Prediksi Adel ternyata salah. Ia berpikir jika Lydia akan kembali melakukan kekerasan seperti apa yang biasa wanita itu lakukan kepadanya. Namun, kali ini Lydia berbeda. Pada jam ke dua masuk pelajaran baru, Adel sudah dipersilakan memasuki kelas dan mengikuti materi. Akan tetapi, sikap jail Lydia tidak lagi diterima.
Jika Lydia biasanya akan menaruh apapun untuk mengganggu Adel di mejanya, kali ini tidak. Gadis itu justru duduk dengan tenang sambil menyimak pelajaran dan beberapa kali menuliskan penjelasan dari guru yang sedang menerangkan.
Adel menganga, Lydia tidak lagi berulah. Dan hal itu berlanjut hingga ketika jam pelajaran berakhir dan memasuki waktu istirahat. Lydia yang biasanya akan memerintah Adel agar mengantri untuk membelikannya makanan di kantin, sekarang Lydia justru melakukannya sendiri.
Perubahan Lydia menjadi lebih terlihat hingga pulang sekolah. Adel tidak lagi diganggu oleh Lydia lagi. Gadis itu mengemas alat-alat tulisnya dan tidak menggubris ajakan nongkrong dari teman se-gengnya yang lain. Lydia benar-benar terlihat seperti orang lain jika seperti ini. Terlalu tampak baik hati.
Namun, itu tidak baik. Adel menginginkan pertengkaran kembali terjadi di antara mereka agar ia bisa memiliki kesempatan menjambak rambut Lydia dan mendapatkan beberapa helai rambutnya. Sesungguhnya bisa saja mengambil rambut secara diam-diam, tetapi Adel tidak yakin itu akan berhasil.
Kalau ia mengambil secara diam-diam dengan lokasi tempat duduk mereka yang berjauhan, tidak akan ada kesempatan untuk melakukannya. Apalagi hari ini, Lydia benar-benar terkesan seperti sedang menjauhi Adel. Bahkan gadis itu juga tidak menyapa atau mengucap satu kata pun kepada Adel.
Oleh karenanya, Adel pun mengambil langkah terlebih dahulu. Ketika Lydia hendak pulang, di depan kelas mereka, Adel menghadang Lydia dengan perasaan gugup dan sedikit gemetar. Tremor di tubuhnya bukan hanya karena ia takut menghadapi Lydia yang sekarang memasang wajah sinis, tetapi juga karena ia belum makan dari pagi dan telah beraktivitas banyak yang melelahkan.
"Ada apa? Gue lagi gak mood buat ngeladenin lo," ucap Lydia. Gadis itu tidak berbohong. Terlihat jelas dari lirikan matanya yang seakan malas.
Adel pun berkata, "S-Saya mau minta waktunya sebentar."
"Iya cepat makanya! Gue mau pulang, nih." Lydia sangat berbeda. Ia lebih tergesa-gesa pulang dibanding hari sebelumnya yang mementingkan mengganggu Adel atau nongkrong bersama teman.
Namun, Adel tidak mau berpikir jauh hanya karena hal itu. Kemudian, ia mengambil langkah mendekat. Meskipun Lydia mundur karena tidak mau berdekatan dengan Adel yang sekarang berpenampilan lusuh dan kotor. Akan tetapi, Adel memperpendek jarak di antara keduanya dan mendorong Lydia hingga jatuh ke lantai.
"Apa yang lo mau lakuin, hah?!" Lydia berteriak tanpa sempat ia berdiri, tubuhnya sudah ditindih oleh Adel.
Lydia amat terkejut atas perbuatan Adel yang tiba-tiba. Apalagi ketika orang selalu direndahkan olehnya itu menjambak rambutnya dengan kuat. Adel menarik rambut Lydia seakan-akan ingin membuat gadis itu botak.
Lydia marah tentu saja. Adel yang lemah itu dengan mudah bisa dihempas dengan tangannya. Tubuh Adel terguling ke samping hingga membentur tembok bagian depan kelas mereka. Lantas, Lydia berpindah tempat. Ia berdiri di samping Adel yang masih jatuh di lantai.
"Gue udah gak gangguin lo lagi eh malah lo yang gangguin gue. Emang cari mati lo, ya." Lydia memaki disertai satu tendangan kuat di bagian perut Adel.
"Akh! S-sakit," ringis Adel sambil memegangi perutnya.
"Awas lo kalau berani ngadu lagi soal tendangan kali ini. Ingat! Semua ini lo yang mulai. Kalau lo ngelapor, gue bisa berdalih ini perlindungan diri gue dari serangan lo, sialan!" maki Lydia lagi.
Lydia tidak sedang berada di mood yang baik. Ia harus cepat-cepat pulang sebelum dirinya kena marah untuk yang ke sekian kalinya. Maka, setelah ia mengucapkan kalimat itu, Lydia segera pergi meninggalkan Adel yang masih meringis sakit sambil menangis memegangi perutnya.
.
.
.Rabu, 31 Mei 2023, 22:58 WIB.
🌹❤️🌹
~ Resti Queen ~
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Ugly, Just Broken! [END]
Teen FictionAdelia Putri selalu menjadi bahan perundungan di sekolahnya lantaran kondisi hidupnya yang tak sempurna. Miskin, jelek, dan bodoh. Itulah yang selalu disematkan oleh Lydia Kirana, seorang gadis dengan predikat sempurna berkat kecantikan, kecerdasan...