Ocie dan jesya sudah datang sedangkan keysa dan januari belum juga sampai. Aksara menunggu di depan pintu bersama oreo.
Ghea asik bercengkrama dengan jesya ocie dan bunda, sedangkan arum duduk memperhatikan obrolan mereka bertiga.
"Aunty makin cantik aja." Puji jesya.
Ghea tersenyum pada ocie memberi isyarat untuk mengamankan kekasihnya.
"Sayang ih." Ocie mencubit lengan jesya.
"Auw.." keluh jesya.
"Langgeng ya kalian." Padangan ghea lekat pada jesya.
"Pasti." Ocie merangkul lengan jesya ya ia cubit tadi.
"Adek masih diluar ya?" Tanya bunda.
"Iya masih nungguin keysa sama janu, padahal janu lagi jemput keysa." Ucap jesya.
"Tumben ditungguin."
"Biasa bun, kalau sara ada salah kan emang gitu."
"Buat perkara apa lagi anak itu?"
"Ngajak keysa pacaran."
"Apa?" Arum dan ghea bersamaan.
"Cuma bercanda." Ucap jesya menenangkan mereka.
"Oalah, tapi kalo beneran juga bagus toh, cocok keysa sama aksara." Tersirat senyum penuh harapan pada wajah bunda.
"Gak cocok bun. Sara tuh suka key karna udah kaya adek sendiri kaya sara." Jelas ocie.
"Oh.."
Ghea dan arum bernafas lega untuk itu namun..
Ghea menatap arum begitupun sebalik nya, insting mereka berdua seperti mengatakan hal yang sama.
Keduanya langsung pergi kedepan pintu masuk.
Sebuah pemandangan yang mencekamkan tengah terjadi dimana januari tengah menarik kerah seseorang sedangkan aksara terdiam menatap kosong kedepan dengan tangan orang itu menyentuh dagu aksara lalu keysa bersembunyi di belakang januari.
Cukup lama tatapan januari dengan orang itu bertemu hingga sesuatu terjadi pada orang itu, membuat tangan nya yang menopang dagu aksara pun turun.
"KLENG, KHE NGAPAIN SARA, SAT?" Teriak januari menarik kerah orang itu.
"Kamu?!" Arum tentu heran kenapa orang ini bisa datang sampai kesini.
"Kamu sudah bertemu dengan takdirmu.." ucap aksara tersenyum.
Ghea menutup mulut aksara. "Arum, bawa dia masuk bersama yang lain. Aku akan kembali bersama aksara segera." Ghea menarik aksara pergi dari sana.
.
.
.
Arum dan aditya membungkuk meminta maaf pada bunda karna membuat kekacauan, terlihat dari raut wajah arum yang merasa bersalah, belum lagi kekesalan nya pada aditya yang datang kesini.
"Kan sudah ku bilang kejutan sayang." Ucap aditya enteng.
"Pacarnya nak arum ya?"
"Iya bu."
Dengan cepat arum mencubit lengan aditya. "Bukan bu, lebih tepatnya mantan." Cibirnya tak suka.
"Gini-gini kakak sayang kamu loh." Aditya akan terus membuat arum merasa kesal.
Jika bisa arum mengamuk mungkin sekarang dia sudah berubah wujud lalu melilit aditya sampai kehabisan nafas.
"Kita sudah tidak memiliki hubungan percintaan lagi, kita hanya teman tak lebih." Pertegas arum. "Ada apa kak aditya kemari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Janji
خيال (فانتازيا)Aksara pikir kehidupan nya akan baik-baik saja, berjalan dengan santai seperti anak seusianya. namun tak ada yang tahu masa depan atau masa lalu seperti apa.