Aksara duduk berhadapan dengan ocie, menyantap pesanan mereka.
"Kesambet apa kamu tiba-tiba kasi kakak buket coklat?"
"Gak ada."
"Yakin?"
"Ntar kalo aku kasi tau alasan nya kakak marah pula." Aksara kembali melanjukan suapan nya.
Ocie mengambil tissu lalu mengelap sedikit sisa makanan yang ada di ujung bibir aksara.
"Ngapain juga kakak marah?" Ocie menarik tangan nya lalu tersenyum.
"Bener ya." Aksara menghentikan aktivitasnya. "Itu aku dapat di tong sampah."
"Ak sa ra?"
"Gak kak. Hehe." Aksara kembali menyuap makanan. "Tadi aku lihat ada cewek sedih banget, dia jual buket itu kayanya ada yang mesen terus gak di ambil gitu."
"Baik nya."
"Aksara." Suar berat nan lembut menyapa.
Aksara kenal suara yang menghentikan kegiatan nya itu. Ocie yang ada di situ pun menoleh sedikit mengangguk tanda menyapa.
"Hey." Arum tersenyum pada ocie.
"Makan bu?" Tawar ocie.
"Maunya tapi.." arum melirik aksara.
Aksara pun menoleh menyegir menampilkan deretan giginya yang rapi.
"Yang mau ku ajak makan sudah makan duluan." Arum menatap aksara.
"Makan.. bu.." aksara meletakkan alat makan nya.
"Kita masih lama istirahatnya bu, mau sekalian gabung?" Tawar ocie.
Kenapa malah nawarin sih -batin aksara.
"Boleh?" Arum meminta persetujuan aksara.
"Bo-boleh." Balasnya gugup.
Arum mendekati aksara, akasara sadar itu segera menggeser duduk nya namun ia limbung lantaran gugup hingga terjatuh.
"Aduh." Keluh aksara.
"Hadeh sara, ada aja kelakuan mu."
Arum yang belum sempat duduk mengulurkan tangan nya, aksara melihat uluran tangan arum ragu, apakah ia akan menyambutnya atau usaha sendiri untuk bangkit.
Tidak lucu jika akhirnya arum akan ikut jatuhkan, jadi aksara lebih memilih bangkit sendiri.
"Makasih bu." Aksara membersihkan sedikit kotoran yang ada di celananya.
Arum dan ocie sedikit tertawa melihat potongan tissu ada di kepala aksara.
Dengan pelan tangan arum meraih tissu itu, aksara kembali menoleh pada arum.
"Ma-makasih bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Janji
FantasyAksara pikir kehidupan nya akan baik-baik saja, berjalan dengan santai seperti anak seusianya. namun tak ada yang tahu masa depan atau masa lalu seperti apa.