Adel memutuskan untuk membagi apa yang dimiliki olehnya dengan Lydia, karena biar bagaimanapun, uang dan segala kemewahan yang dinikmatinya saat ini adalah milik Lydia. Begitu pulang ke rumah dan menyelesaikan makan siang, Adel pun menyimpan beberapa jumlah uang ke dalam amplop coklat untuk diberikannya kepada Lydia esok hari. Juga sesuai dengan permintaan Lydia untuk membawa seragam baru milik Lydia yang ada di dalam lemari. Segalanya akan Adel bawa besok ke sekolah.
Untuk saat ini, Adel ingin jalan-jalan. Keluarga Lydia adalah konglomerat kaya, tidak akan keberatan atau merasa kurang jika saja Adel menggunakan banyak uang mereka. Oleh karena itu, Adel memutuskan untuk pergi ke luar. Ia berdandan dengan menggunakan pakaian di dalam kamar Lydia, pakaian bermerek yang tidak akan pernah bisa ia kenakan jika menjadi Adel yang asli. Sedikit polesan di wajah pun sudah cukup untuk membuatnya terlihat sempurna. Kulit putih, hidung mancung, mata yang bulat, dan bibir kecil menggemaskan milik Lydia ini tetap terlihat cantik dengan polesan sederhana.
Ketika Adel menyentuh kulit pipinya, terasa halus dan lembut, ada kenyal saat ia sedikit mencubitnya. Jujur saja, Adel jadi semakin merasa iri. Dirinya yang asli tidak akan mendapatkan kulit yang seperti itu. Jangankan untuk perawatan, membeli alat-alat kecantikan dari yang paling dasar saja ia tak punya.
"Ah, sudahlah. Yang penting sekarang aku bisa menikmati ini meski aku tidak tau sampai kapan waktunya," gumam Adel menyudahi dandannya.
Tidak ada yang berkomentar ataupun melarang ketika keluar dari kamar dan mengatakan pada pelayan untuk pergi ke mal yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Mereka hanya mengangguk paham dan membantu Adel bersiap seraya memanggilkan sopir agar segera menunggu di depan rumah.
Ketika Adel mencari mamanya untuk berpamitan, wanita itu juga tidak ada di rumah karena sedang pergi berbelanja. Adel menghela napas panjang, tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya. Terbayang di otaknya kemungkinan besar Lydia yang jenuh dengan situasi rumahnya yang selalu seperti ini. Meskipun segala hal bisa didapat dengan uang, tetapi minim interaksi dengan kedua orang tua. Tidakkah itu membuat Lydia kesepian?
Adel jadi berpikir lebih jauh kalau saja perilaku buruk Lydia terhadapnya adalah bentuk pelampiasan atau karena faktor ia yang kurang perhatian orang tua. Meski begitu, Adel segera menggelengkan kepala. Tidak ada banyak waktu untuk memikirkan hal seperti itu. Bukankah ia mau jalan-jalan?
Maka, Adel pun melangkah ke luar dan ia disambut oleh sang sopir yang telah menunggu di depan. Adel berjalan layaknya seorang nona muda, dibukakan pintu oleh sopir lalu masuk ke dalam mobil bagian belakang. Tidak perlu menunggu waktu lama, hanya dalam hitungan menit melaju di jalan raya, sopir menghentikan mobilnya di area parkir mal yang dituju olehnya.
Setelah itu, Adel pun turun dari mobil. Ia mulai melangkah masuk dan terkagum-kagum atas keindahan dan keramaian mal di dalam. Banyak orang yang berlalu lalang sambil menenteng barang belanjaan, atau gadis-gadis remaja seusia dengannya pun sedang asyik berfoto ria di salah satu spot ayunan dekat stand makanan, juga banyak pasangan yang bergandengan tangan sambil membawa segelas kopi dari merek ternama.
Ini adalah pemandangan baru bagi Adel. Tidak pernah ia rasakan dalam hidupnya bisa menginjakkan kaki di mal megah dan menikmati uang untuk berbelanja banyak hal. Kesempatan ini Adel gunakan untuk masuk ke sebuah restoran dalam mal dan menikmati hidangan yang tidak pernah ia cicipi sebelumnya. Mulai dari burger berukuran besar, minuman dengan krim coklat, dan hidangan pencuci mulut. Semuanya adalah makanan mahal yang bisa Adel bayar dengan mudah karena uang pemberian papanya sangat banyak.
Tidak hanya membeli makanan, Adel juga menggunakan waktunya untuk menonton bioskop, bermain di area Timezone, dan terakhir berbelanja pakaian.
Senyum lebar pun mengembang di wajah gadis itu, ada gelak tawa yang sesekali keluar dari mulutnya. Ia bahagia, meski pada akhirnya nanti barang-barang yang dibelinya akan kembali pada Lydia. Setidaknya, makanan itu bisa dirasakan olehnya. Bahagianya Adel di hari ini benar-benar tidak tergantikan oleh apapun. Kenyamanan ini seakan membuatnya tidak ingin kembali ke tubuh aslinya hingga kapanpun itu.
.
.
.Senin, 26 Juni 2023, 20:21 WIB.
🌹❤️🌹
~ Resti Queen ~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Ugly, Just Broken! [END]
Teen FictionAdelia Putri selalu menjadi bahan perundungan di sekolahnya lantaran kondisi hidupnya yang tak sempurna. Miskin, jelek, dan bodoh. Itulah yang selalu disematkan oleh Lydia Kirana, seorang gadis dengan predikat sempurna berkat kecantikan, kecerdasan...