Bagian 5🕊

74 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


07:05

Raja dan Andy saat ini berada di Bandara Haluoleo, kurang dari setengah jam pesawat yang akan ditumpangi oleh Raja berangkat. Andy sejak tadi tak berhenti untuk berceloteh tak peduli jika Kakaknya itu kesal, hatinya masih sedikit tak siap kalau boleh jujur.

"Mas pokoknya kalau udah sampai langsung telpon aku kalau perlu videocall aja," celetuk Andy tak henti-hentinya.

"Iya, Dek, iya. Udah ke berapa kali kamu ngomong gitu? Kuping Mas sampai panas loh," kesal Raja.

"Ya maaf, Mas," ucap Andy menunduk.

Raja menghela napas panjang, ia paham Adiknya itu masih tak rela dan begitu mengkhawatirkan dirinya. Namun, ia juga tidak bisa apa-apa. Ia pergi juga untuk menempuh pendidikan bukan untuk bermain apalagi liburan.

"Dek, dengerin Mas. Kamu percaya sama Mas?" Andy mengangguk.

"Yaudah kalau gitu kamu tenang, oke? Disana Mas akan baik-baik aja, Mas akan selalu kabari kamu, Mas janji, Dek."

"Iya, maaf. Sekali lagi maaf."

"Iya enggak papa, Mas paham."

"Oh iya, Mamah atau Papah udah nelpon, Mas?" tanya Andy.

"Belum, Dek. Sibuk mungkin, kasihan juga kalau diganggu. Lagipula Mas juga udah chat mereka," jawab Raja.

Drettt ... Drettt ... Drettt

"Handphone Mas bunyi itu," kata Andy.

"Eh, iya."

"Siapa yang nelpon, Mas?"

"Mamah."

"Yaudah angkat," titah Andy.

Raja mengangguk lalu menekan tombol terima. "Hallo, Mah?"

"Hallo, sayang. Maaf ya baru bisa nelpon, urusan Papahmu baru selesai jadi Mamah juga baru bisa pegang handphone."

"Iya enggak papa kok, Mah. Mamah apa kabar?"

"Baik, sayang. Kalian juga baik-baik aja pastinya."

"Iya, Mah. Oh iya, Papah kemana?"

"Papah di sini!" sahut Leander.

"Hallo jagoan-jagoan Papah dan Mamah."

"Hallo, Pah."

"Mas hari ini kamu berangkat ya?"

"Iya, Pah."

"Gimana barang-barangnya? Enggak ada yang ketinggalan, kan?"

"Enggak kok, Mah."

"Bagus, yaudah hati-hati disana ya. Jaga sikap di kota orang, kalau ada apa-apa langsung hubungi orang rumah. Nanti kita sering-sering jengukin kamu kalau ada waktu. Jaga kesehatannya, sayang. Jangan makan sembarangan disana, jangan kebanyakan makan mie, terus bergadang juga jangan dibiasakan kalau enggak ada tugas." Wendy memberi wejangan kepada putra sulungnya itu, ia sebenernya tak rela bila anaknya jauh darinya. Namun, ia tak ingin egois dengan menghalangi mimpi anaknya itu.

Mai[son] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang