26. Sedia Kala

6 1 0
                                    

Adel dan Lydia pun kemudian berpisah untuk pergi pulang ke rumah masing-masing. Adel menyengajakan diri untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Ia masuk ke dalam salah satu bilik yang terbuka dan mulai melakukan tugasnya di sana. Ia mengeluarkan kalung dengan bandul berbentuk jantung yang selalu ia sembunyikan di balik seragam yang dikenakan olehnya.

Gadis itu kemudian tersenyum dan berpikir dalam, mengingat tentang seorang nenek yang memberikan kalung itu padanya dan secara ajaib pun bisa merubah hidupnya dalam sekejap mata. Sekarang, Adel mengerti bahwa kemungkinan besar nenek itu memberikan kalung itu sebagai bentuk agar dirinya sadar dan mulai mencintai diri sendiri apa adanya.

Ucapan Lydia sebelumnya pun terus terngiang-ngiang di otaknya. Tentang ia yang tetap bisa menjadi sempurna selama bisa berpasrah diri dan fokus pada diri sendiri. Setiap orang sempurna di versi mereka masing-masing. Adel sudah tidak membutuhkan segala kemewahan palsu yang sesungguhnya adalah milik Lydia.

Maka, ketika ia menatap bandul berbentuk jantung itu, ia pun segera membuka pengait untuk membuka liontin jantung tersebut. Syarat untuk bisa kembali ke sedia kala adalah dengan membersihkan bandul tersebut dari bagian si anak sempurna. Dengan begitu, Adel mulai mengeluarkan rambut milik Lydia yang pernah ia masukkan ke dalam sana. Adel melakukan itu pelan-pelan dan memastikan tidak ada apapun dari diri Lydia yang tertinggal di sana.

Kemudian, Adel saat ini juga sudah tidak membutuhkan kalung tersebut. Sehingga Adel pun memutuskan untuk membuangnya ke kotak sampah yang ada di dalam toilet. Seperti yang pertama kali ia alami, ada rasa pusing sedikit hingga membuatnya menyentuh bagian kepala dan memejamkan mata untuk menghilangkan pening yang tiba-tiba datang.

Hingga pada akhirnya, tepat ketika Adel membuka mata, dirinya sudah berada di halaman depan sekolah. Ia berdiri di pintu gerbang yang terbuka lebar. Sekali lagi, Adel memeriksa dirinya sendiri, pakaiannya dan tak lupa juga mengintip pantulan dirinya dari jam tangan yang ia kenakan. Itu adalah jam tangan milik Lydia yang pernah wanita itu minta bersamaan dengan seragam baru. Adel tersenyum begitu lebar, dirinya berhasil kembali ke tubuh aslinya.

Dengan berlari-lari kecil, Adel kembali ke rumah. Meski rumahnya tidak bisa dikatakan begitu dekat dengan sekolah, tetapi menempuh perjalanan itu sekarang tidak terasa melelahkan karena semangat Adel yang menggebu-gebu. Tepat ketika ia sudah tiba di rumahnya, Adel tidak mengetuk pintu terlebih dahulu dan langsung masuk ke dalam. Ia memanggil sang ibu dan menemukan wanita paruh baya itu sedang memasak di dapur.

"Ibu!" Adel berseru nyaring dan menyambar sang ibu dengan pelukan hangat serta erat. Perasaan yang selama ini Adel tahan pun terluapkan. Ia tidak sadar bahwa tetesan demi tetesan air mata sudah jatuh di punggung ibunya yang dipeluk dari belakang.

"Adel? Ada apa, Nak?" Widya yang panik lantas langsung membalikkan badan dan merangkul balik Adel serta menenangkannya. Jemari Widya menyentuh wajah Adel dan menghapus air mata di pipi anak satu-satunya.

"Gak apa-apa, Buk. Adel cuma rindu sama Ibuk." Jawaban Adel membuat Widya terkekeh.

"Kamu ada-ada aja, Del. Tiap hari jumpa sama Ibu pun." Widya menanggapi.

Adel jadi merasa bersalah. Sesungguhnya yang bersama Widya beberapa hari terakhir adalah Lydia. Tentu saja Adel tidak memberitahu tentang itu.

"Ibuk masak apa?" tanya Adel mengintip ke arah kompor yang masih menyala.

"Ibuk mau bikin sayur asem," jawab Widya sembari kembali ke aktivitas memasaknya.

"Adel bantu, ya, Buk," ucap Adel masih begitu bersemangat seperti tadi.

"Mandi dan ganti baju dulu baru bantuin Ibuk." Widya melarang.

Mau tidak mau, Adel pun menuruti ucapan ibunya. Ia kembali ke kamar yang selama ini sudah ditinggalkan, menghirup aroma dari tempat yang selama ini ia tinggali lalu merebahkan diri di atas pembaringan.

Sesungguhnya tidak ada yang lebih baik daripada sebuah penerimaan. Mau berapa banyak pun yang dimiliki di dunia, maka tidak akan selalu cukup jika tidak bisa pasrah dan menerima. Adel sudah merasa cukup dengan dunia yang dimilikinya saat ini. Ia sudah tidak membutuhkan hal-hal yang lebih. Hidup sederhana bersama sang ibu adalah kebahagiaan terbesar yang mungkin banyak orang di luar sana tidak akan mendapatkan hal yang sama.

.
.

🌹❤️🌹

Jum'at, 30 Juni 2023, 18:56 WIB.

🌹❤️🌹

~ Resti Queen ~

I'm Not Ugly, Just Broken! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang