NOTE: EPISODE EKSTRA SUGAR SUGAR LOVE SUDAH TERBIT DI KARYAKARSA. SELAMAT MEMBACA~
***
Beberapa hari ini aku menyimpulkan bahwa sebenarnya ada yang salah dengan Daniel. Kami berdua tidak sengaja bertemu. Aku inginnya kabur, tapi dia menghalangi. Ya daripada mubazir, maka kumanfaatkan saja pertemuan itu. Minta makan siang gratis, mengajaknya nonton film horor....
Film horor. Sebenarnya itu jebakan. Aku berencana membuat Daniel ketakutan setengah mati. Pokoknya kalau bisa dia berteriak, “Kyaaaaa!” Teriak lalu kabur. Mauku. Iya, mauku begitu.
Akan tetapi, justru aku yang ketakutan setengah mati. Jangankan meresapi jalan cerita, memikirkan nasib orang-orang sial yang dibantai monster dan penyihir saja mampu membuat perutku bergolak. Daripada muntah dan mengotori bioskop, ya aku kabur.
Haha iya. Kabur.
Abaikan rencana membuat Daniel ketakutan. Aku ingin menyelamatkan kewarasan dan kesehatan mental. Siapa sih punya ide membuat film mengenai bantai, bunuh, dan tumpahkan darah tanpa merasa mual? Hebat sekali orang yang bisa menamatkan film horor berdarah tanpa ingin muntah. Di kehidupan kedua aku pernah diajak nonton film barat yang ceritanya mengenai seorang pria gila yang mengubah manusia menjadi singa laut! Apa yang paling meresahkan? Akhirnya! Si korban yang tubuhnya telanjur berubah menjadi makhluk laut itu berhasil membunuh si penjahat. Namun, akhir bahagia tidak ada dalam kamus hidupnya. Pacar selingkuh, teman makan teman, dan dia berakhir di kebun binatang!
Saat itu rasanya legal saja menjambak rambut temanku. Memang sialan.
Oleh karena itu, aku tidak berminat mencari Lily ataupun mencari perumahan murah. Semangat hidupku anjlok dan rasanya nafsu makanku hampir lenyap.
Demi menjaga kesehatan jiwaku, hari ini kuputuskan mengendap di rumah kaca. Biasa.... Mengurus tomat dan sayuran. Namun, kedamaian tidak berlangsung selamanya. Ada saja yang mengganggu!
“Wah wajahmu mirip ikan buntal.”
Daniel. Iya, dia. Hari ini mampir. Aku sih biasa saja kecuali dorongan ingin menendang dan memukul Daniel itu bisa dimasukkan dalam kategori normal.
“Memangnya kamu nggak baca peringatan yang kupasang?” tanyaku sembari menunjuk papan bertuliskan Daniel Montez dilarang masuk! “Kamu itu bom. Bom! Dilarang membunuh sayuran mana pun.”
“Wah padahal aku membawa bayi baru.” Dia memperlihatkan barang yang selama ini dia sembunyikan di belakang tubuh. Satu pot tanaman mungil menyapaku. Selama beberapa detik amarah dalam diriku langsung menguap. Lenyap. “Kamu pasti tidak keberatan berkenalan dengan bayi ini, ‘kan?”
Aku meraih pot dari tangan Daniel. Takut kalau tanaman itu terpapar napas beracun dari Daniel. Sayang, kan, kalau tanaman yang satu ini juga sekarat?
“Permintaan maaf,” katanya. “Maaf karena sempat membunuh tomatmu.”
“Membantai,” koreksiku. Kuletakkan pot tanaman itu di samping sayuran wortel. “Apa ini ada sesuatu? Maksudku, apa kamu berharap sesuatu? Pertolongan? Tahu, ‘kan? Nggak ada yang gratis di dunia ini.”
“Aku Cuma ingin memberikannya kepadamu. Itu saja.”
Aku manggut-manggut. Pura-pura paham. “Yah terserahmu sih. Omong-omong, bagaimana ceritanya kamu nggak ketakutan ketika nonton film horor?”
Kami berjalan pelan menuju bangku. Kemudian duduk dan mengamati sayuran serta tanaman yang berhasil kutanam.
“Sebenarnya aku nggak nyaman nonton film semacam itu,” Daniel mengakui. “Hanya saja nggak sampai ingin kabur dan meninggalkan temannya di bioskop.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR SUGAR LOVE (TAMAT)
RomanceSeorang pendengki, pemarah, dan tidak tahu diri. Itulah diriku pada kehidupan pertama. Lantas pada kehidupan kedua aku belajar dari pengalaman: berhenti iri terhadap kehidupan orang lain, berusaha menerima segalanya dengan sudut pandang baru, bersek...