Bagian 12🕊

51 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Studio foto mana ini, Na?" tanya Raja sambil memperlihatkan ponselnya pada Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Studio foto mana ini, Na?" tanya Raja sambil memperlihatkan ponselnya pada Nana.

Sebuah postingan dengan akun Adinata_Jeno. Yang tak lain adalah Jeno, mengunggah satu foto. Untuk pertama kalinya Jeno membuat postingan, dan langsung menghebohkan orang-orang sekamar nomor delapan ini.

Nana menoleh, namun tangannya terus mengetik jurnal-jurnal yang membuatnya pusing setengah mampus malam-malam begini.

"Oh itu, Alvin studio, yang di jalan Candrakirana, lewatin tugu Yogya tuh, bagus sih hasilnya. Kemarin gua kesana sama Jeno sekalian ambil print-nan skripsi, tadinya mau ngajak lo juga, tapi lo ambil kuliah sore sih, abangnya ramah tahu, katanya kalau gua balik lagi kesana bawa temen, nanti dikasih diskon, yuk kesana, Ja!" seru Nana antusias. Tak lagi menatap Raja, Nana kembali fokus pada laptop yang menyala.

"Boleh deh, besok ya, habis dari kampus," kata Raja yang diangguki sekilas oleh Nana.

Membiarkan hening yang memeluk cuaca dingin malam ini, Raja masih enggan beranjak dari kursi sebelah Nana. Tidak berbicara, tidak mengobrol, Raja hanya menatap Nana yang masih serius menyelesaikan jurnalnya. Jeno sudah terlihat tidur di kasurnya, Bang Mark dan Echan yang ditugaskan mengambil sembako gratis yang dibagikan Pak Andre di rumahnya. Sampai sekarang belum kembali.

"Em ... Jeno kayanya udah terbuka banget ya Na," celetuk Raja tiba-tiba.

Nana menoleh, lalu mengangguk. "Iya, kenapa nanya gitu Ja? Tiba-tiba banget mau bahas Jeno."

Mendengar Nana terkekeh, Raja justru terdiam. Benar juga, kenapa pertanyaan aneh itu tiba-tiba muncul, membuat kecanggungan untuk keduanya.

"Enggak sih, cuman akhir-akhir ini gua lihat, dia nempel aja sama lo," tutur Raja diiringi kekehan.

Ketikan Nana pada keyboard laptop berhenti begitu saja, membiarkan jurnalnya terlihat sudah bisa di print, Nana membiarkan laptop itu menyala tanpa menyimpan tugasnya lebih dulu. Kini tatapan mereka bertemu setelah berhari-hari agak jarang berkomunikasi, bukan menjauh seperti yang disuruh Ayah Raja, hanya saja mereka terlibat dalam situasi yang sibuk.

Mai[son] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang