Aksara masih mendiamkan bunda hanya karena mimpi yang belum tentu kebeneran nya.
Bunda menghela nafas beberapa kali, entah lah untuk kali ini aksara cukup emosional dari yang biasanya.
Tanpa menyapa aksara selesai makan langsung keluar rumah.
"Ada aku dan arum." Ghea mencoba menenangkan bunda. Ia lalu menepuk bahu arum mengajak nya untuk menyusul aksara.
Ghea berlari kecil menyamakan langkah dengan aksara lalu dengan sigap ia merebut junci mobil dari aksara.
"Tyy.." keluh aksara.
"Aunty gak ada mobil jadi aunty pinjam mobil kamu, kamu aunty antar."
Dengan malas aksara pun menurut menuju pintu penumpang.
"Eit." Ghea menahan aksara membuka pintu.
"Apa lagi?"
"Duduk dibelakang, aunty sama bu arum duduk depan."
Aksara menghela nafas lalu menurut pindah duduk di belakang.
.
.
.
"Kamu mengajar kelas aksara?" Tanya ghea pada arum.
"Ada tiga kelas yang ku ajar untuk nya."
"Sering bertemu rupanya." Ghea tersenyum melihat sepion tengah.
Aksara masih enggan bersuara dan hanya menatap keluar jendela.
"Kira-kira tipe ideal pasangan mu seperti apa?" Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba dan tak terduga.
Arum pun melirik ke sepion tengah melihat aksara menoleh kedepan.
"Tipe ideal?" Arum berpikir sejenak.
"Iya, mungkin seperti mantan mu yang kemarin?"
Raut wajah arum menunjukan rasa tak sukanya dengan aditya.
"Tidak akan pernah." Arum menerawang kedepan. "Dia bencana bagi ku."
"Prrtt.." tawa tertahan oleh aksara dengan cepat ia mengalihkan padangannya ke luar jendela.
"Anak kecil pasti kamu mau mengejek arum kan?" Ucap ghea melihat ke spion tengah.
"Apa sih, gak perlu di ejek juga tuh mantan bu arum macam jamet."
"Jamet?" Selama arum hidup di dunia manusia ia belum tau jamet.
"Bu arum gak tau jamet?" Aksara mengeluarkan ponselnya lalu mulai mencari apa itu jamet jaman ini. "Nah ini." Ia menunjukan gambar jamet pada arum."
"Hahahahaaaa.." arum tertawa terbahak-bahak. "Ini memang mirip dia."
"Mana coba aunty lihat?"
Aksara memperlihtkan gambar yang ia tunjukkan pada arum.
"Hahahahaha.. jadi ngebayangi tuh orang kaya gini."
"Ngapain dibayangin kalo emang mirip."
"Bener banget, itu tuh benar-benar mirip dia." Dukung arum
"Tuhkan." Aksara bangga namun ia diam-diam tersenyum melihat tawa arum.
"Dasar kamu ya." Ghea memutar stirnya ke kiri untuk berbelok. "Terus kenapa kamu bisa sama dia dulu? Terus kenapa putus?" Tanya ghea.
"Ceritanya panjang." Arum melirik aksara, namun anak muda ini terlihat sangat tertarik. "Kupersingkat saja." Arum memperbaiki duduk nya. "Kami dijodohkan, ayaha.." arum diam sebentar. "Ayah ku ingin aku menikah dengan seseorang yang setara."
"Berkasta?" Tanya aksara.
"Begitulah." Arum tersenyum melihat aksara dari spion. "Ayahku kuno, masih memegang erat prinsip kasta itu penting."
"Lalu kenapa putus?"
"Dia kabur saat hari pernikahan kami." Arum tersenyum. "Tapi aku bersyukur dia kabur saat itu, walau itu menyebabkan kerugian untuk ku."
"Dia bawa kabur uang mahar?" Aksara penasaran.
"Bukan." Arum melirik ke arah ghea sebentar. "Ia bilang dia mencintai orang lain. Tapi.." arum tertawa geli. "Nyatanya dia juga dikhianati." Arum puas. "Manusia yang ia cintai menikah dengan yang lain."
Ghea melirik tak suka saat kata 'manusia' arum lontarkan.
"Aku rasa bukan karna itu dia kabur." Arum menerawang keluar jendela. "Seseorang yang sangat ia percaya telah membunuh orang yang dia cintai sebelum ia dikhianati manusia." Arum menghela nafas. "Aku rasa jika aku jadi dia aku juga akan melakukan hal yang sama, lagipula aku dan dia dijodohkan bukan atas dasar cinta atau pun sama-sama mau."
"Terus apa yang terjadi?" Aksara makin penasaran.
Arum menoleh penuh kebelakang. "Hanya itu."
"Terus orang yang membunuh siapa?"
"Ayah nya, karna beliau tak mau memiliki menantu dari kalangan bawah. Sama seperti ayahku." Jelas arum.
"Oh." Aksara mengangguk seakan-akan paham. "Terus orang tua bu arum bagaimana?"
"Mereka ada di pulau sebelah."
"Kampung halaman?"
"Iya."
"Kapan-kapan ceritakan aku tentang kampung halaman bu arum, masa aunty saja yang tau kampung halaman bu arum." Cibir akasara melihat ghea.
"Dih muka ngejek nya jelek tuh." Ejek ghea mulai memasuki area parkir mobil. "Sudah sampai nih, nanti cerita nya disambung di rumah aja." Ghea menghentikan mobil nya. "Aunty tau ya kamu itu tingkat ingin tahunya sangat tinggi melebihi harapan orang tua."
"Biarin." Aksara melepas seat bell nya lalu mencondongkan tubuhnya kedepan. "Nanti jemput aku." Aksara mengecup singkat pipi ghea lalu..
Cup.
Ia juga mengecup pipi arum.
"Ah.." aksara memundurkan badan nya. "Ma-maaf bu arum, saya reflek kebiasaan." Aksara membungkuk beberapa kali.
Dengan buru-buru aksara keluar dari mobil.
"Menggemaskan." Ucap ghea meledek arum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Janji
FantasyAksara pikir kehidupan nya akan baik-baik saja, berjalan dengan santai seperti anak seusianya. namun tak ada yang tahu masa depan atau masa lalu seperti apa.