Bagian 23🕊️

55 13 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Minggu pagi Raja memutuskan untuk jalan-jalan santai sendirian mengelilingi kota istimewa, Yogyakarta. Tadinya Echan ingin ikut, namun Raja menolak dengan alasan pengen sendiri.

Merasa lelah, Raja memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di salah satu pedagang kaki lima disana.

"Mang siomaynya sepuluh ribu ya!" pesan Raja.

"Siap, Mas!" seru Mamang siomaynya.

Mendengar dirinya di panggil Mas, Raja jadi merindukan Adiknya yang sampai sekarang masih memblokir nomor miliknya. Tak ingin kembali sedih, Raja memutuskan untuk mengedarkan pandangannya ke jalan raya yang ramai akan lalu-lalang kendaraan.

Hingga matanya menangkap seorang anak kecil yang terlihat berlari kearah jalan raya yang ramai. Sontak Raja panik dan ikut berlari ke arah anak itu.

"Dek, awas!"

Citt..

Brak!

Raja memeluk erat tubuh anak kecil tersebut, seakan tak membiarkan tubuh kecilnya terluka barang sedikit, walau sebagai gantinya dirinyalah yang terluka. Orang-orang sekitar yang melihat kejadian tersebut mulai mendekati Raja dan anak kecil itu yang sudah menangis sebab syok.

"Kamu enggak papa?" tanya Raja dan dibalas gelengan kepala oleh anak itu yang masih setia dengan isakan kecilnya.

"Nak!" tak lama kemudian, seorang Ibu berlari kearah Raja dan anak kecil tersebut. Si Ibu membalikkan tubuh putranya ke kanan dan kiri, melihat tak ada luka sedikitpun, si Ibu kemudian memeluk dan mencium anaknya.

"Makasih, Mas. Makasih banyak, saya enggak tahu lagi gimana nasib anak saya tadi kalau Mas enggak nolongin," ucap Ibu itu sembari menangis.

Raja tersenyum. "Sama-sama, Bu. Lain kali anaknya dijagain ya, jangan malah sibuk main HP sampai anaknya di anggurin gitu."

Si Ibu mengangguk. "Iya, Mas. Saya ngaku salah. Mas-nya enggak mau ke rumah sakit aja? Itu pelipis sama tangan Mas-nya berdarah," kata Ibu itu terlihat khawatir dengan keadaan Raja yang bisa dikatakan cukup parah.

"Bener, Mas. Mari saya antar, saya yang akan tanggung jawab. Karena bagaimanapun saya yang hampir tabrak kalian," sahut seorang Bapak-bapak yang diduga supir mobil yang hampir menabrak mereka.

Raja mengangguk saja, sebab ia pikir kalau dirinya memang memerlukan penanganan medis. Ia takut jika dibiarkan akan semakin parah karena infeksi. Raja berdiri dibantu beberapa orang termasuk si Bapak yang ingin bertanggung jawab tadi, kaki Raja sepertinya sedikit terkilir juga.

"Masukin ke mobil saya, Pak," ucap Bapak tersebut diangguki orang-orang yang ikut membantu Raja.

Setelah Raja masuk, Bapak-bapak itu berniat ikut masuk untuk segera ke rumah sakit. Namun urung saat salah satu orang tadi memberhentikannya.

Mai[son] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang