Sekarang El dan Grava sedang di dalam sebuah kamar bernuansa Biru navy dengan hiasan awan, bintang dan bulan di dinding maupun di dinding langit.
"Bang Grava, mau nen" ucap El.
"Iya" ucap Grava dan dia duduk di pinggiran kasur. Grava membuka tiga kancing bajunya yang bagian atas dan memberikan nipple nya kepada El.
El yang melihat asupan setiap harinya pun langsung melahap nipple tersebut.
"El, pelan-pelan saja, dia tidak akan pergi" ucap Grava dengan mengelus surai tebal dan panjang milik El.
"Sudah berapa lama kamu tidak memotong rambut mu? "
"Apakah gurumu tidak memarahimu? " lanjut Grava. Bukankah seorang siswa tidak boleh memanjangkan rambutnya sampai sepanjang ini.
"Twidak tawu" ucap El dengan mulut yang masih tersimpan nipple nya Grava.
"Ta—akhh! " pekik Grava ketika secara tiba-tiba El menggigit nipple milik Grava.
BRAK
"Apa bang! " pekik Raden dengan membuka kencang pintu kamar.
"Ssshhhh.....tidak ada" ucap Graha dengan menahan ngilu di nipple nya.
"Emm....bang Raden! " pekik El setelah melepaskan kuluman nya dari nipple nya Grava.
"Ada apa? " tanya Raden dengan nada yang lembut.
"Mau nen" ucap El dengan mata yang berbinar.
"El nen sama bang Grava dulu ya? " ucap Raden yang sudah berdiri di dekat El dengan mengelus surai tebal milik El.
"Nda, El mau nen sama abang"
"Tap—" ucapan Raden terpotong karena suara dari handphone milik Grava.
Drttt
"Ya? " tanya Grava.
"Tuan, bisakah anda pergi ke kantor? " tanya orang dari telepon.
"Di jam segini?"
"Iya tuan"
"Memangnya ada apa? " tanya Grava, karena tidak biasanya sekertaris nya itu menyuruhnya ke kantor.
"Di sini ada sedikit masalah"
"Tidak bisakah kalian menyelesaikannya? "
"Tidak bisa tuan"
"Baiklah jika begitu, saya akan segera datang"
Tutt
"Maaf ya, abang harus ke kantor dulu jadi kalian berdua baik-baik ya di rumah " ucap Grava dengan memberikan El kepada Raden.
"Tapi bang—"
"Sttt....nanti jika abang sudah pulang abang akan menggantikanmu" ucap Grava dan langsung keluar dari sana.
Sepeninggalnya Grava El langsung meminta nen kepada Raden.
"Bang Raden.... " Rengek El.
"Baiklah, tapi kita makan malam dulu" Karena sekarang sudah jam 7 malam.
"Nda mau, El maunya nen" ucap dengan mata yang memerah menahan tangis.
"Abang tidak menerima penolakan El! "
"Ta—"
"Apakah abang harus melaporkan El kepada papa hm? "
"B-baiklah jika begitu, tapi El mau makan seblak level 9" ucap El dengan antusias.
"Tidak, kamu nanti akan makan dengan sayur" ucap Raden dengan menuruni tangga.
"Nda mau sayur, El mau makan seblak! " ucap El dengan di akhiri teriakan, sehingga membuat beberapa bodyguard dan maid melihat mereka.
Raden memberhentikan langkahnya ketika sudah berada di lantai dasar dan menatap tajam mata El.
"Apakah El baru saja meneriaki abang hm? " tanya Raden dengan nada tenang, tapi itu malah membuat El ketakutan.
"E-enda, El.... "
"Hey semua" ucap seseorang yang baru saja memasuki mansion.
Raden melihat ke pintu karena posisinya membelakangi pintu sedangkan El langsung mendongak sedikit dan melihat ke pintu.
"PAPA! " Teriakan nyaring El lagi-lagi membuat main dan bodyguard menatap mereka bertiga. El berusaha turun dari gendongan koalanya Raden, Raden yang peka langsung menurunkan El dan membiarkan El melepas rindu dengan papanya.
El berlari ke tempat papanya dan tanpa sengaja tersandung salam satu kakinya.
Brukk
"El! " pekik Raden, Yuda dan beberapa main dan bodyguard.
"Hehe, El baik" El bangun kembali dan berlari untuk menghampiri papanya.
"El rindu papa" ucap El yang terendam di dada Yuda.
"Papa juga rindu dengan El" ucap Yuda dengan membalas pelukannya El.
"Om Yuda tau dari mana jika Le di sini? " tanya Raden.
"Tadi om sempat menghubungi Grava" balas Yuda.
"Ohh" ucap Raden dengan menganggukkan kepalanya.
****
Hai guyss....gue kembali lagi.
Di sini ada yang X-Bliss atau sijeuni ngga?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGRAFAEL [END]
RandomHanya menceritakan tentang kehidupan seorang anak yang bernama ARGRAFAEL ANGKASA ZAVREDERTA DERALAN DEKAREN yang lahir secara prematur. Kelahirannya membuat mommy nya meninggal sehingga seluruh keluarganya membencinya di tambah selang beberapa jam k...