?

44 7 5
                                    

Arum melipat kedua tangannya di dada menatap ghea heran, aneh dan berbagai kebingungan dibenak nya.

Ghea hanya tersenyum sedikit remeh padah arum.

"apa?" tanya ghea.

"aku ingat."

"ingat? ingat apa?"

arum menghela nafas, ia bimbang. Arum mengetik sesuatu di ponselnya lalu menunjukan itu pada ghea, ghea mengerutkan keningnya bertanda tanya.

.

.

.

Aksara memandang dirinya di cermin, tersenyum senang.

"hidup mu senang?" aksara menunjuk cermin.

tok tok (suara pintu si ketuk)

Aksara menoleh. "Masuk, gak aku kunci."

Arum tersenyum membuka pintu, ia berjalan perlahan menuju aksara.

"Kenapa mba?"

Arum sadar satu hal setelah melihat aksara lebih dekat.

"Aksara." Arum diam tepat di depan aksara. "Kamu tahu.." arum mengusap kepala aksara. "Aku menyukai mu."

"Aku.." aksara mendekat.

"Aku jatuh hati padamu aksara sukma."

Aksara mematung terdiam, senyum nya hilang.

Arum memeluk aksara, begitu hangat dan nyaman.

Dari balik pintu yang terbuka ghea bisa melihat apa yang arum lakukan. Ghea masuk dengan penuh amarah menarik arum ke belakang, disaat yang bersamaan kalung aksara terjatuh.

"Bukankah sudah ku bilang untuk tidak mendekati aksara seperti ini?" Ghea dengan amarah.

"Aku.." arum melihat kalung aksara yang terjatuh, ia memungutnya. "Jangan sampai terlepas lagi, aku tahu kamu tak suka wujud ku." Arum memakaikan kalung aksara kembali.

Aksara menghela nafas.

.

.

.

Ocie duduk ditengah dengan ghea duduk di depan menatap nya tajam juga arum yang berdiri tepat di belakang ghea.

"Aku gak tau ty." Ocie tertunduk takut, makin dibuat takut saat ia sadar di sekelilingnya ada bagian tubuh ular yang besar.

Ocie mengangkat kepalanya melihat kearah ghea dan arum. Inikah wujud..

"Wujud ku." Ucap arum. "Kamu tak akan mati terlilit tubuh ku." Arum mendekati ocie menepuk kepalanya pelan.

Ocie bergidik ngeri persis seperti aksara yang baru pertama kali wujud arum.

"Jesya juga memiliki tubuh seperti ini, hanya.."

"Ty, aksara.." jesya masuk melihat sekelilingnya panik, ia juga melihat ocie tampak dalam bahaya. "LEPAS..." Jesya marah, wujudnya pun berubah.

"Diam." Arum menggunakan ekornya untuk melilit jesya, itu membuat ocie tak berkutik.

"Cukup arum, ini cukup untuk ocie tahu bagaimana mahluk seperti kita." Ucap ghea kini tersenyum, "maaf jika aunty melakukan ini."

Wujud arum maupun jesya kembali seperti semula, jesya berlari menghampiri ocie.

"Kamu gak apa-apa sayang?" Jesya khawatir.

Ocie menghindar saat jesya hendak menyentuhnya.

"Itu respon wajar saat manusia mengetahui wujud kita." Ucap arum.

Ikatan JanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang