Bagian 6🕊

68 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Ada yang punya celana bahan, dua enggak?" tanya Echan sambil kembali melihat barang-barang yang hendak dibawa besok, saat pembukaan ospek sekaligus hari pertama mereka masa orientasi.

"Gua ada Chan, kayanya muat." Nana berseru sambil melempar celana itu pada Echan yang memang kebetulan sedang membereskan lemari pakaian.

Sudah terhitung tiga hari mereka hidup bersama di dalam kamar ini, hari pertama, merupakan awal pertemuan, lalu hari kedua pendaftaran, dan hari ketiga kembali melakukan pendaftaran ulang. Dan besok, semua calon mahasiswa baru akan diperkenalkan dengan masa orientasi yang akan berjalan sekitar satu Minggu.

Besok, mereka semua harus memakai pakaian hitam putih, name tag dari kardus, dan segala macam lainnya yang sudah diumumkan oleh panitia pada grup WhatsApp.

"Guys, semoga kamar kita emang cuman 4 orang ya, udah terlanjur rapi nih kamar," kata Bang Mark sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur.

"Iya. Gua dengar-dengar, yang mau sekamar sama kita itu si Adinata Jeno Kavier. Gila, lo pada tahu enggak siapa dia?" tanya Raja lalu melangkahkan kaki nya mendekati Echan.

"Si anak pemilik kampus, gua pernah ketemu satu kali di lobi kampus, gila anjir muka nya songong banget," kata Echan yang diangguki Raja tanda setuju.

Tunggu dulu, Nana jadi terheran-heran dengan Raja. Ini baru tiga hari, tetapi Raja sudah tahu segala informasi baru, ya tidak heran, berkawan nya saja dengan modelan Echan. Nana si anak introvert itu baru kenal teman satu kamarnya saja.

"Emang kenapa kalau anak pemilik kampus? Sama-sama mahasiswa juga," celetuk Nana yang menutup lemari lalu setelah itu ikut membaringkan tubuhnya disamping Bang Mark.

Tidak ada yang salah dengan ucapan Nana. Memang benar, memangnya kenapa jika anak pemilik kampus tinggal satu kost dan satu kamar dengan mereka? Pikir Nana, mungkin sama saja seperti Echan, Raja dan Bang Mark yang akrab dengan cepat.

"Jangan dibayangin deh, gua udah bisa prediksi tuh anak kalau jadi satu kamar sama kita, yang ada kita nya repot soalnya dia tu--"

Tok, tok, tok

Kalimat Bang Mark selanjutnya harus terhenti, saat pintu kamar kost di ketuk beberapa kali dari luar tanpa ada teriakan. Echan dan Raja yang kebetulan lebih dekat dengan pintu, harus ada salah satu yang mengalah untuk membuka pintu yang dikunci dari dalam.

Dikarenakan Raja yang sudah melotot pada Echan tanda malas gerak, akhirnya Echan yang berdiri dan berjalan menuju pintu.

Tok, tok, tok!

Kali ini pintu digedor lebih keras dan kuat dari luar. Echan menggerutu kesal, begitupun dengan yang lain.

"Sabar elah, kaki gua dua! Gua bukan tentakel yang punya banyak kaki." setelah kalimat itu terlontar, Echan mulai memutar kunci, dan selanjutnya yang terlihat adalah ...

Mai[son] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang