20

3.6K 308 51
                                    

Malam itu menjadi malam yang paling bersejarah di dalam hidup Wilo dan juga Karina, bahkan mungkin tidak hanya didalam hidup mereka saja. Irene dan Sahya pun sama-sama ikut merasakannya. Mereka berdua telah resmi menjadi suami-istri setelah di malam itu keduanya sama-sama mengucapkan janji pernikahan yang akan terus berlaku sampai akhir nanti. Disisi lain, kedua putri mereka juga diam-diam melakukan hal yang tidak terduga terkait perasaannya. Wilo dan Karina sama-sama mengungkapkan perasaannya masing-masing dan berakhir menjalin hubungan yang terasa lebih bermakna, mereka tahu jika itu tidak benar dan dunia pasti tidak akan menyukainya, namun bukankah cinta itu bisa datang kapan dan darimana saja? Lalu apakah jika cinta itu telah datang  mereka berdua malah harus merelakannya karena dunia tidak menyukainya? Tolong beri mereka waktu untuk merasakannya, karena cinta bukanlah hal yang bisa dibiarkan begitu saja.

...........

"Wilo belum bangun, rin? "

Ucapan itu terdengar menggema di dalam sebuah ruangan yang terlihat sudah dihiasi berbagai menu sarapan enak buatan sang wanita paruh baya. Irene duduk di salah satu kursi yang melingkari meja makan sembari menyambut kehadiran Karina yang baru saja turun dengan piyama hitamnya. Beberapa hari sudah berlalu dan kini kediaman Elgarenth telah resmi menampung lengkap sebuah keluarga yang sah. Irene, Sahya, Karina dan juga Wilo telah menjadi sebuah keluarga.

"Loh, belum bangun, ma? Karin kira udah ada dibawah" ucap Karina membalas perkataan sang ibunda. Ia pikir gadis mungil yang telah menjadi pacar sekaligus adiknya itu sudah berada dibawah untuk memulai sarapan.

"Belum, mama belum liat dia turun dari tadi" balas Irene.

"Mau Papa yang bangunkan atau kamu yang bangunkan? " tanya Sahya yang baru saja bergabung dengan pakaian santainya. Hari ini adalah hari weekend, jadi ia tidak sibuk dengan urusannya di kantor.

"Aku aja yang bangunin, papa disini aja sama mama" jawab Karina terhadap Sahya. Sudah dari hari-hari yang lalu hubungan mereka menjadi semakin hangat, bahkan Karina pun sudah berani memanggil Sahya dengan sebutan 'Papa'.

Sahya tersenyum ke arah Karina, ia membiarkan gadis jangkung itu bergegas untuk menyusuli anak bungsunya yang sepertinya masih berada di alam mimpi. Ia juga senang karena akhirnya ia bisa memiliki hubungan yang baik dengan Karina. Awalnya ia selalu merasa takut jika gadis itu tak kunjung menyukai dan merasa tidak nyaman jika hidup bersama dengannya, namun sepertinya rasa takut itu kini sudah terbalaskan dengan rasa bahagia.

"Mau aku buatkan teh atau kopi? " Irene bertanya kepada Sahya.

Sahya pun menatap Irene dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya, semenjak mereka berdua telah menikah Sahya selalu memberikan tatapan paling hangatnya terhadap sang istri.

"Teh saja, nanti selesai sarapan biar saya saja yang membereskan bekasnya. Kamu tidak perlu mencuci piring pagi ini" ucap Sahya.

Irene pun hanya tersenyum sembari menggeleng kecil.

"Teh nya pakai gula atau tidak? " tanya Irene kembali.

"Tidak usah, kalau kata anak muda teh hangat tanpa gula juga akan tetap terasa manis karena kamu yang membuatnya" jawab Sahya.

Irene melotot terkejut mendengar ucapan Sahya, bagaimana bisa seorang Sahya Elgarenth menggodai dirinya. Sifatnya memang menjadi sangat berbeda setelah menikah.

Disisi lain, Karina berjalan menaiki tangga panjang yang baru saja ia turuni beberapa menit yang lalu. Namun sekarang ia kembali menaikinya untuk bergegas menghampiri kamar sang adik. Gadis mungil itu terlihat belum menampakkan dirinya sama sekali di pagi hari yang cerah ini, Karina akan segera memulai misinya untuk membangunkan orang spesialnya itu.

Dear Baby - WinRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang