🌈Happy Reading🌈
Keadaan mansion Smith kini benar-benar suram, tak ada lagi teriakan senang dari si bungsu David.
Bocah tersebut jatuh sakit saat mendengar dan menyaksikan sendiri bagaimana mobil tantenya hancur diujung jurang sana.Seluruhnya! Seluruh keluarga bagai mayat hidup, tatapan kosong dengan air mata yang terkadang mengalir begitu saja dari pipi mereka.
Braaakkkk
"Hallo karpet merahnya mana nih bos? Louis yang tampan rupawan sudah tiba di mansion Smith ini!" dobrakan di pintu dan teriakan melengking khas pemuda bersurai pirang itu menggema di seluruh penjuru Mansion.
"Ini Mansion kok sepi amat ya? Udah pada mati apa gimana?ckckck gini amat gue punya om." ujarnya sompral dengan wajah yang menyebalkan.
"Ma-maaf tuan muda siapa ya?" maid itu bertanya dengan sedikit gugup karena pemuda itu tiba-tiba masuk kedalam mansion dengan tidak elitnya.
"Saya? Saya mbak?" maid-nya hanya mengangguk kecil yang malah dibalas anggukkan kembali.
"Saya Louis Zefranno Smith. Adik dari Ernest Zefranno Smith. Dan juga kesayangannya Laurencia Allison Smith." senyum rupawan itu justru membuat sang maid sedikit tersentak sedih dan raut wajahnya pun mendadak tak enak.
"Jadi dimana semua orang? Mansion ini sepi." pemuda itu mengedarkan pandangannya kesana kemari, namun tak juga melihat ada orang lain disana.
Tap tap tap
Ketukan suara sepatu terdengar menggema hingga Louis mengarahkan pandangannya, disana! Di pertengahan anak tangga terdapat seorang pemuda dengan penampilan acak-acakkan menatapnya dengan tajam namun juga sedih?.
"Hai bro udah lama kita ngga ketemu! Mana kak Lauren? Tega banget dia ngga sambut gue! Minimal pesta kek, atau apa gitu." ujarnya tersenyum kecil.
"Laurencia kecelakaan."
"Hah? Apa, apa? Gue ngga salah denger kan?" tanyanya memastikan.
"Laurencia. Kecelakaan." penekanan itu justru membuat air mata si pemuda mendadak mengalir dipipinya itu.
"Lo kalau ngomong jangan seenaknya kak! Gak mungkin kak Lauren kecelakaan! Lagian Lo kenapa ngga celaka juga?! Bukannya Lo selalu ada di sekitar kak Lauren!" Teriakan itu membuat para maid dan pengawal rumah menundukkan kepalanya. Mereka merasakan kesedihan juga, merasa kehilangan juga.
Buughhh buugghhh buugghhh.
Louis menerjang sang kakak yang baru saja tiba diundakan tangga terakhir.
Pukulan demi pukulan ia layangkan pada kakaknya.Ernest sendiri hanya diam menatap remeh adiknya yang terus memukulinya dengan membabi buta. Dengan sekali gerakan ia membuat Louis berada dibawah kunciannya.
"Kelakuan Lo kayak gini ngga akan bisa bikin Laurencia selamat dan balik gitu aja ke rumah ini." pemuda itu lantas membantu Louis untuk bangkit, saat menghadapnya terlihat jelas jejak air mata pada wajah tampan itu.
"Mending Lo istirahat dulu, gue mau pergi ke tkp kecelakaan ngelihat ada perkembangan apa disana." ujarnya pergi begitu saja.
"Gue ikut kak." Ernest hanya mengangguk samar karena pikirannya selalu saja terpaku pada gadis cantik nan judes itu.
Ia rindu memeluk tubuh kecilnya yang pas dipelukannya, ia rindu dengan aroma khas yang menguar dari tubuh dan rambutnya.'Jangan mikir yang aneh-aneh kan mereka cuma sering tidur bareng doang:-P
Pemikiran itu membuat kepalanya pusing, ia masih tak menyangka dengan kejadian ini, David saja hingga jatuh sakit dan terus mengigau memanggil nama Laurencia dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laurencia.
General FictionLaura inggrid tidak pernah menyangka bahwa ia masuk kedalam novel "Cahaya untuk Lorenzo" yang sangat klise dengan alur kisah cinta antara pemuda dingin dan gadis baik hati serta polos. tentu saja di setiap cerita akan selalu ada karakter antagonis y...