Bagian 20🕊️

41 8 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pernah mendengar kata sindrom memori seluler? Mungkin, kata itu jarang dijelaskan atau diketahui secara umum oleh pelajar sampai ke mahasiswa. Jika kalian gemar dalam membaca segala ilmu, mungkin sindrom memori seluler itu sudah lama kalian tahu.

Malam ini, didalam kamar kost nomor delapan terdengar senyap dan sepi. Lima manusia itu nampak fokus pada masing-masing buku, laptop juga ponsel. Mencari secara detail mengenai sindrom memori seluler. Ralat, Nana tidak ikut mencari.

"Raja, ceritain gimana coba lo bisa diajak syuting jadi peran pengganti anjir, mendadak lo jadi artis nanti, hadeuh enggak ngerti gua." Bang Mark berceletuk, namun matanya masih tertuju pada deretan penjelasan di internet.

Raja menutup buku, lalu menoleh sebentar. "Gua enggak tahu Bang, tiba-tiba gua ditarik pria paruh baya, teriak-teriak mirip Renjun nct katanya, dijelasin sama dia kalo artis utama mereka lagi cidera dan kemungkinan bakal kembali sekitar 2 minggu. Enggak mungkin film mereka dihentikan dua Minggu, jadi dia minta gua yang jadi peran utama pengganti anjir gimana ini."

"Bagus lah itu! Nanti lo bisa mendadak terkenal, beuhh!" Echan menyela sambil menepuk-nepuk pundak Raja.

Jeno maupun Bang Mark memutar bola mata malas, sedangkan Nana memilih tidak peduli, menggulir-gulir list drakor yang akan ia tonton malam ini.

"Tapi guys, si bapak nya minta satu orang lagi buat jadi peran utama kedua," kata Raja.

"Lah? Emang yang satu laginya kemana lagi itu artis?" tanya Jeno mewakili pertanyaan Bang Mark dan Echan.

"Pergi."

"Inalillahi.." Echan berucap langsung mendapat pukulan dari Raja.

"Pergi ke luar negeri maksudnya, gua belum selesai bicara ya anjim!"

Echan menggaduh kesakitan. Masih dengan mengusap kepala bagian belakangnya, mata Echan tiba-tiba tertuju pada punggung tegap Nana, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman. Lalu melirik Bang Mark dan Jeno, keduanya sama-sama mengikuti arah pandang Echan. Lantas tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepala, membuat Raja bergerdik ngeri melihatnya.

Ketiga human itu mengangguk bersamaan. Lalu berceletuk dengan kompak, membuat Raja terlonjak karena kaget.

"Nana aja!"

"Ogah!" Nana dan Raja menyahut bersamaan.

Jeno, Echan dan Bang Mark menghela napas. Mereka kompak bukan lagi tentang kedamaian, malah sebaliknya. Usai berbicara seperti itu, Raja memutuskan untuk segera tidur, sementara Nana masih melihat-lihat drakor mana yang akan ia tonton.

Bang Mark dengan Jeno pun, ikut naik ke atas kasur masing-masing, menarik selimut sebatas dada, lalu mulai memejamkan mata.

Echan, si anak tengil itu tengah mengintip sinopsis drakor yang sedang Nana baca.

Mai[son] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang