Malam hari dikediaman Elgarenth...
Seorang gadis berambut pendek terlihat rusuh menghampiri lemari kecil yang terdapat berbagai camilan enak didalamnya. Ia berlari menuju meja komputer dan mulai menekan-nekan keyboard nya dengan tidak santai, layar komputer itu menampilkan sebuah game bergenre aksi yang sedang dimainkan oleh gadis itu.
"Tembak.. tembak.. tembak.. tembak... Ilo hampir menang" gumam gadis itu tanpa sadar sembari meraih snack yang telah ia bawa dari lemari tadi, ia pun menghentikan sekejap permainannya dan mulai membuka snacknya dengan cara yang barbar. Ia menggigit bungkus snack yang berukuran sedang itu dan menarik sobekannya dengan rusuh.
"kyaaaa jangan kalah!" oceh Wilo sembari terus menekan-nekan keyboardnya dengan cepat. Kedua matanya terlihat begitu fokus dengan objek yang berada di hadapannya.
Tuk tuk tuk!
"Siapa? " ucap Wilo sedikit berteriak sembari menoleh singkat ke arah pintu kamarnya.
"Tante Irene nyuruh lo kebawah" sahut orang yang berada dibalik pintu.
"Ahh, kayin. Iya kayin sebentar, Ilo nanti kebawah" balas Wilo tanpa memutuskan pandangannya ke arah layar komputer.
Ceklek - Pintu kamar terbuka dan langsung menampakkan sosok gadis jangkung yang tengah berdiri diambang pintu.
"Woy.. Lo ngga denger apa kata gue? " ucap Karina terhadap Wilo yang masih anteng memainkan komputernya.
"Denger" balas Wilo singkat tanpa menoleh sama sekali ke arah Karina.
"Yaudah, buru kebawah. Dipanggil dari tadi juga"
"Iyaa kayin sebentar, Ilo hampir menang ini".
Karina memutar bola matanya malas lalu kembali menutup kamar gadis itu dengan tenang, ia kembali beranjak menuju kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya diatas sofa.
Sedangkan di sebrang sana, Wilo telah menyelesaikan permainannya dan langsung buru-buru turun kebawah untuk menemui Irene yang sedari tadi telah memanggilnya. Ia berlari cukup kencang dari kamarnya hingga menyebabkan salah satu kakinya melewati dua anak tangga membuat tubuhnya terjatuh dan berakhir membentur ujung tangga.
"HUAAA SAKIIT" Teriak Wilo begitu nyaring membuat semua orang yang ada di rumah itu mulai menampakkan dirinya satu persatu.
"Ya ampun, Wilo kamu kenapa nak" panik Irene dari kamarnya dan langsung menghampiri Wilo yang sedang berusaha untuk bangun. Ia pun membantu gadis itu untuk berdiri dan langsung memeriksa keadaannya setelahnya.
"Wilo El, kamu kenapa? " ucap Sahya menghampiri dan langsung memeriksa putri bungsunya dengan khawatir.
"Dia jatuh, mas" balas Irene.
"Sakit" ucap Wilo dengan suara yang bergetar, ia menatap Sahya dengan penuh penderitaan.
"Makannya, udah papa bilang berkali-kali. Jalan! , tau kan akibatnya sekarang" omel Sahya dengan tegas membuat Wilo menundukkan kepalanya. Ia kini telah duduk di sofa dan sedang memegangi salah satu tangannya yang terasa nyeri akibat benturan tadi.
"Udah mas, dia mungkin lari kebawah gara-gara lagi buru-buru" ucap Irene menenangkan.
Sahya pun menghela nafas lelah lalu bergegas mengambil kotak p3k.
"Mana yang sakit hm? Tangan? " tanya Irene dengan lembut membuat Wilo menatapnya dengan berkaca-kaca.
"Ini tante" jawab Wilo menunjukkan tangan kirinya terhadap Irene.
"Lain kali, kalau kamu lagi buru-buru mau turun kebawah, tetap lakuin apa yang udah papa bilang sama kamu, jalan. Ngga usah lari-lari" Peringat Irene.
"T-tapi tadi tante Irene manggil Ilo-- Ilo takut tante Irene marah gara-gara Ilonya lama"