"Tidak ada." Ghea binggung melihat ponsel nya.
"Aku benar-benar menyuruh aksara untuk menghubungi mu. Dan aku sangat yakin jika saat keluar tadi aksara tengah menggunakan ponselnya." Terang arum.
"Ck." Ghea tak perduli dan segera mengirim pesan pada aksara sekedar mengetahui dimana anak itu.
Ghea menunjukan pesan nya dengan aksara pada arum.
Arum menangkap keganjalan itu, arum juga yakin ia memberikam kalung aksara.
"Tidak mungkin." Berbagai sekema dalam otak arum mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
Ghea segera menghubungi aksara.
"Dimana sayang?"
"Di jalan cinta. Ini sama kak ocie sama kak jes kok."
"Yang bener?"
"Gak bener dikit sih. Kita masih di mcd ty. Masih tunggu pesanan janu tadi nitip dia. Aunty mau? Biar sekalian."
Ghea menghela nafas "ice cream, please."
"Ada lagi ty? Eh iya, aunty dimana?"
"Di kampus mu, mau jemput kamu tapi kamu nya gak ada."
"Hehe, itu artinya aku yang salah karna gak kasi tau aunty kalau aku pulang barenag temen. Maaf ya tyyy.." terdengar suara aksara di buat semenggemaskan mungkin.
"Ck. Dasar. Oh iya." Ghea sedikit curiga. "Kamu pake kalung?"
"Kalung?" Aksara meraba sekitar leher nya. "Eh kok gak ada? Kak lihat kalung ku gak?"
"Kan tadi kamu titip ke kakak, kamu ke toilet kan tadi? Lagian ngapain di lepas kalo cuma ke toilet coba?" Ucap ocie menyerahkan kalung aksara.
"Hehe.. pengen aja, habis gatel gitu ntar mau ku bersihin deh." Aksara menyengir pada ocie. "Ketemu ty, aku lepas tadi."
"Kenapa di lepas?"
"Gatel ty, gak tau kenapa akhir-akhir ini kalung nya buat gatel."
"Nanti minta tolong bunda bersihin ya."
"Oke deh ty."
"Ya usah kamu hati-hati di jalan, bilang ke jes jangan ngebut ya."
"Aman aunty, jes masih sayang nyawa kalo bawa mobil sama aku." Celetuk ocie yang mendengar perbincangan mereka.
"Oke titip aksara ya, makasih jes."
"Oke tante cantik" balas jes senang.
"SAYANG STOP GENIT!!" terdengar jelas ocie tengah mengamuk.
"Bye ty, aku mau nonton couple berantem." Sambungan telepon pun terputus.
"Aksara aman." Ghea memberitahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Janji
FantasyAksara pikir kehidupan nya akan baik-baik saja, berjalan dengan santai seperti anak seusianya. namun tak ada yang tahu masa depan atau masa lalu seperti apa.