Bagian 21🕊️

41 7 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Raja menghela napas panjang sembari menatap dalam  roomchat antara dirinya dengan sang Adik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raja menghela napas panjang sembari menatap dalam  roomchat antara dirinya dengan sang Adik. Adiknya benar-benar mengabaikannya sejak hari itu dan Raja merasa sangat kesepian.

Asik melamun, tiba-tiba ingatannya membawa kembali Raja kepada kejadian sebelum kedua orang tuanya pulang sehabis menghadiri panggilan orang tua saat itu.

Disebuah kafe, Raja menunduk dihadapan sang Papah. Dirinya terlalu takut hanya untuk menatap mata Papahnya, ia takut melihat kemarahan serta tatapan kecewa yang Papahnya tujukan untuk Raja. Biasanya akan ada sang Adik yang menenangkan hatinya, namun kini sang Adik pun hanya diam tanpa mau melihatnya. Raja tahu, Andy sangat marah kepadanya.

Lama saling diam, akhirnya terdengar helaan napas kasar yang keluar dari mulut Leander. "Kamu lihat sekarang? Ini akibatnya kalau kamu enggak dengerin ucapan Papah waktu itu! Udah Papah bilang, jauhi mereka. Mereka hanya bisa membuat kamu tidak bisa mendapatkan apa yang Papah minta. Papah itu hanya memintamu untuk menjadi yang terbaik, tidak lebih. Apa itu begitu susah bagimu? Sudah Papah katakan, jangan membuat namamu jelek. Tapi apa? Lihat sendiri apa yang kamu lakukan, kalian bahkan bertengkar hanya karena masalah sepele. Siapa yang menyuruhmu untuk mencari pacar? Papah mengizinkan kamu kesini untuk belajar bukan pacaran! Tugas kamu itu hanya belajar, jangan sampai hanya karena seorang perempuan kamu tidak mendapatkan apa yang Papah minta."

"Papah akan memberimu satu kali kesempatan, jika kamu mengulangi kesalahan yang sama. Jangan salahkan Papah jika nanti Papah memindahkan kamu jauh dari yang lainnya. Biar kamu bisa fokus untuk kuliah kamu dan menjadi lulusan terbaik."

Setelah mengatakan itu, Leander beranjak begitu saja. Menyisakan Ibu serta Adiknya saja yang tersisa.

"Mamah kecewa sama kamu, Mas. Mamah enggak pernah ajarin kamu untuk saling bertengkar hanya karena satu perempuan, bahkan sama teman kamu sendiri. Perempuan di dunia bukan cuma satu Mas, masih banyak perempuan lain disana. Kamu itu hanya harus fokus ke kuliah kamu, masalah perempuan semua udah diatur sama Allah. Semuanya udah ada jodoh masing-masing, enggak seharusnya kamu ngelakuin itu semua. Mamah harap kamu enggak ngulangin kesalahan yang sama, kamu lihat sendiri seberapa kecewanya Papahmu tadi, kan? Jadi jangan sampai kamu buat dia kecewa lagi, kalau kamu enggak mau ancaman Papahmu itu benar-benar terjadi. Mamah pamit pulang, baik-baik kamu disini. Semua pesan Mamah yang dulu dan barusan jangan sampai dilupain," kata Wendy lalu mengusap pelan punggung putranya, setelah itu ikut menyusul sang suami.

Mai[son] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang