"PAGI SAKAAAAA"
"Oh, pagi Sam."
Yang dibalas sapa mengernyit, merasa sobatnya itu terlampau lemas.
"Lemes banget masih pagi. Coba sini." Sam menyentuh kening Saka, mengecek suhu tubuhnya karena Saka kelihatan pucat.
"Sa, lo demam ini, terus pucet banget. Kenapa maksa sekolah?"
"Aku gapapa Sam."
"Ga papa gimana? Panas banget ini loh. Mending gue anter ke UKS aja ya."
"Ga usah, aku masih kuat kok. Paling nanti juga sembuh."
"Ya udah terserah lo, tapi kalau udah gak kuat bilang ya."
"Hmm."
Saka emang udah ngerasa gak enak badan dari bangun tadi pagi. Tapi ia tetap maksa sekolah takut bundanya marah lagi.
.
🦋
."Oke kalau gak ada yang bertanya biar ibu yang tanya."
Guru yang sedang mengajar kelas Saka itu mulai mengambil buku absen, memilih secara acak nama siswa yang akan ia tanyakan.
"Saka Naresh."
Mengernyit tak ada sahutan dari yang punya nama, guru itu memanggil sekali lagi.
"Saka Naresh Adyasta?"
Sam menoleh ke arah sahabatnya yang tak merespon panggilan guru. Ia melihat Saka menelungkupkan wajah menggunakan kedua tangannya di atas meja.
"Sstt, Sa. Lo dipanggil itu." Bisik Sam sambil mencolek lengan Saka. Namun masih tak ada respon dari sang empu.
Akhirnya Sam berdiri dan mendekati Saka. Menepuk-nepuk punggung remaja seumuran itu, berharap mendapat respon. Namun nihil, Saka masih setia pada posisinya.
Panik, Sam mulai menggoyangkan tubuh itu.
"Sa, bangun!!"
Melihat ada yang tak beres, si guru memutuskan bertanya. "Sambara, Saka kenapa?"
Pemuda Bernama belakang Elvano itu menyentuh kening Saka berniat mengecek suhu tubuh temannya. Kaget bukan main, Suhu tubuhnya lebih panas dari yang tadi pagi.
"Bu, demamnya Saka makin tinggi."
"Ya udah Sam, ibu minta tolong kamu anter Saka ke UKS ya."
"Iya Bu."
Sam dengan sigap menggendong Saka di punggungnya. Ia langsung berlari menuju UKS karena terlampau panik. Saka sedikit menggeliat tak nyaman, lantas Sam memperlambat larinya.
"Dibilangin ngeyel banget sih."
Sesampainya di UKS, Sam langsung membaringkan Saka ke brangkar yang tersedia. Perawat yang menjaga di sana dengan sigap memeriksa kondisi siswa pucat itu.
•Cerita Langit•.
🦋
.Sambara menghela napas saat bel istirahat berbunyi. Saka masih belum bangun juga. Buat ia makin khawatir. Soalnya gak pernah ia lihat orang demam sampai pingsan lama gini. Apa ia yang kurang jauh ya mainnya?
Dari kejauhan, Sam dengar langkah cepat dan semakin mendekat. Ia memutar pandangannya ke arah pintu dan benar saja, pintu tak bersalah itu langsung didobrak oleh dua orang sekaligus.
Davian dan Farrel pelaku pendobrak, mereka nyerobot masuk ke dalam UKS dengan tergesa. Mendengar si bungsu pingsan, tentu mereka langsung menuju ruang rawat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Langit
Novela JuvenilOrang berekspetasi kalau anak bungsu itu selalu bahagia dan hidup dengan penuh perhatian. Namun, itu tak berlaku untuk Saka. Walau ia anak terakhir dari kembar 3 tak membuatnya bisa melakukan hal sesukanya. Hidup dengan kekangan sang bunda. Saka be...