Sambara selesai merapikan peralatan menulis dan bukunya. Setelahnya, ia meraih laci guna mengambil string bag berisi pakaian berenang. Lantas memandang ke samping dimana sang sahabat masih duduk rapi.
"Saka, let's go." Ajak Sambara.
Saka mengalihkan pandangan ke arah suara sambil memasang wajah bingung. "Kemana?"
"Sekarang jadwal kita berenang."
"Harus banget ya?" Cicit Saka.
"Ya iyalah, berenang itu penting buat tubuh kita. Apa lagi buat paru-paru lo yang lemah itu."
"Tapi-"
"Gak usah tapi-tapi. Ayoo."
"Hahh ya udah." Jawab Saka lesu.
Lalu mereka berjalan menuju lokasi kolam berenang yang masih berada area di sekolah.
"Kenapa tiap ada pelajaran berenang lo selalu lesu gitu, kayak gak suka banget. Padahal cuma sebulan sekali."
"Aku gak suka berenang."
"Heran."
"Kenapa?"
"Disaat semua remaja seumuran kita suka banget berenang, sementara lo engga. Emang betul spesies lain lo."
"Omongannya dijaga." Peringat Saka.
"Tapi kenapa gitu loh? Padahal berenang itu sangat menyenangkan." Seperti biasa, Sam lebay.
"Gak suka aja."
"Oh iya gue belum pernah liat lo berenang. Biasanya anak-anak pada lomba, kadang yang kolam 2 meter. Lo ikut ya, sekali-sekali."
"Gak dulu deh." Tolak Saka cepat.
"Kenapa sih?? Lo takut? Nanti gue ajarin sekalian ngelatih paru-paru lo, ya?"
"Gak mau!"
"Udahh ayok." Sam menarik tangan Saka untuk lebih cepat berjalan ke area kolam.
.
🦋
.Sambara menatap lesu Saka yang hanya duduk di pinggiran kolam sambil termenung. Beda dengan yang lain yang sudah asik berenang.
Hari ini mereka hanya diberikan materi dan beberapa murid yang praktek langsung. Saka bersyukur tidak semuanya.
Jika sang guru telah selesai menjelaskan, mereka akan dibebaskan untuk bermain di area kolam manapun asal bisa menjaga diri.
"Ayo Sa, katanya mau ke kolam 2 meter." Ajak Sam mendekati Saka yang hanya duduk sambil memainkan kakinya ke dalam air.
"Siapa yang mau?"
"Lah tadi bilangnya oke."
"Gak ada aku bilang oke."
"Iya gak ada, tapi demi kebaikan lo juga. Lo mau paru-paru lo lemah terus?"
"Ya engga lah."
"Ya makanya latihan berenang." Sam mencoba menarik tangan Saka.
"Lain kali aja deh Sam, dalem banget loh itu 2 meter."
"Kalau lain kali entar gak jadi-jadi. Ayolah kesempatan ini."
Sam memaksa Saka berdiri dan menariknya ke kolam yang lebih dalam agar leluasa untuk berenang. Sementara si empu hanya pasrah karena memang tenaga mereka jauh berbeda.
"Sana cepet masuk." Perintah Sam pada remaja di depannya.
Kini mereka sudah berdiri di pinggir kolam 2 meter. Tak banyak murid di sana karena gak semuanya pandai berenang. Ditambah kolam itu yang cukup besar, menambah rasa takut saat berdiri di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Langit
Fiksi RemajaOrang berekspetasi kalau anak bungsu itu selalu bahagia dan hidup dengan penuh perhatian. Namun, itu tak berlaku untuk Saka. Walau ia anak terakhir dari kembar 3 tak membuatnya bisa melakukan hal sesukanya. Hidup dengan kekangan sang bunda. Saka be...