Sorry lelet updatenya. Aku habis pulang dari thailand terus ada PAS juga jadi lumayan capek. Tpi berhubung kemarin dh rapotan jdi bisa update deh.
***
trope : hate sex
Kau menggigit bibir bawahmu saat melihat hasil ujianmu. Tidak dapat dipungkiri, kau memang harus mengakui jika kau tidak akan pernah bisa menang dari Albedo.
Laki-laki menyebalkan itu selalu mengunggulimu dari banyak hal. Entah mengapa rasanya kau tidak punya kesempatan untuk menang darinya.
"Bangsat," makimu.
Mona menepuk-nepuk bahumu. "Sabar ya. Tapi Albedo tuh emang pinter banget tahu. Dari dia kecil juga enggak ada yang pernah ngalahin dia."
Kau mengusap wajahmu sendiri. "Aku gak peduli sumpah. Kenapa sih dia enggak ngasih kesempatan ke aku buat sekaliii aja jadi yang pertama?"
"Aku enggak yakin orang kayak Albedo mau ngalah sih. Jiwa ambisiusnya dia tuh udah sampai ke tahap yang benar-benar tinggi banget," sahut Barbara.
Kau meremas kertas ujianmu dan memasukkannya ke tas. Rasanya sangat berat mengakui bahwa sampai kapan pun kau tak akan bisa menang dari Albedo.
Pada malam harinya, kau keluar dari apartemenmu dan menuju ke taman yang ada di bawah. Kau menghidupkan rokok dan menghirupnya dengan perlahan.
Pikiranmu terasa sangat penuh oleh hal-hal yang tidak berarti. Kau terus mengingat orang tuamu dan kakakmu.
Sejak kecil, kau selalu merasa jika orang tuamu hanya mencurahkan kasih sayang mereka pada kakakmu. Kau sendiri tidak tahu mengapa, mungkin karena kakakmu pintar?
Dia selalu menjadi yang terbaik sejak dia baru saja bisa membaca. Rasanya sangat pedih ketika kau mengingat semua perhatian yang mereka berikan pada kakakmu.
Kau terkejut ketika melihat seseorang yang kau kenali. Dia duduk di sampingmu dan menatap rokok yang kau pegang.
"Memangnya anak SMA boleh beli rokok ya?" tanya Albedo.
Kau mendengkus dan mengalihkan pandanganmu. "Ya menurutmu aja sih," sahutmu kesal.
Kau kembali merokok dan mengembuskan asapnya di hadapan Albedo dengan sengaja. Kau inhin laki-laki itu segera pergi dari taman.
Sayangnya, Albedo terlihat tidak terganggu sama sekali. Dia hanya melihatmu dan menatapmu dengan tenang.
"Guru-guru pasti bakal kaget kalau anak berprestasi kayak kamu ternyata kelakuannya kayak gini," ucap Albedo.
Kau langsung terkekeh ketika mendengar itu. "Anak berprestasi? Are you fucking kidding me? Kamu yang anak berprestasi, anjing! Puas kamu setelah bikin aku kayak gini?"
Dia terlihat bingung oleh kata-katamu. "Memangnya aku ada ngapain kamu ya?"
Kau menarik napasmu ketika mendengar itu. Sial, dari mana kau harus menjawabnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Born To Die [Genshin Male Chara x Fem! Reader]
FanfictionKumpulan one shot [18+] genshin male chara dan fem reader. kebanyakan ooc.