Bagian 13🕊️

48 10 0
                                    

Terhitung sudah tiga hari Raja dan Nana tak bertegur sapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah tiga hari Raja dan Nana tak bertegur sapa. Beberapa kali Nana mencoba untuk mengajaknya bicara, namun Raja selalu saja menghindari Nana. Seluruh teman kamarnya pun sudah sadar akan hal itu. Mereka memilih diam karena tak ingin membuat masalahnya semakin runyam.

"Mas enggak papa ko, Dy. Cuma demam biasa, mungkin karena kecapean aja. Kamu tenaga aja ya," kata Raja.

Saat ini, Raja absen tidak masuk kuliah. Disebabkan pagi tadi, tiba-tiba saja badannya menggigil ditambah kepalanya pusing bukan main. Yang sadar pertama kalian adalah Echan, anak itu awalnya ingin membangunkan Raja yang tumben sekali bangun lebih lambat dari dirinya. Tepat setelah dia membuka selimut Raja, disitulah terpampang tubuh menggigil milik Raja.

"Udah kamu fokus sekolah aja, Mas enggak papa. Paling cuma butuh istirahat aja seharian terus minum obat, besok sembuh kok." disebrang sana Andy merasa khawatir sebab Kakaknya itu sakit, ketakutan yang ia pikirkan selama ini terjadi.

"Mas udah makan kok, obat juga udah. Tadi Echan yang bawakan."

"Iya, Mas janji besok sembuh. Udah sana fokus sekolah, nanti gurunya datang."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah telpon dimatikan, Raja menghela napas dalam-dalam. Ia menatap sekelilingnya yang sepi, ya wajar sebab seluruh temannya pergi kuliah.

"Sepi juga," monolog Raja.

Cklek!

Raja menoleh saat pintu kamar dibuka, ia sedikit terkejut melihat sosok yang masuk itu. Bukankah seharusnya ia ada kelas hari ini?

'Nana?' batin Raja bertanya-tanya.

Nana tersenyum kepada Raja yang menatapnya, namun tak berlangsung lama sebab Raja kembali memalingkan pandangnya.

'Masih marah ternyata,' batin Nana.

"Ja, nih gue beliin buah apel tadi. Dimakan ya," ucap Nana mencoba mengajak Raja bicara.

"Enggak, makasih," singkat Raja.

Nana menghela napas. "Mau sampai kapan, Ja? Mau sampai kapan kita musuhan gini? Gue enggak suka, gue kesepian."

"Kan ada Jeno, pergi bareng Jeno aja," sindir Raja.

"Enggak, gue maunya pergi bareng lo. Maaf, seharusnya gue kabari lo dulu. Tapi serius, HP gue ketinggalan di halte makanya gue enggak kabari lo. Gue panik karena lihat Jeno sampai gue lupa dengan HP gue sendiri," jelas Nana.

Hening, Raja tak merespon sama sekali.

"Gue enggak bohong, Ja. Hp gue bener-bener ketinggalan waktu itu, gue pengen jelasin ini dari jauh-jauh hari. Tapi lo selalu menghindar dan gue enggak mau melewati kesempatan kali ini. Gue mohon percaya sama penjelasan gue, kalau lo masih enggak percaya, lo bisa tanya Jeno. Kemarin gue pakai HP dia buat nelpon lo, tapi lo enggak angkat sama sekali."

Mai[son] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang