trope : trapped together
Kau menahan napasmu ketika pintu gua itu tiba-tiba tertutup begitu saja. Tanganmu memegang panahmu dengan erat dan pandanganmu mengarah pada Cyno. Dia sama sekali tidak terganggu dengan fakta bahwa kalian berdua terjebak di sini.
"C-cyno.." bisikmu dengan terbata-bata.
Laki-laki itu pun segera membalik badannya. Dia menatapmu dengan sedikit bingung. "Kenapa?"
"Pintu guanya tiba-tiba tertutup!" ucapmu dengan sedikit panik.
Cyno tertawa kecil. "Santai saja. Pasti ada jalan keluarnya."
Kau memutuskan untuk mempercayai Cyno. Lagi pula gebetanmu itu tidak akan membawamu ke tempat yang buruk. Kau pun berjalan di belakang Cyno dengan sedikit was-was.
Setelah berjalan selama beberapa lama, entah mengapa kau mulai pesimis dengan kata-kata Cyno. Dari struktur gua ini, entah kenapa rasanya sulit sekali menemukan jalan keluar.
"Kok kayaknya enggak ada jalan keluar ya?" tanya Cyno dengan tatapan tanpa rasa bersalah.
Kau sontak menepuk dahimu. Yah, bagaimana mungkin kau bisa mempercayai keselamatanmu pada laki-laki yang candaannya tidak lucu?
"Ayo kita istirahat saja dulu," ucapnya dan kau mengangguk.
Kau mendirikan tenda dan menghidupkan api unggun untuk menghangatkan tubuhmu. Walaupun kalian berdua berada di dalam gua, sepertinya angin malam masih mampu menembus sela-sela batu.
Pandanganmu mengarah ke bawah dan kau berpikir apa yang akan kau lakukan. Rasanya sangat gugup karena kau hanya berduaan dengan orang yang kau sukai.
Kau memang sering membantu Cyno mengerjakan tugasnya, dan karena itulah kalian menjadi dekat. Bahkan kau tidak perlu memanggilnya dengan gelar.
"Dingin ya?" tanya Cyno ketika melihatmu yang sedang memeluk dirimu sendiri.
Kau mengangguk. "Aku enggak mengira kalau udaranya akan sedingin ini. Seharusnya tadi aku bawa kain juga," ucapmu.
Cyno dengan tidak terduganya tiba-tiba mendekatkan tubuhnya padamu dan merangkul tubuhmu dari belakang. Kau bisa merasakan hembusan napasnya di telingamu dan itu membuatmu menahan napasmu.
"Ini biar kamu enggak kedinginan, kamu enggak papa kan kalau aku kayak gini?" tanya Cyno dan kau sontak menggeleng.
Kau bisa merasakan pipimu yang memanas. Tidak pernah terbayangkan jika kau akan diperlakukan seperti ini oleh Cyno. Udara di sekitarmu tiba-tiba berubah menjadi panas.
"Syukur di sini enggak ada monster. Jadi kita berdua bisa tidur, enggak ada yang perlu bertanya."
"Iya. Udaranya juga udah enggak terlalu dingin karena terhadang tendanya," sahutmu.
Kalian berdua pun diam selama beberapa saat. Jantungmu berdebar dengan sangat keras dan kau sangat ingin mengucapkan kata-kata keramat itu, namun lidahmu terasa kelu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born To Die [Genshin Male Chara x Fem! Reader]
Fiksi PenggemarKumpulan one shot [18+] genshin male chara dan fem reader. kebanyakan ooc.