Setelah selesai kelas aksara membereskan semua yang ada di meja nya, melirik jam di tangan nya.
"Cuma beda 15 menit sama kelas nya bu arum lagi." Aksara kembali melihat chat nya dengan ghea. "Akhirnya tante satu ini pulang." Ia bergegas keluar kelas.
"Sara.." keysa menghampirinya. "Habis ini masih ada kelas gak?"
"Ada sih, cuma aku ijin."
Mereka berdua jalan berdampingan.
"Kenapa?" Tanya keysa dengan wajah polosnya.
Aksara tersenyum "ada urusan mendesak."
"Oh." Keysa berharap aksara akan memberitahunya secara detail alasan ijin namun yang dia lupa ini adalah aksara.
"Oh iya, minggu kalau gak sibuk main ke rumah ya."
"Boleh." Keysa tersenyum senang. Dan berbagai rencana langsung di pikirkan keysa, apa yang akan ia lakukan bersama dengan aksara.
"Aku tinggal ya key, bye." Dan aksara pun mulai berlari menuju area parkir mobil.
Tanpa di sengaja ia berpapasan dengan arum, aksara membungkuk lalu segera kembali berlari.
Arum masih menatap kepergian aksara, arum tak menghentikan nya walau sebentar lagi jam kelasnya bersama aksara.
..
.
Aksara berdiri menunggu kedatangan ghea di kedatangan domestik, aunty nya ini cukup bawel untuk aksara juga sungguh sangat penyayang.
Aksara mengabaikan pesan yang masuk dari siapa pun selain aunty nya, namu ruang chat nya masih belum muncul balasan dari ghea.
Ghea sengaja tak menghubungi aksara lantaran ia ingin mengambil foto aksara diam-diam.
"Lucu." Ucap ghea mendapatkan beberapa foto.
Sebuah pesan masuk ke handphone aksara lalu ia mencari dimana kiranya sumber pesan ini berada.
Matanya memicing tajam dengan sedikit kesal namun yang di pandang demikian hanya tertawa geli.
Aksara pun menghampirinya dengan berlari kecil.
"Aunty kalau kangen itu peluk bukan foto diem-diem gitu." Aksara segera memeluk ghea.
Ghea tersenyum kecil menyambut pelukan aksara, namun ia sedikit mengeryitkan dahinya.
"Ponakan aunty sudah gede ternyata, lebih tinggi dari aunty malah."
"Iya dong, kopernya aku yang bawa." Aksara mengambil koper itu dari tangan ghea lalu mengulurkan tangan yang satunya. "Ayo aunty, bunda pasti udah nunggu." Aksara lalu meraih tangan ghea.
Ghea merasakan sesuatu yang ia ragukan sejak ia memeluk aksara tadi, pandangan nya menajam menatap aksara.
Baru hendak melangkah ghea menarik tangan aksara.
"Kamu sudah gak perawan?"
"Pertanyaan dan pernyataan macam apa itu?" Tentu aksara terkejut, dengan pertanyaan tiba-tiba itu. "Kalau mau bercanda nanti di rumah aja ya aunty aku."
"Jawab sekarang."
"Hadeh." Aksara menghela nafas, melihat ekpresi dari aunty nya ini sungguh serius tentu ia harus menjawabnya. "Aku memang agak nakal tapi gak sejauh itu."
"Yakin?"
Aksara kembali menghembuskan nafas berat. "Yakin, lagian aku gak pernah ciuman. Udah ya, di tunggu bunda loh kita." Pinta aksara.
"Satu pertanyaan lagi."
"Ya, apa?"
"Kamu bertemu siluman?"
Aksara diam sejenak lalu otaknya memikirkan arum.
"Siluman? Aunty ini aneh-aneh aja deh." Aksara menghadap ghea dengan benar. "Lagian ya aunty, dari mana aku tau siluman itu macam gimana, mau dia manusia ular kek, manusia harimau kek, mana aku tau sih."
"Ular.." ucap ghea pelan.
Aksara segera berpindah posisi di belakang ghea "bunda nunggu." Aksara mendorong pelan ghea untuk berjalan.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Janji
FantasyAksara pikir kehidupan nya akan baik-baik saja, berjalan dengan santai seperti anak seusianya. namun tak ada yang tahu masa depan atau masa lalu seperti apa.