trope : Maid! Reader x Nobleman! Diluc
Kau menatap interior yang berada di dalam kastel tersebut. Kau seharusnya tidak heran karena kau sendiri sudah tahu bahwa pemilik kastel itu memiliki bisnis yang sangat sukses. Wine yang ia produksi sudah dikenal oleh seluruh Teyvat.
Sejujurnya bekerja di sini bukanlah bagian dari rencana hidupmu. Namun sejak bisnis orang tuamu bangkrut, kau tahu kau harus bisa menghasilkan uang sendiri. Kau sangat bersyukur karena menerima lamaran pekerjaanmu di sini.
Beberapa pelayan lain sudah bergerak dan kau segera mengambil sapu. Kau membersihkan koridor dan akhirnya tiba di sebuah kamar yang sangat kau ketahui. Kau menelan ludahmu dan mulai mengetuk pintunya dengan pelan.
"Selamat pagi, tuan. Apakah saya sudah bisa membersihkan kamar anda?"
Kau sendiri tidak mengerti kenapa mereka memilihmu untuk membersihkan kamar Diluc. Adelinde adalah orang yang lebih berpengalaman, tapi kau tahu membersihkan kamar itu bukanlah tugas seorang kepala pelayan.
Setelah mendengar persetujuan Diluc, kau segera masuk ke dalam kamarnya. Kau menahan napasmu ketika melihat Diluc yang sedang menggunakan pakaiannya. Otot-ototnya menyembul keluar seolah menggodamu.
Kau segera mengalihkan pandanganmu dan merapikan ranjang Diluc yang terlihat sangat berantakan. Terkadang kau tidak mengerti apa yang Diluc lakukan hingga ranjangnya seperti itu. Apa lagi dia bukanlah laki-laki yang suka bermain wanita.
Aroma tubuhnya menguar keluar dari selimut yang sedang kau lipat. Kepalamu terasa pusing karena aroma itu seolah menyuruhmu untuk tunduk kepada Diluc. Kau membenci karena aroma itu benar-benar dapat membuatmu bertekuk lutut.
"Tolong bantu aku," ucap Diluc.
Kau segera meletakkan alat-alat kebersihanmu dan mulai membantu Diluc untuk mengenakan pakaiannya. Posisi kalian yang sangat berdekatan membuat jantungmu berdebar. Setelah selesai memasangkan dasinya, kau segera menundukkan kepalamu.
Diluc hanya melirikmu sejenak dan pergi dari kamarnya. Kau mengembuskan napasmu dengan lega dan menatap kamarnya yang sudah rapi. Setelah memastikan bahwa kamar itu sudah benar-benar bersih, kau segera pergi dari sana.
Harimu berjalan dengan seperti biasa. Kau memakan makan siangmu sambil menatap kebun anggur yang berada di luar. Walaupun terdengar membosankan, kau sangat menikmati hidupmu di sini.
Saat hari menjelang sore, kau membersihkan dirimu dan memutuskan untuk keluar dari kastel. Kastel itu berada dekat dengan danau, jadi kau sering menghabiskan waktumu untuk melihat matahari terbenam di sana.
"Kau senang berada di sini?"
Kau terkejut ketika mendengar suara yang familiar. Kau membalik badanmu dan bisa melihat seseorang bersurai merah panjang itu. Kau sontak berdiri dan langsung mengucapkan salam kepada tuanmu.
"Tidak perlu repot-repot. Rasanya aneh melihat seseorang yang saat kecil memiliki status sama denganku kini melayaniku seperti ini," sahut Diluc.
Kau membulatkan matamu ketika mendengar itu. Saat kecil kau memang sering pergi ke pesta bangsawan seperti itu, dan kau yakin kau pernah bertemu dengan Diluc beberapa bangsawan lain. Tapi kau tidak menyangka bahwa dia akan mengingatnya.
"A-ah, saya tidak tahu tuan akan mengingat itu," jawabmu terbata-bata.
Diluc tersenyum tipis. "Jangan bilang kau juga melupakan bahwa kita sering bermain bersama? Padahal setiap kau menangis, aku pasti akan selalu datang untuk menghiburmu."
Kau tidak siap dengan kata-kata Diluc yang seperti bom waktu. Kau benar-benar tidak mengingat tentang kenangan itu. Kau menatap mata Diluc dan menyadari jika laki-laki itu menatapmu dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born To Die [Genshin Male Chara x Fem! Reader]
FanficKumpulan one shot [18+] genshin male chara dan fem reader. kebanyakan ooc.