"Selamatt ulang tahun kembar." Teriak serentak Chandra dan Nadia guna memberi ucapan pada ketiga putranya yang sedang berulang tahun.
Senyum merekah menghiasi wajah kelimanya, dan yang pasti si kembar tiga. Hari spesial ini yang mereka tunggu-tunggu. Karena kedua orang tuanya akan memberi perhatian lebih pada hari ini. Ayahnya juga bakal lebih lama di rumah, walau nanti ia balik ke kantor lagi.
"Ayok sini kalian bertiga." Nadia berjalan mendekat lalu memeluk Davian terlebih dahulu.
"Anak bunda udah besar, udah 17 tahun, tapi kalian masih anak kecil di mata bunda." Ucap Nadia.
"Ihh bunda, udah segede ini ya Davi."
"Iya iyaa. Davian sayang, kamu udah jadi abang yang hebat, kamu kebanggaan bunda. Terus bimbing adik-adik kamu ya." Nadia mengeratkan pelukannya lalu mencium seluruh wajah si sulung.
"Iya makasih bunda udah susah payah ngelahirin kami, mana langsung bertiga lagi." Balas Davian senang. Ia pun beralih ke ayahnya dan bersalaman.
"Umm anak ayah, tingginya udah mau ngalahin ayah." Ucap Chandra sambil mengelus kepala Davian lalu memeluknya.
"Hehe."
Sementara Nadia, segera memeluk Farrel. Putranya yang sangat pemalu kalau soal beginian.
"Farrel sini kamu, jangan kabur. Kamu selalu aja nolak mau bunda cium yah." Ujar Nadia setelah mendapatkan si tengah. Lalu sama seperti yang paling tua, Farrel mendapatkan ciuman di segala wajahnya.
"Bunda ih, udah bundaa. Aku udah gede."
Nadia melepaskan pelukannya dengan wajah kecewa yang dibuat-buat. "Kamu ini, gak semuanya loh bisa dapat ciuman dari mamanya."
"Iya tapi gak banyak-banyak juga." Farrel memilih ke arah Chandra dan segera menyaliminya. Sama seperti Davian, Farrel juga ikut dipeluk oleh ayahnya itu.
"Jangan malu-malu kamu sama bunda sendiri, Rel." Ucap Chandra dalam pelukan putranya.
Kini giliran Saka yang sudah menunggu dicium bunda dari tadi. Ia terus saja tersenyum memikirkan bagaimana rasa hangat pelukan dan kasih sayang ciuman bunda.
"Saka, selamat ulang tahun ya sayang, anak bunda yang paling kecil." Ucap Nadia lalu pergi mengajak Davian dan Farrel ke meja makan untuk mulai sarapan.
Perlahan, sudut bibir Saka mulai turun. Ia tak mendapatkan ciuman atau pelukan dari bundanya, hanya usapan kecil di puncak kepala Saka dan sedikit ciuman di kening. Sama seperti tahun lalu dan tahun sebelum-sebelumnya.
Namun Saka membuang rasa kecewanya dan kembali tersenyum karena ini adalah hari bahagia mereka, ia tak mau merusaknya.
Davian dan Farrel sebenarnya merasa tak enak hati. Tapi bundanya itu kelewatan keras kepala. Gak bakal mereka bisa bilangin bundanya. Jadi mereka hanya menuruti saat Nadia menarik tangannya.
Beda dengan Davian dan Farrel, Chandra sedikit menampakkan kesalnya dengan protes.
"Bun." Panggilnya. Sementara yang dipanggil hanya acuh dan terus mengambilkan makanan untuk putranya yang lain.
Chandra hanya menghela napas kemudian kembali menghadap si bungsu. "Sayang, ayo sini?"
Saka langsung saja menghamburkan pelukannya pada sang ayah.
"Selamat ulang tahun ya sayang. tetap jadi yang terbaik dan jadilah anak yang berbakti kepada orang tua. Kamu anak ayah yang hebat, dan kamu yang paling kecil jadi kamu bayinya ayah."
Chandra terus memeluk putra kecilnya itu lalu mencium wajahnya dengan penuh kasih sayang. Biarlah ia tak mendapatkannya dari bunda seperti abangnya yang lain, asalkan ia sudah mendapatkan dari ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Langit
Teen FictionOrang berekspetasi kalau anak bungsu itu selalu bahagia dan hidup dengan penuh perhatian. Namun, itu tak berlaku untuk Saka. Walau ia anak terakhir dari kembar 3 tak membuatnya bisa melakukan hal sesukanya. Hidup dengan kekangan sang bunda. Saka be...