03. ARGRAFAEL

21.2K 1.1K 4
                                    

Tolong vote

_______________

"Oh tentu dong, karena kita senang melihat wajah aneh kamu" ujar Raden kecil.

"Tapi kan El ngga suka"

"Gapapa El ga suka yang penting kita suka"

"El, papa kamu di mana? " tanya Jaenden.

"Papa sedang pergi" jawab El dengan wajah yang berubah 180°.

"Jangan bersedih, kita kan ada di sini" ujar Evan.

"He'em"

"Ayo kita bermain!!" pekik Jenden.

"Ayo" pekik mereka bertiga.

Mereka pun bermain di taman hingga sore. Mereka bahkan tidak menyadari jika saat ini sudah sore, mungkin karena keasikan bermain.

"Udah sore, pulang yuk" ujar Jenden sebagai yang tertua di sana.

"Ayo" jawab El.

"Ya sudah dadahh" ucap mereka serempak.

Setelah berpamitan tadi El sekarang masih di jalan dengan menendang batu-batu ketikil.

"Tuhan, El pengen seperti anak-anak yang lain" ucap El dengan kepala yang menunduk.

Setelah berjalan selama 15 menitan akhirnya El sampai di mansion. Saat El masuk dia langsung mendengar sebuah teriakan yang melengking dan suara seperti orang berlari.

"Abang!! " pekik anak itu.

El yang kaget pun secara reflek langsung menghindar dan akhirnya anak itu terjatuh.

"Akhh" rintih anak itu dengan keras.

"ADEK!!" teriak Rivan dari tangga.

Semua orang yang mendengar teriakan itu pun langsung pergi ke tuang tamu, karena El dan anak itu di ruang tamu.

"HEH, LO APAIN ADEK GUE HAH! " bentak Zayyan kepada El.

"E-el ga ngapa-ngapain dia, tad-"

"Halah, pasti lo ngeles kan!" bentak Vian.

"Sudah, kalian obatin Cia dan anak itu biar daddy yang urus" ucap Gio dengan nada yang datar dan dingin.

Dan tanpa sepatah katapun Gio langsung menyeret tubuh kecil El.

"Akh, om sakit! " pekik El.

El hanya mengikuti langkah Gio dengan mulut yang selalu mengeluarkan rintihan. Dan setelah mereka sampai tujuan Gio melepaskan tangan El, sepertinya dia akan membuka ruangan di depan mereka dan setelah di buka ternyata ruangan itu adalah gudang.

"MASUK! " bentak Gio.

Karena El tidak segera masuk akhirnya Gio menyeret tubuh El dan melemparkannya ke dalam.

"Kamu tidak boleh makan atau minum selama tiga hari" setelah mengucapkan itu Gio langsung pergi dan mengunci gudang tersebut.

"OM KELUARIN EL, OM, ABANG BIBI PAMAN KELUARIN EL"

El berteriak sampai 1 jam lebih, El berhenti berteriak karena suaranya sudah serak, tangan dan kakinya sakit dan tenaganya hilang untuk menggedor-gedor pintu.

****

3 hari pun berlalu mereka benar-benar tidak mengasih El makan. Dan hari ini adalah hari di mana El bisa makan lagi karena mereka sudah mengeluarkannya dari ruangan itu.

"Bibi" panggil El dari meja makan.

"Iya ada apa den? " tanya perempuan tua itu. Mira.

"Jangan panggil den, nama El bukan den tapi El" ucap El dengan bibir yang di manyun kan.

"Hahah, baiklah. Ada apa El? "

"El mau makan"

"Makan sama apa? "

"Telur"

"Baiklah tunggu sebentar, biar bibi masakin"

"Em"

10 menit pun berlalu sekarang di hadapan El sudah ada sebuah piring yang berisi nasi putih dan telur mata sapi. (Makanan fav gue sih, apa lagi kalo di suapin sama bunda, biuhh....rasanya berlipat-lipat ganda)

"Ini El, makanannya sudah jadi"

"Makasih bibi" ucap El dengan senyuman manisnya.

****

Maaf ya kalo pendek, soalnya akhir-akhir ini gue sibuk jadi ga sempet buat cerita

ARGRAFAEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang