...... ____
"I love you"
Sebuah kalimat yang indah, kedua bola mata Wilo berbinar sangat terang ketika ungkapan kalimat romantis itu melintasi indra pendengarannya. Ia tersenyum ke arah sosok gadis jangkung yang sedari tadi terus saja menyerangnya dengan tatapan tulus, bibirnya tidak kalah tulus untuk melontarkan senyuman hangat dan juga cantiknya yang terpampang secara bersamaan.
"I love you too Kayin... I love you more kakak pacar" Wilo membalas perkataan Karina dengan kalimat andalannya.
Dengan perlahan si gadis jangkung pun mulai bergerak beberapa langkah kehadapan Wilo, secara tidak sadar posisi mereka berdua kini sudah mulai sangat dekat bahkan semakin mengikis tipis jarak yang sebelumnya menjadi celah dalam berhadapan. Kedua tangan Karina terlihat bergerak untuk menggenggam kedua tangan Wilo dengan sentuhan yang sangat lembut. Bola matanya terus saja tertuju kepada kedua bola mata Wilo yang sangat indah jika dilihat dari dekat, gadis mungil itu sama-sama menatapnya dengan tatapan yang terlihat sayu. Hembusan angin kecil berhasil membuat beberapa helai rambut kedua gadis itu beterbangan dengan bebas ditengah luasnya sebuah tanah yang dihiasi oleh berbagai bunga indah. Karina menempelkan jidat mulusnya terhadap jidat sang kekasih, kedua bola mata mereka berdua seketika terpejam sekejap sebelum akhirnya kembali terbuka dan tatapan saling tulus itu saling bersaut-sautan dalam memancarkan rasa cinta, kedua pasang tangan yang sedari tadi saling terpaut itu pun terus saja berdiam di posisinya tanpa harus terlepas sedetik pun. Namun pada detik ini genggaman sepasang tangan mulus itu mulai terlepas dengan Karina yang memulainya lebih dulu, ia melepas salah satu tangannya dan mulai bergerak untuk menyentuh wajah Wilo dengan sentuhan yang sangat halus dan juga penuh kasih sayang. Telapak tangannya ia tempatkan tepat di pipi kiri Wilo yang embul, dengan posisi jidat yang masih menempel tangan Karina mengusap-usap benda kenyal yang sedang disentuhnya itu dengan hangat. Ibu jarinya bergerak secara perlahan untuk mengelus pipi sang kekasih. Hatinya langsung terasa sangat hangat diatas bunga yang mekar dengan indah.
Perasaan yang serupa sama-sama dirasakan oleh Wilo yang sedari tadi hanya bisa terdiam dengan pergerakan Karina. Ia menikmati tiap sentuhan gadis jangkung itu dalam menyalurkan rasa cintanya ke dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Tatapan tulus bibir yang tersenyum lebar dan juga wajah yang terlihat sendu itu berhasil membuat hati Wilo semakin jatuh ke dasar yang tidak menentu. Ia merasa sangat bahagia dalam menanggapi ekspresi jujur dari sang kekasih, tidak perlu diragukan lagi hatinya benar-benar menerima sebuah aliran cinta dan juga kasih sayang yang tiada hentinya dalam terus berdatangan, ia nyaman dengan perasaan ini ia juga merasa bahagia dengan perasaan ini. Tak peduli apa itu norma dunia, tak peduli juga apa itu angka tahunan yang berkedok umur, perasaan tidak bisa dibohongi, mereka sama-sama saling mencintai dengan tulus.
"Tetap kayak gini.. tolong jangan berubah.. aku cinta sama kamu.. aku sayang sama kamu.. kamu adalah hal terindah yang berhasil singgah dihati aku.. kamu adalah bintang yang selalu menyinari gelapnya awan hitam yang tercipta di dalam diri aku.. kamu segalanya buat aku, aku bakalan terus ada di samping kamu.. " Sederet kalimat panjang yang diucapkan oleh Karina berhasil membuat hati Wilo merasa tersentuh, suara berat gadis itu benar-benar membuatnya semakin merasa terjatuh ke dalam sebuah daratan cinta yang semakin digali sangat dalam. Wilo tersenyum dengan sangat lebar dalam menanggapi perkataan Karina, ia menatapnya dengan tatapan penuh harap yang tidak bisa diartikan. Kedua tangannya yang sedari tadi hanya membisu kini mulai bergerak untuk melingkari leher jenjang sang kekasih yang berada sangat dekat dihadapannya. Jidat mereka berdua semakin tertekan, hidung mancung yang asalnya berjarak setengah cm itu kini menempel dengan sempurna. Wilo mengalungkan kedua tangannya terhadap leher Karina.
"Ilo ngga bakal berubah, Ilo bakalan terus jadi pacar Kayin dengan rasa cinta yang semakin bertambah di setiap detiknya. Dari perkataan Kayin tadi, Ilo mau bilang makasih.. makasih karena Kayin udah mencintai Ilo dengan setulus itu. Kakak pacar, ayo kita terus kayak gini sampai hanya maut aja yang bisa menghalangi kita.. Dimanapun, kapanpun, di detik apapun.. Kayin adalah cinta pertamanya Ilo dan Ilo juga adalah cinta pertamanya Kayin.. Ilo sayang sama Kayin".