12

4.7K 454 71
                                    

Sesampainya dirumah...

Karina tengah mengeringkan rambut panjangnya dengan sebuah handuk yang ia gosok-gosokkan ke seluruh bagian rambutnya, gadis ini baru saja selesai mandi dan masih menggunakan handuk jubahnya di hadapan cermin.

Ceklek.. brak!

"Kayinnnn, Ilo mau update persaingan Ilo sama Samoyed.. Ilo udah sampai sejauh apa dibanding anjing jelek itu" ucap Wilo yang tiba-tiba saja membuka pintu kamar Karina dengan tidak santai lalu main nyelonong masuk dengan rambutnya yang juga masih terlihat lepek habis mandi. Ia duduk diatas sofa Karina sembari memainkan nintendonya.

"Ga sopan banget lo main buka pintu kamar orang sambil rusuh, tutup lagi pintunya" titah Karina.

Wilo pun dengan cepat langsung beranjak untuk menutup pintu kamar Karina. Ia kembali duduk diatas sofa sembari menunggu Karina selesai mengeringkan rambutnya. Ia mulai menyalakan TV untuk melihat serial kartun favoritnya di youtube. Suara dari film berjudul pororo pun langsung mendominasi seisi kamar Karina.

"Kecilin" ucap Karina yang merasa risih dengan suara volume TV nya yang terdengar terlalu tinggi, Wilo malah tidak menyadarinya karena fokusnya sudah anteng untuk melihat film itu. Alhasil gadis jangkung itu pun menghampiri keberadaannya dan melakukannya sendiri, Karina merebut remot TV yang sedang di genggam oleh Wilo.

"Kayinn Ilo mau nonton, remot ini punya Ilo jangan diambil-ambil" ucap Wilo sembari menatap tajam ke arah Karina. Tangannya kembali merebut remot itu dari genggaman Karina.

"Lo pikir ini kamar lo? Kecilin volumenya anjir rese banget" balas Karina dengan kesal lalu beranjak menuju sebuah ruangan untuk memilih pakaian dan memakainya. Ia kembali keluar dengan penampilan yang lebih rapi.

"Bantal tuh bantal, ada di lantai mulu setiap lo duduk disitu" omel Karina setelah melihat dua buah bantal sofanya berserakan di lantai, sudah pasti itu akibat dari ulah Wilo yang tidak bisa diam sedetik pun dengan tubuh mungilnya. Karina menghampiri Wilo dan ikut mendudukkan dirinya di sofa itu.

"Ih Krong krongnya ngambek, Ilo juga mau ngambek sama pororo" oceh Wilo tanpa sadar sampai ia tidak menyadari jika Karina sudah berada di belakangnya.

Sepasang tangan putih dan juga bening tiba-tiba saja menarik pinggang mungil Wilo untuk mundur ke belakang, tubuh Wilo kini menjadi bersandar ditubuh Karina yang memeluknya dari belakang. Sontak gadis mungil itu langsung membulatkan matanya lebar-lebar. Karina tidak biasanya melakukan ini, Wilo juga belum merengek minta dipeluk sedari tadi.

"Kayin kok peluk Ilo"

"Diem" Karina semakin mengeratkan pelukannya, ia meletakkan wajah cantiknya di salah satu bahu Wilo, matanya mulai terpejam sembari menghirup aroma Wilo yang tercium sangat bayi. Tubuhnya didominasi oleh wangi sabun mandi dan juga minyak telon yang tercampur rata menjadi satu.

"Gue pinjem bahu lo bentar, lo fokus aja nonton pororo disini" ucap Karina.

Wilo hanya mengangguk menanggapi perkataan Karina. Ia pun pasrah-pasrah saja dengan tingkah gadis itu yang memeluknya, kedua matanya hanya fokus untuk melihat film pororo. Di dalam pikirannya mulai muncul rangkaian kata-kata yang ia ingin lontarkan saat ini, namun melihat Karina yang sangat nyaman dengan posisinya, ia mengurungkan niatnya untuk berbicara.

"Lo ngga marah sama gue gara-gara tadi di sekolah? " tanya Karina terhadap Wilo. Kedua tangannya masih setia melingkar di tubuh gadis itu.

"Ngga kayin, Ilo ngga marah. Ilo cuman takut aja waktu Kayin bentak Ilo." jawab Wilo dengan jujur. Pandangannya tetap fokus menonton film pororo.

"Maaf, gue udah kasarin lo disekolah" ucap Karina.

Fokus Wilo seketika teralih setelah mendengar kata maaf dari mulut gadis jangkung itu, perkataannya terdengar tulus mengaluni telinganya.

Dear Baby - WinRinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang