trope : worship
Kau merapikan bajumu dan menatap beberapa orang yang sudah berkumpul. Sial, sebenarnya kau sangat malas mengikuti acara seperti ini.
Terlahir menjadi bangsawan Inazuma bukanlah keinginanmu. Kau lelah karena harus mengikuti peraturan-peraturan yang merepotkan.
Belum lagi kau harus ikut mengurusi masalah-masalah di Inazuma. Tidak bisakah Raiden yang mengurusi itu semua?
Pandanganmu kemudian terarah pada seorang laki-laki yang berdiri di samping Ayato. Ah, kau mengetahui laki-laki itu.
Kalau tidak salah namanya Thoma. Dia juga memiliki darah Monstadt dan itu membuat wajahnya menjadi lebih unik di antara yang lain.
"Jadi bagaimana pendapat kalian tentang ini?"
Kau tersentak ketika Ayato menanyakan hal itu. Laki-laki itu pasti sudah mengerti jika kehadiranmu di sini hanyalah sebuah formalitas, jadi dia tidak akan membutuhkan tanggapanmu.
Saat kau masih kecil, kau memiliki hubungan yang baik dengan Ayato dan Ayaka. Namun setelah kau besar, hubunganmu dengan mereka merenggang.
Yah, lagi pula sulit untuk mempertahankan hubungan masa kecil. Apa lagi dengan bangsawan penting seperti mereka berdua.
Kau menutup mulutmu ketika kau menguap. Entah berapa jam lagi rapat ini akan berakhir karena kau sudah sangat mengantuk.
Kau bahkan tidak sadar jika ada sepasang mata hijau yang tidak berhenti memperhatikanmu. Dia menatapmu dengan penuh rasa kekaguman.
Setelah rasanya menunggu selama berabad-abad, akhirnya rapat itu selesai. Tanpa basa-basi kau langsung berpamit untuk keluar.
Kau merenggangkan badanmu dan melihat beberapa pengawal yang menjagamu. Kau pun segera berjalan ke rumahmu dengan mereka.
Saat tiba di rumah, kau langsung masuk ke kamar dan merebahkan badanmu. Sepertinya kau harus lebih rajin berolahraga.
Kau tanpa sadar tertidur dan terbangun pada tengah malam. Kau mengerjapkan matamu dan mendesah ketika rasa kantukmu hilang begitu saja.
"Jalan-jalan aja deh," celetukmu.
Kau membuka pintu kamarmu dan memutuskan untuk pergi ke taman belakang rumahmu. Rumahmu berada di tebing dan kau bisa merasakan angin pantai yang menyapu wajahmu.
Tapi tentu saja itu tidak menurunkan kewaspadaanmu. Kau menyadari jika ada orang yang sudah mengawasimu sejak tadi.
Kau mengeratkan tanganmu pada katana itu dan langsung menyerangnya ketika orang itu mendekatimu. Kau langsung membulatkan matamu ketika melihat apa yang terjadi.
Orang yang mengawasimu adalah Thoma. Dia sedang membawa bunga dan kau malah menggores pipinya hingga terluka.
"Ah.." Thoma memegang pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born To Die [Genshin Male Chara x Fem! Reader]
FanfictionKumpulan one shot [18+] genshin male chara dan fem reader. kebanyakan ooc.