18. Sungguh Rindu

2 1 0
                                    

Ingin rasanya Adel kembali. Namun, jika ia kembali ke tubuh aslinya, ia akan kembali jadi bahan bully banyak orang, ia akan kembali menjadi gadis miskin dan banyak kekurangan. Menjadi orang yang jelek dengan banyak cibiran. Adel belum siap untuk kembali ke kehidupannya sendiri yang begitu pahit. Meskipun, hidup sebagai gadis sempurna yang selama ini ia idam-idamkan, setelah didapat rupanya sangat jauh di luar harapan. Ternyata, bahkan gadis yang sempurna sekalipun, memiliki ketidaksempurnaannya juga. Lantas, gadis yang sejak awal tidak sempurna seperti dirinya, apakah mungkin bisa mendapatkan kesempurnaan dalam hidupnya?

Entahlah. Adel tidak bisa berpikir lebih jauh untuk sekarang. Saat ini, ia hanya bisa duduk diam di dalam kamar dan terisak. Sakit hati setelah dimarahi oleh Erlangga hingga ia menangis tersedu seorang diri.

"Apa ini yang selama ini kamu alami, Lydia?" tanya Adel, yang jelas hanya sekedar pertanyaan tanpa ada jawaban karena ia sendirian.

Adel kemudian terdongak, ia tiba-tiba saja teringat pada ibunya yang biasanya di jam sekarang akan berada di trotoar untuk berdagang. Ia rindu. Ia butuh orang untuk bercerita tentang perasaannya yang sedang sangat tidak nyaman. Ia butuh bertemu dengan ibu kandungnya untuk mendapahkan kehangatan. Entah dari suaranya yang menghibur, atau dari sebuah pelukan. Namun, pelukan rasanya tidak mungkin. Ia bertubuh Lydia sekarang. Tidak mungkin rasanya ibunya akan memeluk orang asing. Akan tetapi, setidaknya ia perlu bertemu dengan ibunya untuk mendamaikan keadaan.

Kemudian, Adel turun dari tempat tidur, keluar dari kamarnya dan menuju lantai satu. Di ruang tamu, papanya sedang membaca koran.

"Mau ke mana kamu?" Erlangga bertanya saat melihat putrinya yang berjalan melewati ruang tamu.

"Pergi bentar, Pa." Adel pun menjawab.

"Bukannya belajar malah mau keluyuran! Nilai kamu itu lagi turun harusnya belajar bukan banyak main!" teriakan dari papanya pun tak lagi Adel hiraukan. Ia terus melangkah keluar meskipun Erlangga sudah berteriak memintanya untuk berhenti.

Di luar, ia memanggil seorang yang menjadi sopir pribadinya sedang duduk minum kopi bersama satpam rumahnya. Segera pria itu ke garasi dan menyopiri Adel untuk pergi ke luar. Tujuan Adel sudah jelas menuju ke trotoar tempat biasanya dirinya dan sang ibu berjualan. Kemudian, ketika telah tiba, Adel memasang senyum begitu lebar karena tak sabar.

Tanpa menunggu sopirnya membukakan pintu belakang mobil, ia sudah membuka duluan. Ia turun dari dalam mobil dan langsung mencari keberadaan ibunya. Ketika matanya telah menangkap sang ibu sedang duduk di pembatas trotoar, binar di matanya semakin tampak jelas. Rasa semangat dan kerinduan pun memuncak hingga membuat Adel berlari kecil menuju ke sana.

Namun, langkah kaki Adel terhenti saat melihat ada orang lain di sana. Itu adalah dirinya. Ah, tidak. Maksudnya adalah itu Lydia yang sedang bertubuh dirinya, menggantikan ia sebagai seorang anak dari wanita bernama Widya.

Adel terdiam setelah melihat interaksi dari kedua orang tersebut. Rupanya, Lydia pintar sekali menjadi dirinya. Gadis itu terlihat sangat senang, ekspresinya begitu cerah dan riang. Lydia juga membantu sang ibu berjualan, mereka duduk bersama lalu beranjak dan bergandengan tangan menjajakan pada orang-orang lewat di sekitaran trotoar. Melihat pemandangan itu, air mata Adel pun terjatuh. Harusnya ia yang berada di sisi sang ibu, menemani ibunya berjualan dan bergandengan tangan serta tersenyum cerah dalam balutan tawa yang penuh candaan. Adel rindu. Sangat rindu.

Akan tetapi, jika ia kembali ke tubuhnya sekarang, ia hanya akan mengganggu momen yang Lydia dapatkan. Sudah cukup ia merebut apa yang seharusnya dimiliki oleh Lydia, ia tidak mungkin melakukan hal buruk untuk kedua kalinya. Maka, ia hanya menonton sang ibu bersama Lydia menikmati malam dari kejauhan.

Tidak hanya sang ibu, beberapa menit kemudian, sebuah mobil tiba-tiba parkir di sisi samping dekat trotoar. Ketika penumpang bagian belakang mobil itu turun, rupanya ia adalah Keenan. Seorang pria yang pernah menolongnya. Pria itu segera mendekat ke arah Widya dan Lydia, membeli beberapa barang dagangan dan mengobrol bersama Lydia.

Sungguh, Adel tidak mungkin bisa mengganggu kebersamaan di hadapan matanya yang begitu hangat. Lantas, ia tertunduk sedih dan kembali masuk ke dalam mobil dengan perasaan kecewa.

.
.
.

Senin, 26 Juni 2023, 20:30 WIB.

🌹❤️🌹

~ Resti Queen ~

I'm Not Ugly, Just Broken! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang