30. ARGRAFAEL

15.2K 824 40
                                    

Entah mengapa di malam hari ini dia ingin melihat anak bungsunya, bukan si Cici tapi El.

Saat di depan pintu kamar milik El Gio melihat jika pintunya tidak di tutup dengan rapat, Gio terdiam selama 10 menitan sampai dia mendengar suara teriakan yang keras.

"ARGHHH JANGAN AMPUN EL MOHON JANGAN hiks hiks SAKIT........E-El nda nyakitin dia, E-El nda lihat dia seharian ini, hiks hiks"

Teriakan tersebut membuat Gio mematung, karena kata-kata itu adalah kata-kata yang pernah El lontarkan sekitar 5 tahun yang lalu, ketika dia sedang menghukumnya dan saat itu El masih menjadi pelampiasannya dan anak-anaknya.

Flashback

Jika tidak salah saat itu Gio baru pulang dari kantor dan saat dia baru menapakkan kakinya di depan pintu mansion tiba-tiba Cici datang menghampirinya dan langsung menangis.

"Daddy hiks hiks dad, t-tadi E-El hiks hiks tadi El p-pukul hiks d-di sekolahan hiks hiks"

"Stt....diamlah nanti biar El daddy hukum karena sudah berani menyakiti anak kesayangannya daddy" Gio menggendong depan Cici dan mencium seluruh permukaan wajah Cici.

"Mana yang sakit hm? "

"Semuanya hiks hiks"

Padahal hari ini El bolos sekolah dengan teman-temannya, dan malamnya El baru saja pulang dari basecamp. Baru saja masuk ke dalam mansion tapi di ruang tamu dia sudah di tunggu oleh beberapa orang.

"Apa alasan kamu memukuli puteri saya hah?! " ucap Gio.

El tidak menjawabnya, dan seperti biasa El langaung pergi ke kamarnya, tapi baru saja dia berjalan beberapa langkan tiba-tiba ada yang menarik tangannya dan membawanya ke ruangan yang biasanya untuk menghukum dirinya. Kedua orang tadi adalah Rivan dan Radit.

Mereka berdua meletakan El di bawah lampu, El bersimpuh di lantai yang dingin, kotor dan bau.

Tanpa sepatah kata Gio melepaskan ikat pinggangnya yang terbuat dari kulit buaya asli untuk mencambuk badan El.

SPLASH

Suara cambukan sari Gio dan suara tersebut terus terulang oleh orang yang berbeda.

Flashback off

"Dad! " teriakkan Rayyan membuat Gio tersadar dari lamunannya.

"H-hah? Ada apa? " tanya Gio seperti orang linglung.

"Apa yang daddy lakukan di sini? " tanya Rayyan, karena tidak biasanya daddynya di sini.

"T-tidak—"

"ARGHHH....Hiks hiks AMPUNNN... Hiks hiks j-jangan, p-pa tolong hiks tolong"

Mereka berdua yang mendengar teriakan tersebut lngsung lari ke dalam dan saat di dalam mereka melihat El yang sedang berada di pojokan kamarnya dengan kedua tangan yang bergantian meremas rambutnya dan menutup telinganya. Bahkan kedua mata indah milik El masih tertutup.

"Sebentar biar Rayyan panggilin om Yuda"

"Jangan" ucap Gio dengan cepat.

Gio dengan perlahan menghampiri El yang tetap berada di posisi pertamanya. Gio yang melihat El seperti itu hatinya langsung sakit bagaikan di tusuk beribu-ribu jarum.

'Apa yang terjadi' batin Gio.

"Sttt.....E-El.... El diam, jangan nangis.... " ucap Gio dengan menepuk-nepuk pelan punggung sempit El.

"Hiks hiks, Jangan s-st-stop hiks hiks"

"Ray, ini bagaimana? " tanya Gio yang kebingungan, karena ini adalah pertama kalinya dia mengurus El, biasanya yang mengurus El adalah Yuda dan kali ini dia entah mengapa dia ingin mendiamkan El yang sedang seperti ini.

"Jika yang Rayyan lihat biasanya om Yuda memberikan nipple nya kepada El" ucap Rayyan dengan gestur seperti orang yang berfikir.

"B-benarkah? " tanya Gio tak yakin.

"Hm, coba saja dulu"

Gio mengangkat tubuh ringkih El dengan El yang masih terisak dan Gio duduk di kursi belajar milik El. Gio menggendong El seakan menggendong bayi.

Gio membuka empat kancing atasnya dan terpampang lah sebuah benjolan berwarna coklat. Gio mendekatkan kepalanya El ke dadanya dan tiba-tiba saja mulut El melahap benjolan tersebut.

El mengulum dengan kuat dan kadang-kadang juga menggigitnya, sehingga membuat Gio mendesis kadang-kadang juga mendesah karena ngilu.

"Ssshhh....h-hei ahsss....ahhsss"

"B-bagaimana dad rasanya? " tanya Rayyan.

"Shhh,....a-aneh shh"

Dan tanpa mereka bedua sadari ternyata Yuda sedang berada di balik pintu dengan menahan tawanya.

Tapi saat Yuda sedang melihat ke dalam tiba-tiba saja muncul lah Rivan dan Vian entah dari mana.

"Apa yang kau lakukan? " tanya Rivan dengan suara datarnya.

"A-ah, tidak ada"

Dan tiba-tiba saja mereka mendengar pekikan seseorang dari dalam kamar yang ada di dekat mereka.

"Akh! "

Dengan reflek mereka semua menoleh dan mereka melihat Gio yang sedang memberikan nipple nya kepada El, bagaikan seorang ibu yang sedang menyusui anaknya. Mereka terpukau dengan El karena wajahnya yang imut, karena biasanya El akan memasang wajah datar ketika berada di dekat mereka.

'Imut ' satu kata untuk El.

Mereka semua memasuki kamar dan sepertinya Gio ataupun Rayyan belum menyadarinya.

"Ekhem" deham Vian yang membuat Rayyan dan Gio menoleh.

"A-apa yang kalian la-kukan d-di sini? " tanya Gio. Gio mencoba mengeluarkan nipple nya dari mulut El, tapi saat akan keluar tiba-tiba El menangis.

"Hiks hiks...m-mau nen hiks nen" isak El.

Dan Gio memasukkan kembali nipple nya ke dalam mulut El.

****

Lumayan panjang part ini.

ARGRAFAEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang