16. Mi Do kenapa berbeda?

54 14 0
                                    

Kyuhyun menatap Juhyun sendu. "Apa kau pernah melihat seorang anak membunuh Ibunya sendiri, Juhyun? Iya itu aku. Aku yang membuat Ibu mati. Meninggalkan kami."

Juhyun tertegun. Dia diam di tempat.

"Manusia ini hanya seperti petir yang bersembunyi di saat hujan. Lepas tangan, tidak mau mengakui."

Juhyun menggeleng, berusaha menyingkirkan segala pikiran buruk dari kepalanya. Dia tidak boleh membayangkan lebih jauh apa yang Kyuhyun maksud dari kalimatnya malam itu. Dia masih tidak paham kenapa Kyuhyun menyebut dirinya sudah membunuh Ibu, ketika Juhyun sendiri memandang Kyuhyun begitu mencintai Adiknya teramat dalam. Tidak mungkin sosok sehangat Kyuhyun pernah melakukan kejahatan seperti pembunuhan.

Juhyun memilih untuk merapikan catatan pemasukan bank hari ini sebelum kembali pulang, menyugar rambutnya yang terasa berat karena seharian disanggul. Matanya berusaha fokus pada deretan angka-angka di layar komputer dan buku besar, memastikan tidak ada kesalahan agar dia bisa segera pulang.

"Aku tidak tahu kalau dia sudah akan bebas."

"Dia bebas? Kriminal macam orang ini?"

Juhyun melirik kedua rekan kerjanya yang cukup dibilang baru yang meski tangannya bekerja, mulutnya juga ikut bekerja. Mendengarkan obrolan apa yang mereka bicarakan.

"Kejadiannya 6 tahun lalu 'kan?"

"Iya, dia dapat pemotongan masa tahanan."

"Apa? Bagaimana bisa?"

Ada suara decakan lidah.

"Kalau di dalam penjara sikapmu baik, hakim bisa saja memberikan remisi."

"Ck, aku masih tidak menyangka."

"Kalian membicarakan apa?" tanya Juhyun membuat kedua anak baru itu menoleh terkejut. Tampak segan dan terlihat tidak nyaman. Padahal bagi Juhyun nada bicaranya terbilang santai.

"Em, begini, Senior, maaf."

Juhyun bingung. Kenapa meminta maaf?

"Senior tidak tahu berita terbaru?"

Juhyun mengedikan bahu.

Kedua juniornya itu saling pandang sebelum yang duduk paling dekat dengan Juhyun mulai meringsek, menunjukkan satu foto. Juhyun memperhatikan saksama, merasa tidak kenal orang yang ditunjukan.

"Dia ini kriminal yang besok keluar dari penjara."

"Kriminal apa?"

"Senior tidak tahu? Kasus terkenal 6 tahun lalu. Pembunuhan seorang perempuan tua di dalam rumah di dalam kamar mandi."

Juhyun meringis membayangkannya, menggeleng pelan seolah dia tidak pernah mendengarnya.

"Iya itu kasus lama sih. Mungkin Senior sudah lupa."

Kalau itu terjadi 6 tahun lalu, maka Juhyun sedang dirundung kekalutan karena kematian Suhyun yang juga mendadak baginya. Maka mungkin itu alasan mengapa kasus yang dibicarakan dua juniornya tidak sedikit pun dia ingat.

"Lalu, orang ini bebas?"

"Iya, dia bebas. Dia dapat masa tahanan 8 tahun, tapi karena sikapnya di dalam penjara kooperatif, dia dapat pemotongan masa tahanan."

"Apa? Hukum sekarang begitu?"

"Iya kan! Memang sudah bobrok negara kita."

Juhyun tersenyum saja dan mulai kembali fokus.

"Kira-kira dia berbuat baik apa di penjara sampai diremisi ya?"

"Tidak tahu. Mungkin dia membantu menangkap bandar narkoba."

Amin Paling Serius [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang