ghea.

"Masih ngantuk?" Ghea mengusap pipi aksara.

"Masih." Ucap aksara dengan mata tertutup. "Om-om yang tadi kok gak di usir?" Celetuknya.

"Om om?" Ghea pun melirik aditya yang tengah menatap nya dan aksara. "Itu kakak nya arum."

"Om om.." Agak nya aditya kesal mendengar dirinya disebut om-om. Sedangkan arum menahan tawa nya, meledek aditya.

Januari dan keysa juga memperhatikan  aksara dan ghea.

"Gimana nih, masak yang ngajak makan-makan malah ketiduran?" Ejek jesya.

"Maaf kak."

"Kok bisa sih sampe ketiduran gitu, ck." Januari sepertinya masih kesal, aditya tersenyum melihat nya.

"Nunggu janu sama keysa lama.." aksara mengucek matanya. "Jadi ketiduran."

Arum memperhatikan aksara, melihat setiap detail yang ada pada aksara.

"Segitunya kamu lihatin anak itu." Bisik aditya.

Arum menoleh dengan pandangan kesal tentunya lalu..

"AWH!?" Aditya mengeluh kesakitan setelah dengan sengaja arum menginjak nya.

"Kenapa nak adit?" Tanya bunda.

"Gak apa-apa bunda." Aditya memasang senyum terpaksa.

.

.

.

Setelah sadar dengan betul aksara mengajak keysa untuk berpindah tempat sebentar.

Keysa berulang kali menghela nafas belum siap dengan kenyataan lebih tepat nya.

"Key, maaf tadi itu aku bercandanya kelewatan." Aksara benar-benar merasa bersalah.

"Iya sara." Keysa kembali menghela nafas.

"Gimana ya, kamu tuh lucu banget tau, kaya pacareble banget."

Ghea datang merangkul aksara. "Iya kamu tuh pacareble, jadi pengen pacar deh." Ghea mencubit pipi kiri keysa. "Kita belum kenalan, aku ghea, aunty nya aksara."

Keysa terdiam sesaat memandang ghea dari dekat membuatnya merasakan sesuatu.

Keysa hanya mengangguk, Ghea mengalihkan padangan nya.

"Aunty tinggal ya." Ghea berpindah mengobrol dengan jesya dan ocie.

Arum dan aditya juga sedikit menghindar dari yang lain.

"Jadi anak itu yang membuat ku lepas dari jangkauan ayahanda?"

"Hmm."

"Memangnya setelah ini kamu tak akan kembali?"

"Maksud mu?"

"Kenapa?" Aditya sedikit heran. "Kupikir 2 mahluk setengah disana sudah memberitahu mu." Aditya menunjuk ghea dan jesya dengan dagunya.

"Jadi benar jika kita terikat dengan manusia kita harus memilih membawanya atau bersamanya?"

"Betul." Aditya melipat kedua tangan nya. "Dan.." melirik sebentar arum. "Jika dalam waktu 7 purnama kalian belum menyatu maka salah satu diantara kalian akan mati."

"Hah?" Arum menatap aditya tajam. "Kakanda bercanda kan?"

"Untuk apa aku bercanda? Sekarang pun aku juga terjebak dengan hal yang sama dengan mu." Aditya menghela nafas melihat ke arah januari. "Dari sekian banyak mahluk kenapa harus manusia."

Arum pun tertawa membuat beberapa mata tertuju padanya.

"Rasakan itu kakanda."

"Puas kamu hmm?"

"Sangat puas." Arum mengulurkan tangan nya. "Berdamai."

"Berdamai?"

"Karna akhirnya kakanda menerima karma."

"Dasar kamu ya." Aditya mengacak sedikit rambut arum.

"Emang boleh ya mantan pacar seharmonis itu." Ucap keysa asal.

Entahlah, aksara merasa sedikit kesal melihat itu.

Dengan cepat aksara berjalan menuju ghea lalu dengan sengaja pula aksara memisah arum dengan aditya.

"Maaf." Ucap aksara acuh.

.

.

.

Aditya kembali membungkuk meminta maaf pada bunda karna sudah membuat kekacauan.

Keysa pulang diantar jesya, karna mereka searah.

Ocie dan januari juga berpamitan kerumah masing-masing.

Ketika semua orang sudah pulang ghea dan bunda masuk dalam rumah, aksara yang paling terakhir menutup pintu.

"Adek.." panggil bunda saat aksara selesai mengunci pintu.

Aksara tidak menyahut melainkan berlenggang pergi menuju kamarnya.

"STOP PANGGIL AKSARA ADEK!" Teriak nya sebelum akhirnya aksara membanting pintu dengan keras lalu menguncinya.

Ghea bunda dan arum tentu terkejut, padahal tadi aksara masih baik-baik saja.

Bunda ingin mengecek ada apa gerangan dengan aksara namun ghea menahan nya.

"Biarin dulu kak."

Bunda pun mengurungkan niatnya.

Ikatan JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang