"KAK SAKAAAA."
Teriakan itu menggelegar ke seisi kelas. Para murid yang tadinya sibuk dengan aktivitas masing-masing menjadi menoleh termasuk pemilik nama.
"Jean?" Tatapannya heran.
Terniat betul anak itu sampai datangin kelas Saka. Setelah si sasaran melihatnya, Jean mulai berlari dan memeluk tubuh Saka dari belakang.
"Woi santai. Orang baru sembuh udah lo hantam aja." Sahut Sambara yang duduk di samping Saka.
"Biarin wlee. Orang sirik pasti busuk hati."
"Hahaha ngatain kakak kelas dia." Sam tertawa meremehkan.
Sambara bangun lalu mendekati Saka. Ia kemudian menarik kerah Jean dan menjauhkannya dari sang sahabat.
"Sana lo, ga usah meluk meluk Saka."
Jean menepis tangan Sam dan kembali mendekati Saka.
"Apaan sih kak, lagian kak Saka nya aja gak masalah kok."
"Ngapain sih lo disini? Ada kelas sendiri kan??"
"Ya terserah gue dong mau kemana, kan gue juga murid disini, orang gue juga bayar spp."
"Dihh adek kelas belagu. Ini mau deket-deket Saka?" Sam memandang Jean dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Emang napa? Gue kan juga temennya kak Saka, kok lo sewot?"
"Gue yang nemu Saka duluan ya, gue yang lebih deket sama dia."
"Dih apaan, gue juga sering sama kak Saka waktu ekskul yee. Deket banget malahan."
"Cuma ekskul bentar doang bangga? Gue seharian sama Saka di kelas. Sok banget jadi adek kelas."
"Terus hubungannya apa? Yang penting kan gue gak masalah main sama kak Saka. Iya kan kak?"
"Iya gak papa. Kamu juga Sam, biarin aja kali Jeje di sini." Akhirnya Saka ngomong juga.
"Tuh denger." Jean meledek Sam.
Sementara yang diledek kembali duduk ke kursinya sambil manggut-manggut karena gak dibela sahabat sendiri.
"Tapi, kenapa kamu meluk-meluk aku Je? Kayak udah ditinggal bertahun-tahun aja. Alay tau gak?"
"HAHAHAHA rasainn." Tak mau kalah, Sam balik meledek Jean.
"Yeee kak Saka udah dua hari gak masuk kan Jeje jadi kangen." Jean pasang muka sedih.
"Cuma dua hari doang padahal, Je."
"Iya Jeje udah kangen banget. Btw kak Saka sakit karena apa?"
"Ini nih, ni anak dari kemaren ngerecokin kita cuma karena pengen tau lo sakit karena apa. Emosi tau gak kemarin tuh." Tanggap Sam mengingat kejadian kemarin.
"Aku cuma kecapean aja, Je." Ungkap Saka pada pertanyaan Jean.
"Kecapean karena ngajarin Jeje nyanyi?"
"Gak kok. Karena bentar lagi kan mau ujian, aku mungkin terlalu fokus jadi kecapean gitu."
Sambara melihat ke arah Saka. Ia tahu Saka berbohong.
"Gitu ya?"
"Iya Jeje."
"Hm bagus deh kalau bukan karena Jeje kak Saka jadi sakit."
"Loh kok mikir gitu?"
"Gak papa."
Sam tak mengalihkan pandangannya pada Saka, kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga si sobat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Langit
Ficção AdolescenteOrang berekspetasi kalau anak bungsu itu selalu bahagia dan hidup dengan penuh perhatian. Namun, itu tak berlaku untuk Saka. Walau ia anak terakhir dari kembar 3 tak membuatnya bisa melakukan hal sesukanya. Hidup dengan kekangan sang bunda. Saka be...