06. seoul park music festival (1)

70 14 2
                                    

Musim panas selalu identik dengan pantai, air, berendam, es batu, minuman perasa, bikini (khusus bagi Heechul), dan kipas angin. Rasanya musim panas tahun ini lebih gila dibanding tahun sebelumnya. Kyuhyun sampai harus memasang pendingin ruangan di toko lauknya agar dia tidak berpikir akan lebih baik kalau menjual makanan ini sembari bertelanjang dada. Bisa dijerat pasal tindakan tidak bermoral.

Lagipula, Kyuhyun sudah malu membayangkannya.

Di siang hari seperti ini, tidak banyak orang akan keluar untuk membeli makan siang. Mereka akan menggunakan ponsel setidaknya agar tidak perlu keluar rumah. Efek sampingnya adalah Kyuhyun yang mesti bergila di tengah terik matahari siang ini. Dia sudah bolak-balik entah yang ke berapa kali mengantarkan pesanan.

Bergantian memang dengan Heechul, tapi pesanan terakhir dan yang terjauh dia yang harus antar. Akibatnya, Kyuhyun sudah terdiam di depan pendingin ruangan sejak setengah jam lalu.

"Kita harus beli mobil."

Selain dapat mengakibatkan dehidrasi, rupanya panas mampu membuat orang delusional sementara. Heechul dan Mi Do yang mendengar ocehan Kyuhyun di depan pendingin ruangan hanya bisa saling pandang.

"Aku serius." Kyuhyun membalikan kepalanya agar bisa melihat reaksi dua manusia itu. "Aku akan beli mobil."

"Kau sudah bicara itu sejak buka toko ini, Kyuhyun."

Kyuhyun masih betah bergeming di sana. "Tidak, aku akan beli mobil. Seoul makin tidak masuk akal. Kenapa cuaca musim panas jadi begini?"

"Efek rumah kaca, usia bumi semakin tua, dan pastinya kepadatan penduduk." Mi Do menimpal dengan setengah tenaga, dia juga kepanasan. "Itu lah kenapa musim panas jadi lebih dahsyat."

Kyuhyun ber-oh saja.

"Kakak! Gantian dong! Aku juga bisa gila di sini, Kakak menghalangi anginnya."

"Maaf." Kyuhyun segera menggeser ke sebelah Mi Do yang nampak lebih sensitif belakangan ini. "Kau sedang menyelesaikan revisimu?"

Mi Do berdeham. Dia sudah pakai celana pendek dan kaus paling tipis yang bisa dia gunakan sekarang. Tapi rasa gerahnya tidak kunjung berkurang.

Kyuhyun mencoba memahami tulisan Adiknya. "Wah, tulisan orang pintar memang sulit dipahami."

Mi Do melirik Kyuhyun dan menutup laptopnya. Kyuhyun menjauh.

"Lebih baik Kakak pikirkan kita mau menjual apa untuk festival musik musim panas minggu depan."

Heechul yang sedang berkipas-kipas di sekitar dapur menyahut. "Pastinya es. Kita harus buat minuman dingin maka akan laris."

"Minuman dingin?"

"Iya, seperti mango juice. Atau minuman khas luar negeri, King Mango Thai. Minuman itu sedang banyak dilirik, Kakak!" Mi Do menjelaskan dengan sangat semangat.

Kyuhyun berpikir keras.

"Kenapa Kakak ragu?"

"Kau sungguh mau jual naengmyeon lagi?" tebak Heechul dengan nada tinggi.

Kyuhyun balik menatap polos. "Kenapa? Ide bagus kan?"

"Tidak!" teriak Mi Do dan Heechul kompak.

"Siapa juga yang mau menguleni mie sampai pagi buta? Tidak!" Mi Do meras menolak.

Heechul mengangguk. "Setuju! Aku tidak mau mengadoni mie dengan kaki sepanjang malam, kau saja yang lakukan!"

"Hei, itu warisan orang tua!"

"Tidak!"

Kyuhyun merengut sebal. Setiap tahun dia memang memiliki ide menjual naengmyeon saat festival musik. Sebenarnya menu yang dijual sangat cocok untuk musim panas, tapi tidak cocok untuk proses pembuataanya. Dari mulai mengadoni mie dengan tangan, berjam-jam menunggu kuah kaldunya jadi, dan belum lagi mempersiapkan es yang banyak untuk tambahan naengmyeon.

Amin Paling Serius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang