Rumah?

43 6 0
                                    

Aksara membawa koper ghea masuk dalam rumah.

"Bunda, aunty datang." Ucap aksara di ambang pintu.

"Iya.." bunda pun keluar dapur untuk menghampiri.

Ghea berdiri diambang pintu melihat aksara masuk ke rumah, matanya mengekor pada asap hitam sekitar tubuh aksara.

"Gimana kabar mu?"

"Baik. Bisa kita bicara sebentar?" Pinta ghea menarik bunda.

Aksara melihat keduanya keluar rumah, dan membiarkan kedua nya.

.

.

.

Aksara menunggu di sofa, sambil bermain dengan hp nya.

Ghea menghela nafas setelah mendengar cerita bunda, membuat ingatan ghea kembali ke masa lalu.

Ghea mengusap kepala aksara, membuat yang lebih muda mendongak melihat nya.

"Padahal dulu kamu janji mau nikah sama aunty."

"Eit apa nih?" Aksara menurunkan tangan ghea. "Tiba-tiba bilang nikah? Gak dulu, sara belum mau nikah, bunda aja masih jomblo sampe sekarang."

"Ralat. Single mom." Ujar bunda.

"Itu pokok nya. Kenapa sih aunty? Sara masih di sini kok, gak nikah." Aksara menarik ghea agar duduk bersama nya. "Bunda gak lagi mikir buat jodohin aksara kan? Sara loh masih kuliah. Sara gak mau ya di suruh nikah." Aksara melihat bunda nya yang kini duduk di sebrang nya.

"Bunda gak nyuruh kamu nikah ya, masih bocil gitu kamu dek."

"Aku anak tunggal." Ketus aksara.

.

.

.

Aksara duduk dengan malas di meja makan menunggu bunda dan ghea selesai masak untuk makan malam.

Pintu depan pun terbuka, arum masuk dan matanya langsung tertuju pada ghea begitu pun sebalik nya.

"Ayo nak arum makan." Ajak bunda.

"Baik bu." Arum berjalan ke meja makan.

Aksara masih enggan berbicara dengan yang lain.

Ghea pun duduk disebelah aksara, arum duduk disebelah bunda berhadapan dengan ghea dan aksara.

Aksara dengan malas menyendok nasi ke piring nya lalu mengambil untuk ghea juga.

"Terimakasih." Ucap ghea.

"Adek udah dong marah nya."

"Aku anak tunggal bunda."

"Iya-iya aksara anak tunggal bunda, cuma kan kalau sama bunda kita kaya kakak adek."

"Bun.." ketus aksara dengan malas.

"Memang kamu gak mau punya kakak?" Tanya ghea.

"Gak." Ucap aksara mantap.

Arum memandangi aksara, ia merasa aksara cukup murung.

"Kamu tidak hadir dikelas ku, jadi ada tugas untuk yang tidak hadir."

"Baik bu." Aksara menghela nafas lalu mulai menyuap makanan ke mulut nya.

"Maaf ya nak arum, bunda suruh aksara untuk jemput aunty nya."

"Aunty?" Arum menatap ghea. "Sungguh sangat muda untuk seorang aunty."

"Ya, ghea masih cukup mudah, seusia dengan mu."

"Ya, aunty muda, sangat muda sampai aku lupa sejak umur berapa melihat aunty. Enam? Tujuh tahun?"  Aksara mengangkat kepala nya melihat kearah bunda, lalu kembali makan.

DEG.

Perlahan aksara mengangkat kepala nya kembali melihat kearah bunda, ia memperhatikan secara detail wajah bunda yang mulai menua lalu ia menoleh ke ghea.

"Tidak menua." Gumam aksara.

Aksara meletakkan kembali alat makan nya. Lalu melihat dengan seksama ghea.

"Kenapa?"

"Aunty bener-bener gak menua sama sekali, skin care nya apa? Aku mau beliin 1 buat bunda." Aksara tersenyum senang.

"Nanti aunty yang beliin buat bunda."

"Suksma aunty."

Note bahasa bali : suksma (dibaca suk-smà.) = terimakasih.

.

.

.

Akasara berbaring melihat langit-langit kamarnya, sesekali ia mengusap bandul kalung nya.

"Tanya aunty?" Ucapnya ragu.

Walau ragu aksara mengambil keputusan untuk menanyakan nya, baru melangkah sampai depan pintu kamar nya lalu terhenti karna samar-samar ia bisa mendengar suara ghea dan arum sedang beradu argumen.

.

.

.

Ghea menatap tajam arum yang terlihat acuh.

"Jadi kamu yang sudah menyentuh aksara?"

"Menyentuh?" Arum tersenyum picik. "Aku pemilik nya."

"Lucu sekali, jelas-jelas yang memiliki mu itu justru aksara." Ghea melipat kedua tangan nya di dada. "Bagaimana bisa mahluk berkasta tinggi seperti mu bisa terikat dengan manusia?"

"Aku.."

"Sebegitu pasrahnyakah dirimu sampai melepaskan semua kasta mu?" Ghea maju selangkah. "Ular lautan sebelah jauh-jauh kesini hanya untuk kawin?" Cibir ghea.

Arum menatap ghea tajam, dirinya merasa terhina.

"Lantas bagimana dengan mu yang hanya setengah? Bukankah kamu disinipun tak ada yang mengakui?" Balas arum.

"Aku? Kak chandra dan aksara adalah keluarga." Ghea kembali melangkah. "Sebaiknya lepaskan ikatan mu dengan aksara atau.."

"Aunty sama bu arum ngapain?" Ucap aksara melihat dari ambang pintu kamar nya.

Kedua wanita yang disebut namanya pun menolah lalu tersenyum pada aksara.

"Sedikit mengobrol tentang kampung halaman arum." Ghea melangkah mundur. "Kenapa anak kecil belum tidur?"

"Aku sudah 20 tahun aunty." Aksara tersenyum sekilas kearah arum. "Bu arum untuk tugas saya bagaimana?"

"Oh, kamu bisa ke kamar saya untuk mengambil tugas nya."

"Tugas masih bisa besok." Ghea mendekati aksara. "Sekarang anak kecil ayo tidur sama aunty." Ghea mendorong aksara masuk kembali ke kamar.

"Nanti aunty." Aksara berputar. "Tugas nya bu." Aksara berjalan menuju kamar arum.

Arum mengangguk sedikit tersenyum berjalan menuju kamar nya.

Ghea hanya tersenyum acuh.

Ikatan JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang