Tiada hari tanpa semangat, sudah hampir dua minggu Wilo merasakan itu di setiap harinya. Karina belum juga sadar dari tidur panjangnya yang sangat membosankan. Hari-hari ia hanya bisa tertidur lelap tanpa mau membuka matanya walau hanya sedetikpun, bahkan untuk mendengar banyaknya orang yang berusaha berbicara dengannya pun, Karina pasti mengabaikannya begitu saja. Entah mimpi apa yang sedang mendatanginya sampai-sampai ia begitu menikmati tidur panjang ini dengan wajah yang terlihat sangat tenang tidak ada beban, apakah gadis jangkung ini bermimpi indah? atau mungkin ia sedang bermimpi menjelajahi waktu. Entahlah, tidak ada seorangpun yang tahu. Kalau memang benar ia menjelajahi waktu, ia pasti akan melihat bagaimana masa depannya di tahun yang akan datang.
"Humm humm humm, Kayin nda boleh— i-ituh punya I-lo" tidak ada angin tidak ada hujan. Di sore hari yang terasa adem ini gumaman seorang gadis mungil malah menghiasi heningnya kamar Karina yang sedang cosplay menjadi putri tidur. Wilo tertidur diatas sofa sembari menggenggam erat sebuah botol dot bermotif bebek yang entah mengapa terlihat sangat cocok ketika berada di genggamannya. Gadis mungil itu baru saja mengigau sembari menyebut nama seseorang yang sangat ia rindukan kehadirannya, walaupun secara fisik sudah berada dihadapannya namun Wilo tetap menunggu jiwanya hadir kembali untuk melihatnya. Wilo sangat merindukan Karina, ia rindu dengan sosok pacar cantiknya itu.
"Engh! Permen Ilo! Kayin pencuri!! " gerutu Wilo dengan mata yang terpejam sangat erat. Tangannya yang menggenggam botol dot itu seketika bergerak kecil menandakan ia sedang melakukan aksi di dalam mimpinya, entah mimpi apa yang sedang dinikmatinya namun yang pasti ia tengah bertemu dengan Karina.
Pluk! - Botol dot yang digenggam oleh Wilo kini sukses terjatuh dan menggelinding kebawah. Akibat dari adanya pergerakan dan suara dentuman botol yang menyelimuti ruangan sunyi ini tubuh Wilo pun seketika mulai bergerak kecil memperlihatkan keresahan, mimpinya sebentar lagi akan berakhir karena ulahnya sendiri.
"Hoaaaaaammmm" pada akhirnya mimpi itu pun berhasil terhenti. Wilo baru saja menguap sangat lebar namun kedua bola matanya masih terasa sangat berat untuk terbuka. Lima detik, kedua telinganya samar-samar mendengar suara gesekan kertas yang terdengar tidak jauh dari posisinya, ya suara gesekan kertas seperti seseorang yang sedang membuka halaman baru saat sedang membaca buku. Wilo mendengarnya setiap lima detik berganti menjadi sepuluh detik.
Cahaya lampu yang menerangi ruangan ini mulai menutupi kedua bola mata Wilo yang perlahan-lahan mulai terbuka, wajah bantalnya ikut tersinari karena ia berada di pojok ruangan yang cukup gelap. Posisi tubuh Wilo pun kini sudah terduduk lesu diatas sofa, kepalanya sesekali menanggak kebelakang karena berusaha melawan rasa kantuk yang entah mengapa tidak ada habisnya di sore ini. Namun gadis mungil itu berusaha menjaga keseimbangannya, kedua tangannya bergerak untuk mengucek kedua bola matanya yang telah terpejam lumayan lama. Mungkin ada tiga jam, ia sudah tertidur diatas sofa ini selama tiga jam.
Slerrpp-
Untuk kesekian kalinya, suara gesekan kertas itu kembali terdengar melewati indra pendengaran Wilo. Orang rajin mana yang membaca buku di sore hari yang terasa tenang ini, Wilo sedikit tidak habis pikir dengan orang itu.
"Ih, siapa yang baca buku di—
"KAYINNN?!!! "
Teriakan terkejut dan juga kedua bola mata yang melotot kini menghiasi wajah bantal seorang Wilo Elgarenth, nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul itu tiba-tiba saja langsung terasa menyerang hingga sekarang menjadi sangat full. Wilo terkejut, kedua bola mata kantuknya langsung menjadi segar setelah melihat pemandangan spesial yang berada di hadapannya.