——
Baca part ini sambil dengerin lagu : Bunga Terakhir- Afgan
——Bercanda wkwkw...
Panik-panik dah kalian semua.. :)Enjoy.. Happy read..
——
Masih di hari yang sama, Wilo kini sudah berada di sebuah rumah sakit dengan ditemani oleh Karina dan juga Mahen. Mereka bertiga pergi dari tempat menyeramkan itu dengan menggunakan mobil Naresh yang sebelumnya dipakai oleh Jean. Naresh menyuruh mereka bertiga untuk segera pergi saja tanpa menghiraukan dirinya dan juga Jean yang masih berada di bangunan tua itu, Naresh juga sudah menghubungi pihak yang berwajib untuk mengurusi Jean yang merupakan sepupunya. Ia akan memastikan jika laki-laki itu akan mendapat hukuman yang setimpal dengan apa yang telah diperbuatnya.
"Minum dulu" Mahen menyodorkan sebotol air minum kehadapan Karina yang terlihat masih memikirkan kejadian yang telah menimpa Wilo hari ini.
Karina pun menerima air minum itu dan langsung meneguknya dengan perasaan yang tidak bisa tenang. Rasa khawatirnya masih belum hilang sampai sekarang. Saat ini Wilo sedang berada di dalam ruang IGD untuk mendapat penanganan dari tim medis akan kondisinya yang memprihatinkan. Mahen dan Karina pun hanya bisa berdoa dan berharap jika gadis mungil itu baik-baik saja. Jean benar-benar seorang laki-laki yang kejam dan juga hina. Karina masih sangat tidak terima dengan apa yang telah diperbuat oleh laki-laki itu terhadap sosok calon saudara tirinya.
"Udah telpon om Sahya sama nyokap lo?" tanya Mahen terhadap Karina.
Gadis jangkung itu hanya mengangguk sembari memejamkan matanya erat-erat, kepalanya bersandar di bantalan sofa yang menjadi tempat sandarannya. Mahen menepuk bahu Karina singkat dengan niat untuk menenangkan gadis itu.
"Gue ngga tau kenapa orang lain bisa jahat sama Wilo, anak itu ngga tau apa-apa selain hidup di dunia ini. Dia cuman tau kalau dia udah terlahir buat berdiri di bumi ini, tapi dia ngga tau apa yang harus dia lawan di dalamnya" ucap Mahen. Kedua tangannya sibuk memainkan botol air minum yang ia genggam dengan erat.
"Ini semua salah gue, lo ngga perlu susah-susah cari tahu siapa orang yang udah bikin dia menderita hari ini. Gue ada di depan lo" balas Karina. Gadis ini terus saja menyalahkan dirinya, perasaan yang campur aduk dan juga pikiran yang negatif membuatnya semakin kuat untuk menyalahkan dirinya sendiri.
Mahen menatap Karina dengan sayu, ia melihat bagaimana wajah yang selalu datar itu kini berubah menjadi raut wajah yang khawatir dan juga penuh rasa bersalah. Padahal Karina sama sekali tidak bersalah, yang bersalah adalah Jean yang merupakan mantan kekasihnya.
"Lo ngga salah, Kar. Jangan nyalahin diri lo sendiri atas hal yang terjadi sama Wilo di hari ini. Lo ngga pantes nyalahin diri lo sendiri disaat lo udah selamatin nyawa dia sampai rela bales semua apa yang udah Jean lakuin ke Wilo. Lo udah jadi pahlawan buat dia" ucap Mahen.
Karina terdiam dengan tatapan kosongnya yang menatap ke arah langit-langit rumah sakit, perkataan Mahen memang benar adanya. Yang salah bukanlah dirinya, tetapi Jean yang sekarang entah bagaimana kondisinya. Karina hanya mengharapkan jika laki-laki itu mati pada detik ini juga.