Hari Gak Biasa

617 44 0
                                    

"Baiklah, sesi debat dan tanya jawab sudah selesai dilaksanakan. Kini kita akan masuk sesi pencoblosan."

Pemilihan pun dimulai dari guru-guru, lalu dilanjutkan dengan kelas 12 dan seterusnya secara bergiliran. Yang kelasnya belum gilirannya boleh istirahat dan keluar dari aula sekedar nyari angin atau makan untuk mengisi perut.

Seperti pencoblosan pada umumnya, pasti ada yang memiliki secara serius, ada yang golput, dan ada yang gak ikut sama sekali.

Kalau Saka, pastinya ia memiliki dengan betul-betul. Gak rugi kan ngasih hak suaranya secara serius.

.
🦋
.

"Oke, sudah berkumpul semuanya? Apa puas dengan istirahatnya?" Sapa si pembawa acara.

Banyak jawaban yang diberikan murid-murid. Hingga sedikit riuh sejenak.

"Haha. Baiklah ini adalah saat-saat yang kita tunggu. Hasil penghitungan suara sudah keluar. Siapa yang terpilih ya kira-kira?"

Seketika para calon menegang. Mewanti-wanti siapa yang bakal kepilih. Gak beda dengan Saka, dari tadi ia terus berdoa. Merapalkan harapan semoga Sam dan Jean mendapat jumlah suara paling banyak.

"Tegang banget Sa?" Komen Farrel.

"Iya, takut Sam sama Jeje gak kepilih."

Davian geleng-geleng liat tingkah Saka. Anak itu memang suka memikirkan orang lain ketimbang dirinya. Davian pun heran kenapa orang seperti Saka bisa membuat dinding setebal itu.

"Gak usah lama-lama lagi, saya bakal umumin siapa yang bakal jadi penerus ketua dan wakil ketua Osis periode sebelumnya."

Si pembawa acara membuka amplop di tangannya. Melihat nomor urut yang terpampang, ia membuat ekspresi wajah yang sulit diartikan. Berniat membuat audience penasaran.

"Wah gak nyangka ya." Ucapnya.

"Cepat aja lahh, bikin penasaran aja." Gerutu Farrel.

"Ya emang gitu kan biasanya, dibuat penasaran dulu kita." Balas Davian.

"Ciee kepo yaa??" Goda si pembawa acara melihat wajah audience.

"Dih masih nanyak."

"Calon ketua dan wakil ketua Osis yang terpilih adalah....."

Sang mc menggantung kalimatnya selama beberapa detik guna membuat seisi aula geregetan sendiri. Mereka penasaran siapa yang terpilih, terutama yang mencoblos secara sungguh-sungguh.

"....calon ketua dan wakil ketua Osis yang terpilih adalah selamat kepada pasangan NOMOR URUT 3."

Suara tepuk tangan memenuhi aula. Riuh kembali ruangan serba guna tersebut. Banyak komentar yang diutarakan. Tapi tak sedikit yang terlihat senang dan puas dengan hasil pengumuman, karena memang banyak yang memilih pasangan tersebut. Sesuai perkiraan mereka.

Sambara yang namanya tak terpanggil menjadi terdiam dan termenung selama beberapa detik. Tak ada ekspresi yang ia keluarkan.

"Je, kita gak kepilih." Ucap Sam datar.

Jean melihat ke kakak kelasnya sebentar kemudian membuka mulut. "Iya kak." Jawab Jean seadanya.

"Kenapa?"

"Karena kita kurang jumlah suara kak. Mereka lebih unggul 74 suara."

"Padahal beda tipis."

"Iya."

Masih tak menyangka ini selesai begitu saja. Padahal mereka sudah menyiapkan ini dari seminggu lebih. Mulai dari perbedaan pendapat, sampai pertengkaran yang menyebabkan mereka hampir menyerah.

Cerita Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang