Art Deco [Neuvillette x Fem! Reader]

5.7K 166 11
                                    

maafkan aku kalo karakter character fontaine agak melenceng. soalnya aku berhenti main dari sebelum fontaine rilis karena kesibukan kelas 12. 

Warning : modern au, soft femdom, public sex, i dont know that much about 'dunia hukum' but i just make it based on my imagination, it didnt showed up that much tho.

Kau menelan ludahmu ketika melihat laki-laki itu berjalan dengan jas yang ia kenakan. Rambutnya yang panjang diikat setengah dan kau bisa melihat beberapa orang yang berjalan di belakangnya. Kau yakin sekali jika dia adalah orang penting.

"Dia siapa?" tanyamu kepada Navia.

"Dia adalah hakim, tahu! Jangan bilang kamu tertarik padanya?" tanya Navia dengan tatapan tidak percaya.

Kau hanya mengangkat bahumu. "Siapa yang tidak tertarik jika dia memiliki pesona yang luar biasa seperti itu?"

Temanmu itu hanya dapat menggelengkan kepalanya dan kau terkekeh geli. Sebelumnya kau tidak pernah tertarik dengan dunia hukum. Tapi jika itu bisa membuatmu dekat dengan laki-laki itu, kau akan melakukannya dengan senang hati.

"Tapi katanya dia sulit didekati. Jika kau ingin mendekatinya, mungkin kau harus menggunakan koneksi ayahmu."

Kau mengembuskan napasmu. Ayahmu adalah seorang jaksa dan sebenarnya kau tidak tahu bagaimana performanya di dunia hukum. Mungkin kau harus lebih mencari tahu mulai hari ini.

"Navia! Aku pulang dulu ya! Aku harus bersiap untuk acara malam ini!" ucapmu lalu kau segera lari ke mobil.

Pikiranmu masih dipenuhi oleh laki-laki tadi. Sial, kau lupa menanyakan namanya pada Navia. Kau hanya berharap bahwa dia akan hadir malam ini.

Ayahmu dan kolega-koleganya sering mengadakan pertemuan untuk membahas kasus-kasus yang sejujurnya tidak kau mengerti. Kau hanya ikut ke acara itu untuk mendapatkan makanan enak.

Setibanya di rumah, kau segera membersihkan dirimu dan berdandan secantik mungkin. Siapa tahu laki-laki tampan tadi akan hadir di acara itu, bukan? Kau tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan itu.

Setelah berdandan selama satu jam lamanya, kau keluar dari kamarmu. Kau bisa melihat ayahmu yang sudah menunggumu dengan ekspresi bosan. Kau hanya tersenyum tanpa rasa bersalah dan kalian segera berangkat ke tempat pertemuan.

Kau melakukan hal yang sudah sangat sering kau lakukan, yaitu tersenyum dan berbasa-basi sedikit. Tanganmu meraih makanan-makanan dengan gesit dan kau memakannya dengan cepat namun anggun.

Kau hampir kehilangan harapan setelah menunggu hampir satu jam. Tapi kemudian orang yang kau harapkan datang dan memasuki ruangan. Kau hampir menjatuhkan gelas yang kau pegang karena kau sangat terpana dengannya.

Dia tampaknya menyadari tatapanmu dan menatapmu selama beberapa saat. Kau sontak mengalihkan pandanganmu ke arah lain dan meminum minumanmu. Kau berharap dia tidak dapat melihat kegugupanmu karena itu akan sangat memalukan.

Matamu kemudian menyadari bahwa ayahmu sedang mengambil makanan. Kau segera menghampirinya dan bertanya. "Ayah! Itu yang baru datang namanya siapa sih?"

Ayahmu pun langsung mengarahkan pandangannya. "Oh, dia itu adalah Neuvillette. Seorang hakim pemula. Namun dia lumayan hebat dan membuat namanya naik dengan cepat."

Kau mengangguk-anggukkan kepalamu. Kau menyebutkan nama Neuvillette beberapa kali dalam hati dan tertawa geli. Entah mengapa kau merasa seperti anak remaja jika kau seperti itu.

Hari semakin malam dan kau sudah tidak tahan lagi. Kau harus melakukan apa pun agar kalian setidaknya bisa mengobrol hari ini.

Kau mencoba untuk mengambil dua minuman dan berjalan menghampiri Neuvillette. Sayangnya, nasib buruk sedang berpihak padamu. Kau tidak sengaja menginjak bagian gaunmu yang panjang dan kau sontak jatuh ke depan.

Neuvillette yang berada di depanmu tampak terkejut dan kalian berdua akhirnya jatuh bersamaan. Kau bersumpah kau ingin membunuh dirimu karena kau bisa merasakan bagaimana semua pandangan orang di ruangan ini tertuju padamu.

Pakaian Neuvillette yang cerah pun terkena noda. Ayahmu segera membantumu bangun dan menyarankan kalian berdua untuk pulang ke rumah untuk berganti baju.

Kau tidak mengerti kenapa Neuvillette tampak pasrah saja dengan keadaannya. Hal itu membuatmu merasa lebih canggung dan kau pun berdehem.

"Aku.. benar-benar minta maaf atas kecerobohanku hari ini. Kau bebas meminta ganti rugi sebesar apa pun padaku," ucapmu dengan suara lirih.

Laki-laki di sebelahmu kemudian melirik dan tersenyum tipis. Kau bersumpah kau hampir tidak bisa melihat senyumannya itu jika bukan karena matanya yang menyipit.

"Tidak apa-apa. Sejujurnya aku sudah bosan merasa di sana. Jika bukan karenamu, mungkin akan sulit bagiku untuk keluar dari sana."

Kau hampir menganga ketika mendengar suaranya yang begitu lembut. Bagaimana mungkin orang seperti ini bisa menjadi hakim?

Perjalanan itu terasa sangat lama dan kau akhirnya tiba di rumah. Pelayan yang bekerja di rumahmu segera membantu Neuvillette untuk mengganti bajunya.

Kau juga mengganti bajumu dengan secepat mungkin dan meminta pelayan untuk membuatkan teh. Kau kemudian segera mengantarkan teh itu ke tempat Neuvillette berada.

Pelayan membukakanmu pintu dan kau hampir menganga ketika melihat pemandangan di hadapanmu. Neuvillette sedang bertelanjang dada dan tampak sedang memegang baju kemejanya.

Kau yang tidak ingin membuat keadaan lebih canggung segera membalik badanmu. "Tunggu, tolong masuk saja," ucap Neuvillette.

Kau mengangguk dan masuk ke dalam. Kau menelan ludahmu berkali-kali ketika melihat badannya itu. Sial, jika dia mengatakan bahwa dia adalah seorang model, kau pasti akan percaya.

Neuvillette kemudian membalik badannya dan kata-kata itu langsung keluar begitu saja dari mulutmu. "Bolehkah aku menciummu?" tanyamu.

Laki-laki itu tentu saja langsung membulatkan matanya. Namun melihat tidak adanya penolakan, kau segera mencium bibirnya itu. Rasanya sangat lembut dan kau menyukainya. Kalian berciuman selama beberapa saat sebelum kau melepasnya.

Wajah Neuvillette terlihat sangat memerah. Kau kemudian menyadari bahwa ada sesuatu yang menyentuh pahamu. Kau menurunkan penglihatanmu dan terkekeh ketika menyadari bahwa itu adalah penis Neuvillette yang menegang.

"Bolehkah?" tanyamu dan Neuvillette mengangguk.

Neuvillette duduk di sofa dan kau segera bersimpuh di lantai. Kau membuka celananya dan membulatkan matamu ketika melihat penisnya yang sudah benar-benar menegang.

Kau segera memainkannya dengan tanganmu dan melihat Neuvillette dengan ekspresi penuh nafsu. Entah mengapa rasanya sangat menyenangkan melihat dia begitu lemah hanya dengan sentuhanmu.

"Ssh.. Ah.. Ah.."

"Apakah rasanya enak?" tanyamu.

Neuvillette tidak menjawab pertanyaanmu. Namun dari caranya mendesah, kau tahu dia menikmatinya. Kau membuka laci meja dan tersenyum ketika melihat pelumas di sana. Kau segera menggunakan pelumas itu dan tanganmu bisa bergerak dengan lebih cepat.

"Pe-lanhh.. pelan!" ucap Neuvillette.

"Nikmati saja," ucapmu.

Kau bisa merasakan bahwa Neuvillette akan mencapai orgasmenya sebentar lagi. Jadi kau semakin mempercepat gerakan tanganmu dan menatap wajahnya dengan cabul.

Laki-laki itu kemudian mengerang ketika mengalami orgasme dan menembakkan sperma yang mengenai wajahmu. Kau hanya dapat menatapnya dengan takjub dan mencoba mencicipi cairan itu.

Neuvillette masih terengah-engah dan kau bangkit untuk mengunci pintu ruangan itu. Setidaknya para pelayan tidak akan tahu apa yang kalian berdua lakukan karena ruangan itu kedap suara.

Kau membalik badanmu dan menatap Neuvillette. Kau berharap bahwa malam ini akan menyenangkan.

preview extended version  :

Kau bersumpah bahwa rasanya vaginamu dirobek oleh penisnya. Bagaimana bisa perempuan-perempuan yang berhubungan dengannya mengatakan bahwa dia tidak berpengalaman? Seseorang tidak membutuhkan pengalaman jika mereka memiliki penis yang sebesar ini!

"Shh.. AH! Hah.. hah.."

"Apakah kau tidak apa-apa?" tanya Neuvillette dengan nada khawatir. Kedua tangannya memegang pinggangmu untuk menopangmu.

Born To Die [Genshin Male Chara x Fem! Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang