24. Mengubah Penampilan

3 1 0
                                    

Lydia sadar ketika dirinya bercermin di kamar Adel, bahwa tubuh Adel yang sedang dipakainya tidak benar-benar jelek seperti yang selalu ia hinakan selama ini. Jika disentuh, wajah Adel memang tidak selicin kulitnya yang tanpa masalah kulit sedikitpun. Efek dari pekerjaan dan tidak pernah dirawat pasti membuat Adel kurang memperhatikan kulitnya. Selain itu, kasar di tubuhnya juga pasti karena tidak menggunakan body lotion. Wajar saja jika melihat dari segi ekonomi Adel dan keluarganya.

Lantas, ketika Lydia telah mendapatkan alat make-up dan seragam yang dibawa Adel ke sekolah tadi, Lydia memakai itu semua di tubuhnya. Perawatan wajah, alat mandi yang bagus, pakaian yang bagus. Hingga di hari esok, Lydia mengenakan hal itu, menggerai rambut dan memberikan wangi-wangian, juga polesan di wajahnya yang masih terkesan natural. Tidak luput juga warna peach pada bibir menambah cantik penampilan.

Pantas saja ketika dirinya baru menginjakkan kaki di sekolah, ia mendapatkan banyak sorotan dari beberapa pasang mata di luar. Semua tampak kaget karena dirinya saat ini bertubuh Adel. Orang pasti akan mengira bagaimana bisa Adel cantik dalam waktu sekejap dengan berbalut pakaian yang juga mahal.

Tatapan terkejut itu juga didapatkan dari siswa dan siswi yang ada di kelasnya ketika baru masuk ke dalam. Begitu juga Adel sendiri yang melihat Lydia dalam penampilan begitu rapi, bersih, cantik, dan tampak ... berkelas dari caranya berjalan. Adel tidak menyangka bahwa tubuhnya sendiri bisa berpenampilan demikian.

Sekarang, Adel percaya bahwa tidak perlu sampai berubah jiwa jika memang hanya ingin sempurna. Yang Adel butuhkan adalah menerima, memperbaiki diri, dan lebih memperhatikan diri sendiri daripada terus membandingkan dengan orang lain atau bahkan iri dan ingin menjadi seperti orang lain. Adel tersenyum begitu lebar melihat hal itu.

Saat ini, Adel yang menjadi Lydia duduk di kursi yang paling depan. Saat Lydia berjalan melewati area depan mejanya, gadis itu berhenti di samping dan berkata, "Gimana? Gue cantik, kan?"

Adel hanya mengangguk sebagai tanggapan dan membiarkan Lydia ke bangkunya di belakang. Lili dan Sarah yang melihat itu buru-buru menghampiri Adel. Duo teman toxic ini pun lantas terus mengajak Adel untuk bergosip.

"Kok bisa si Adel jadi cakep begitu?" Lili membuka topik obrolan ketika ia baru tiba di samping meja Adel.

"Ya, mungkin memang dari sananya udah cakep. Aslinya dia cakep, cuma butuh sedikit polesan." Jawaban Adel membuat kedua orang itu terkejut. Tidak biasanya teman yang mereka kenal tiba-tiba sependapat dan terkesan justru berpihak pada Adel saat ini.

"Lyd, lo aneh. Kenapa tiba-tiba lo jadi berpihak ke Adel?" tanya Sarah dengan tatapan seriusnya.

"Gue capek aja sama semua yang terjadi di masa lalu dan mau mencoba berdamai. Gue mau hidup tenang dan pasrah aja mulai dari sekarang." Adel menjawab.

Hal itu juga yang bisa Adel tangkap dari perkataan Lydia sebelumnya. Tentang gadis itu yang mengajaknya berdamai dan pasrah terhadap takdir. Benar, jika Lydia saja bisa melakukan hal seperti itu, ia juga harus bisa. Berdamai dengan segala hal termasuk dengan dirinya sendiri. Meskipun, keputusannya itu ternyata membuat kedua temannya justru jadi marah dan memasang wajah emosi.

"Lo jadi lembek sekarang, Lyd. Gue gak suka lo yang kayak gini. Ke mana si sempurna Lydia yang selama ini gue kenal?" Lili berujar dengan ketus.

"Semua orang sempurna dengan caranya masing-masing. Dan ini cara gue buat jadi sempurna versi yang sekarang." Adel menjawab. Ini juga didasarkan pada apa yang pernah Lydia sampaikan terhadapnya sebelumnya.

"Gue jadi gak suka sama lo, Lyd." Saran menanggapi.

"Terserah," jawab Adel.

Kedua orang tersebut pun langsung berbalik pergi ke kursi mereka masing-masing. Hanya berselang beberapa menit hingga jam pertama pelajaran pun dimulai.

.
.

🌹❤️🌹

Jum'at, 30 Juni 2023, 18:50 WIB.

🌹❤️🌹

~ Resti Queen ~

I'm Not Ugly, Just Broken! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang